Tidak jarang banyak dari kita yang berebut duduk di samping sopir. Alasannya biar bisa dekat AC mobil, bisa lihat pemandangan jalan atau sekitar dengan jelas, posisi yang ada banyak ruang gerak, bisa mengatur channel radio serta audio video di mobil.
Tidak heran posisi ini banyak dikuasai oleh anak kecil hingga remaja. Bagi saya orang yang duduk di samping sopir haruslah yang memahami jalan, atraktif, bisa mencairkan suasana dan tidak mudah mengantuk.Â
Saya merasakan sendiri menyetir mobil khususnya jarak jauh apalagi kondisi macet dan cuaca tidak baik sangat menguras tenaga dan emosi. Ketika kondisi badan lelah ditambah udara AC mobil yang menyegarkan tentu rasa kantuk semakin tinggi.Â
Ini semakin di perparah ketika orang di samping adalah tipe pendiam bahkan mudah ngantuk. Alhasil menyetir ditemani penumpang sudah tidur terlelap semua semakin menyiksa. Ingin rasanya ikut tidur namun harus tetap jalan atau beresiko terjadi kecelakaan.Â
Dulu saat traveling ke Pulau Belitung bersama 2 teman. Kami akhirnya menyewa mobil dan saya yang harus menyetir karena 2 teman saya ini tidak bisa menyetir mobil.Â
Namun karena teman-teman saya ini atraktif dan memberikan keceriaan. Menyetir mobil selama 3 hari 2 malam berwisata tidak membuat saya mengantuk atau lelah berlebihan.Â
Jangan Batasi Kesukaan Driver
"Duh, lagu apaan sih ini. Ganti ya!"
"Jangan ribut dong. Aku mau tidur nih!"
Saya sangat kesal jika ada penumpang yang berkomentar hal ini. Apalagi mereka tidak pernah berada di posisi sopir.Â
Sopir tentu akan menyiasati dirinya agar tetap fokus dalam menyetir serta menghilangkan rasa kantuk seperti menyetel lagu kesukaan, menyanyi saat menyetir atau mengobrol dengan seseorang.Â
Rasa egois kita untuk membatasi hal yang dilakukan driver tentu selain merubah mood sopir tentu berpotensi si sopir mulai merasa lelah dan mengantuk.Â