Ketika menulis artikel karir dan Worklife bahkan pernah ditulis kurang dari 30 menit dengan standar minimal 1.000 kata di artikel dan menjadi Headline. Suatu kebanggaan tersendiri ketika ada tulisan yang mendapatkan sematan Headline.Â
Ini terbalik ketika saya menulis di Kategori Lemah. Butuh berjam-jam atau bahkan berhari-hari (mode simpan di draft) untuk menyelesaikan 1 artikel. Tidak heran di draft akunku ada banyak tulisan yang belum selesai.Â
Kategori Video menjadi tantangan tersendiri bagi saya karena belum ada artikel yang berhasil saya buat.Â
Butuh curahan pikiran dan waktu untuk mewujudkan misi menjajal semua Kategori Utama dan Sub Kategori. Bahkan harapan bisa ada minimal 1 artikel HL di tiap Sub Kategori terasa memeras otak untuk mencari ide. Saya sadar bahwa saya kurang menguasai kategori Olahraga, Politik, Fiksiana dan Video.
Halo Lokal dan Fiksiana menjadi yang terberat. Sub Kategori Halo Lokal yang terdiri dari beberapa Kota seperti Bandung, Joglosemar, Makassar, Medan, Palembang dan Surabaya membuat saya berpikir keras menulis artikel di Sub Topik. Ada beberapa kota yang memang belum pernah saya kunjungi seperti Medan dan Palembang.Â
Fiksiana pun sepertinya akan susah untuk tembus HL. Meski sempat menulis Puisi dan Cerpen nyatanya belum mampu memuaskan admin Kompasiana agar bisa lolos HL. Saya akui kemampuan sastra saya masih lemah sehingga harus puas dengan label Pilihan.Â
Seiring waktu, saya merasa ada hal yang kurang terwadahi dalam Kategori Utama dan Sub Kategori di Kompasiana. Seakan ada hal yang seharusnya bisa dipertimbangkan untuk bisa dimasukan dalam kolom Kategori.Â
Apa saja itu?Â
1. Pantun
Ada keseruan tersendiri ketika membuat artikel pantun. Saya bahkan mencoba menuliskan pantun secara konsisten di Senin Pagi melalui SANTUN (Senin Berpantun).Â