Tentu saya paham sebelum melakukan roasting biasanya akan meminta persetujuan pihak obyek terkait materi yang dibawa. Tetap saja materi yang dibawakan membuat saya terpukau karena berani mengkritik secara frontal.Â
Contoh saat me-roasting Anies Baswedan. Ia melemparkan candaan terkait Formula E. Bahkan diakhir roasting, Kiki dengan ciri khasnya berani mengatakan tidak ingin menyelesaikan materi roasting. Ketika ditanya kenapa, ia berkelakar sama seperti program Pak Anies banyak yang tidak selesai.Â
Komedi Wanita yang Tengah Naik Daun
Salah satu alasan mengapa saya berani menyematkan label Ratu Roasting untuk Kiki Saputri karena ditengah dominasi komedian pria. Kiki hadir dengan karakter dan pembawaan komedi yang berbeda.Â
Kiki mewakili komedi milenial yang ingin kritis namun dengan cara halus dan menghibur. Keberuntungan lainnya Kiki hadir di tengah era demokrasi.Â
Seandainya ia tampil di era Orde Baru. Entahlah bagaimana nasibnya jika ia berani mengkritisi pejabat atau kebijakan tertentu dari pemerintah.Â
Munculnya Kiki seakan penanda telah terjadi regenerasi komedian wanita lawas seperti Nunung, Mpok Atik, Mpok Nori, Ulfa Dwiyanti ataupun Omaswati.Â
Tidak dipungkiri acara Stand Up Comedy berperan penting terhadap karir Kiki di Indonesia. Karakter lucu Kiki pun membuat banyak produser acara menjadikan dirinya sebagai bagian dari suatu program seperti Lapor Pak!; Imperfect The Series; Sahur Seger; Pesbuker New Normal dan lainnya.Â
Wajarlah jika Kiki banyak wara-wiri di stasiun TV nasional. Namun tetap masyarakat lebih mengenal sosok Kiki sebagai Ratu Roasting Indonesia. Apakah Sobat Kompasiana setuju?Â
Semoga Bermanfaat