Kondisi ini dapat kita terapkan yaitu menciptakan sosok inspirasi agar terhindar dari adu domba di kantor. Ketika kita sudah mendapatkan sosok yang pas, seberapa sering pun kita diadu domba. Kita bisa tetap konsisten pada pendirian.
3. Terapkan FK (Filterisasi dan Konfirmasi)Â
Sebagai manusia dewasa, kita tentu harus bisa melakukan filterisasi terhadap informasi yang diterima begitupun dalam dunia kerja. Saya pun sering geleng-geleng kepala jika ada rekan kerja wanita sudah berkumpul. Aktivitas gosip seakan jadi rutinitas kewajiban jika sudah berkumpul.Â
Menceritakan rekan kerja, teman beda divisi hingga atasan menjadi topik menarik yang dibahas. Disinilah adu domba antar rekan kerja sering tercipta.Â
Hal bijak yang bisa dilakukan adalah melakukan filterisasi sumber informasi. Kita pasti sudah mengenal karakter rekan kerja di kantor. Hal pertama dari siapakah sumber informasi pertama berasal, bagaimana track record si sumber informasi?Â
Seandainya si sumber informasi dikenal sebagai biang gosip dan sumber masalah. Sebaiknya jangan langsung dipercaya. Andai informasi berasal dari sosok yang terpercaya, langkah selanjutnya kita melakukan konfirmasi dari pihak yang dibahas.Â
Misalkan ada informasi bahwa rekan dari divisi lain membicarakan saya yang sering pulang on-time. Saya akan lakukan konfirmasi terkait kebenaran informasi ini.
Jika benar saya bisa menjelaskan alasan saya pulang on-time seperti jarak rumah yang jauh, jadwal KRL yang terbatas hingga ada kerjaan lain yang harus dilakukan setelah pulang kerja. Cara ini tentu akan membuat pihak lain mengerti dan menjaga hubungan antar rekan kerja.Â
4. Jangan Bentuk Kubu Kerja
Seringkali saya melihat rekan kerja di kantor menciptakan kubu sendiri yaitu membuat kelompok dimana anggotanya adalah orang yang dianggap 1 frekuensi baik dari hobi, pekerjaan, sifat, dan sebagainya.Â
Hal yang patut diantisipasi adanya kubu ini berisiko menimbulkan konflik dengan kubu lain. Apalagi dalam kubu kerja tersebut memiliki beragam sifat dan karakter.Â