Ironisnya politik adu domba ini justru diciptakan oleh orang di sekitar kita. Biasanya si oknum akan membuat perbandingan dimana terkesan salah satu pihak berada pada posisi tidak setara.Â
Dampak yang bisa terjadi umumnya akan tercipta konflik internal, suasana kerja menjadi tidak nyaman, membuat kubu diantara rekan kerja hingga upaya menuntut persamaan hak pada atasan atau manajemen.Â
Saya percaya bahwa tiap orang memiliki peruntungan dan rezeki masing-masing. Ada yang berada di atas atau justru di bawah kita. Ketika kita sadar bahwa kita seakan menjadi obyek adu domba oleh oknum tertentu di lingkungan kerja. Kita perlu melakukan upaya pencegahan dengan melakukan hal-hal seperti ini.Â
1. Jadi Silent Listener
Saya pernah mendapatkan nasihat bijak dari seorang senior di kantor. Saya dan orang-orang memanggilnya Emak, karena dari sisi usia dan lama bekerja dianggap paling senior.Â
Emak pernah cerita jika sempat ada yang membandingkan gaji dirinya dengan rekan kerja junior yang lain. Bahkan ada yang memanas-manasi agar minta kenaikan juga.Â
Tanggapan emak justru membuat saya salut. Ia justru menjadi silent listener atau pendengar pasif. Berusaha menghargai si pemberi informasi, si emak seakan antusias segala info yang disampaikan.Â
Namun si emak tidak langsung mengiyakan hasutan rekan untuk meminta kenaikan gaji. Baginya rejeki tiap orang tidak bisa diukur hanya dari sisi materi.Â
Mungkin si junior mendapatkan gaji lebih besar namun tuntutan kerja ikut meningkat dan bikin otak stres karena tekanan kerja. Emak dengan gaji lebih kecil justru bisa lebih bahagia karena tidak ada tekanan kerja berlebih dan bisa pulang kerja on time.Â
Jika ada yang hendak mengadu dombamu dengan teman kerja. Cukup dengarkan saja karena kita manusia bukan domba