Kompasiana seakan menjadi rumah yang nyaman bagi penulis pemula seperti saya. Mulai jumlah view yang bisa terlihat jelas, ada penilaian, komentar, interaksi antar sesama penulis hingga adanya rewards tertentu.Â
Nyatanya rumah bersama ini sempat digusarkan dengan munculnya situs berita lain yang "menyomot" tulisan di Kompasiana tanpa seijin penulis.Â
Saya teringat ucapan dosen, mengutip ide atau gagasan tanpa mencantumkan sumber adalah tindakan plagiat namun menjadikan tulisan orang lain tanpa seijin penulis demi keuntungan komersial adalah kejahatan literasi.Â
Beberapa bulan lalu banyak penulis Kompasiana yang mengajukan protes karena tulisannya dimuat di beberapa situs salah satunya SiapGrak!. Saya pun menyadari bahwa banyak tulisan saya yang dimuat ulang di situs tersebut.Â
Hal pembeda jika di Kompasiana, tulisan kita masih bisa dihargai dengan rewards namun berbeda dengan situs tersebut. Tidak ada satupun apreasiasi dari situs SiapGrak! maupun situs lainnya.Â
Hari ini saya pun menemukan tulisan saya di Kompasiana muncul di situs SiapGrak!Â
Nyaris tidak ada pembeda. Judul sama persis, waktu dan jam tayang oun bisa sama. Pembeda hanya dari sisi foto ilustrasi gambar. Â
Ilustrasi foto pada situs SiapGrak! adalah hasil unggahan saya di awal tulisan dari situs online Jawa Pos. Namun ketika menjadi Headline di Kompasiana, admin mengubah dengan ilustrasi foto dari Shutterstock via Kompas.com.Â
Tulisan yang saya buat belum genap 1 minggu sudah bertengger di situs lain.
Hal mirip adalah ketika dahulu banyak penulis Kompasiana yang menyampaikan keluhan dan keberatan jika tulisan dimuat di situs lain tanpa ijin penulis. Kini seakan muncul lagi di situs yang sama.Â
Saya sempat iseng membuka situs SiapGrak! beberapa bulan lalu dan muncul halaman tidak ditemukan. Mungkin ada banyak keluhan membuat situs berita itu bermasalah atau mendapatkan report.Â
Kini seakan situs yang sama kembali muncul dengan aksi serupa.
Personal, saya tidak masalah jika ingin menguntip atau menyandur keseluruhan tulisan namun alangkah baiknya meminta ijin terlebih dahulu.Â
Ini hal sederhana yang selalu diajarkan orang tua atau guru di sekolah dimana ketika ingin mengambil barang orang lain harus meminta ijin. Jika langsung mengambil tanpa ijin tentu dianggap pencuri.Â
Kemajuan teknologi seakan membuat orang berusaha mendapatkan segala sesuatu dengan mudah dan cepat. Salah satunya meningkatkan pembaca situs dengan men-copy dari situs lain seakan penulis tersebut memang menulis di situs tersebut.Â
Sayang seribu sayang, cuan di dapat dengan cara tidak bijak. Tidak menghargai keringat, tenaga dan waktu si penulis karena memang niat mereka menjadi "pencuri literasi".
Kompasiana sebagai blog terbesar di Asia Tenggara harus segera memperbaiki diri. Ini adalah kejahatan literasi yang kerapkali terjadi. Jika masih terjadi hal ini berulang kali. Ya penulis mungkin akan muak dan perlahan berpamitan diri.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H