Kasus pelecehan seksual yang dialami oleh mahasiswi di Universitas Riau (Unri) sempat menghebohkan dunia pendidikan. Tidak main-main, kasus ini bahkan menyeret Dekan FISIP Unri yang diduga menjadi oknum pelaku sekaligus dosen pembimbing skripsi mahasiswi tersebut.Â
Sebenarnya kasus ini bukanlah hal baru di dunia perkuliahan. Saat berstatus mahasiswa pun, saya sering mendengar desas-desus mahasiswi digoda dosen, mengalami pelecehan seksual atau bahkan mengalami tekanan psikis dari oknum tertentu.Â
Masalah ini ibarat gunung es. Hanya sedikit yang terekspos ke publik. Banyak sekali yang tidak muncul di permukaan. Ada berbagai alasan seperti mendapat ancaman, malu, trauma, takut, hingga merasa hal ini aib yang tidak boleh diketahui orang lain.Â
Bisa kah pelecehan seksual di kampus dicegah?Â
Pertanyaan ini seakan mewakili pikiran banyak orang yang dilema dan berharap kasus ini dapat diminimalisir atau bahkan tidak terjadi lagi. Mayoritas korban pelecahan di kampus adalah mahasiswi yang tidak berdaya serta mengalami masalah akademik.Â
Iming-iming tugas atau skripsi akan dipermudah, dijanjikan mendapat nilai bagus, diancam tidak lulus mata kuliah hingga memberikan jalan keluar terhadap masalah akademik yang dihadapi si mahasiswi adalah sebagian modus yang dilakukan oleh oknum.Â
Saya merasa ada beberapa cara cerdik yang bisa dilakukan oleh mahasiswi agar terhindar dari perilaku pelecehan seksual di kampus.Â
Apa saja itu?Â
1. Jangan Ciptakan Area Privat