Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Konter Pulsa, Bisnis yang Kini di Persimpangan Jalan

25 Oktober 2021   12:56 Diperbarui: 26 Oktober 2021   01:56 8148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan terakhir isi pulsa ke konter pulsa? 

Pertanyaan ini saya sampaikan ke beberapa kenalan dan teman. Jawaban cukup mengejutkan. Ada yang merespon terakhir beli pulsa langsung di konter tahun 2015, ada yang 2018 dan paling terbaru sekitar November tahun lalu. 

Saya pun menanyakan pada diri sendiri dan mengingat kapan terakhir beli pulsa langsung di konter. Seingat saya 2 tahun lalu saat masih tinggal di Pasuruan, Jawa Timur. 

Sebuah ironi dimana gadget khususnya telepon genggam mengalami peningkatan penjualan tiap tahun dengan banyak muncul brand-brand baru namun tidak sebanding dengan pembeli pulsa di konter. 

Saya pernah mengulas pekerjaan yang akan sirna dikemudian hari dan memasukan konter pulsa sebagai salah satunya. 

Persiapkan Diri 15 Tahun ke Depan, Pekerjaan Ini Akan Hilang dan Tak Diminati Lagi

Padahal keuntungan penjualan pulsa tidaklah sebesar yang dibayangkan. Teman saya yang pernah usaha jualan pulsa pernah mengeluh butuh perjuangan ekstra agar usaha konter bisa tetap eksis. 

Kondisi Konter Pulsa Yang Tutup. Sumber Tribun Batam
Kondisi Konter Pulsa Yang Tutup. Sumber Tribun Batam

Ada beberapa hal yang membuat usaha konter pulsa seakan ada di persimpangan jalan. 

# Kalah Saing dengan Isi Pulsa Digital

Ketika bertanya alasan mengapa rekan-rekan saya sudah jarang atau tidak pernah lagi isi pulsa ke konter karena dianggap tidak efisiensi dan kalah saing dengan isi pulsa digital. 

Tidak efisiensi karena butuh waktu dan perjuangan untuk pergi ke konter. Tidak jarang jarak lokasi kita ke konter terdekat ratusan meter hingga berkilometer. 

Apalagi jika kita membutuhkan pulsa saat siang hari. Berjalan kaki tentu mengeluarkan banyak tenaga dan keringat. Mengendarai kendaraan juga menghabiskan bahan bakar. 

Tidak hanya itu saat di konter pun bisa jadi ada biaya parkir dan banyak bertemu penjual makanan dan minuman. Semula rencana hanya ingin membeli pulsa di konter bisa jadi biaya justru membengkak karena tergoda beli cemilan dan minuman saat di konter. 

Inilah alasan mengapa banyak pengguna gadget beralih membeli di e-commerce, m-banking atau transaksi digital lainnya. Hanya butuh waktu kurang 1 menit, transaksi pembelian pun sudah selesai terproses. 

Beli Pulsa Melalui Transaksi Digital. Sumber Detik.com
Beli Pulsa Melalui Transaksi Digital. Sumber Detik.com

Selain itu tidak jarang e-commerce memberikan cashback saat pembelian pulsa. Dari sisi harga pun justru banyak e-commerce yang memberikan harga lebih murah dibandingkan di konter pulsa. 

Contoh Promosi Iklan Dari Salah Satu Penyedia Transaksi Digital. Sumber Situs Dana
Contoh Promosi Iklan Dari Salah Satu Penyedia Transaksi Digital. Sumber Situs Dana

Contoh saat saya beli pulsa 100 ribu di konter. Saya harus membayar Rp 102.000. Bandingkan saat saya membeli pulsa dengan nominal tersebut di e-commerce atau m-banking, saya hanya perlu membayar 100 ribu atau bahkan ada yang di bawah 100 ribu. 

Semakin terlihat bahwa justru membeli pulsa di konter secara langsung menjadi terkesan tidak efisien dari sisi waktu, tenaga dan biaya. Masalah inilah yang mulai membuat bisnis konter kian lesu. 

2. Pungutan Liar Tidak Terkendali

Risiko memiliki usaha di lapak pinggir jalan umum akan banyak preman atau ormas yang meminta pungutan liar atas demi keamanan dan kelancaran usaha. 

Pungutan mulai nominal ribuan rupiah hingga puluhan ribu tentu memberatkan si pemilik usaha. Namun jika tidak diberikan, tidak jarang ancaman hingga perusakan tempat usaha harus siap ditanggung oleh si pemilik konter. 

Saya pernah melihat sendiri ketika si pemilik konter dengan berat hati memberikan lembaran uang kepada preman yang datang ke tempat usahanya. 

Padahal si pemilik konter pun harus memeras otak untuk mengumpulkan uang membayar sewa lapak, gaji karyawan, operasional usaha, dan sebagainya. Adanya pungutan liar ikut membebani keuangan usaha ini. 

3. Bayang-Bayang Utang Pembeli

Hiroshima hancur karena Bom, usaha hancur karena Bon.

Ini adalah gambaran kecil lika-liku sebuah usaha dimana banyak pemilik usaha dipusingkan dengan bon atau utang dari pembeli. 

Dulu semasa SMA dan kuliah, banyak teman yang berbisnis jualan pulsa keliling. Mengandalkan teman yang kepepet pulsa sebagai konsumennya. Namun satu per satu usaha teman saya ini tumbang karena terlalu banyak pembeli justru berutang dan lupa dengan utangnya. 

Hubungan persahabatan terganggu dan bisnis pun gulung tikar karena tidak ada lagi modal usaha karena terlalu banyak dibebani hutang konsumen. 

Kondisi ini juga dialami oleh pelaku usaha konter pulsa. Ada saja alasan konsumen untuk berutang seperti lupa bawa uang, tidak ada uang kecil, berutang karena status pertemanan dan sebagainya. 

Untung jualan pulsa sebenarnya anggap seribu rupiah per pengisian. Namun utang konsumen bisa melebihi itu. Apalagi jika jumlah nominal saldo hingga puluhan dan ratusan ribu. Bisa jadi keuntungan hari itu masih belum bisa menutupi saldo utang si konsumen. 

Modal Konter Pulsa Tidak Sedikit

Demi menarik daya beli konsumen serta menambah keuntungan usaha, banyak pemilik konter pulsa mensiasati dengan menjual aksesoris handphone, jual beli handphone bekas, kartu perdana, transaksi digital, dan sebagainya. 

Konter Pulsa Dengan Beberapa Lini Usaha Sampingan. Sumber Cendana News
Konter Pulsa Dengan Beberapa Lini Usaha Sampingan. Sumber Cendana News

Ironisnya untuk menambah lini usaha ini membutuhkan dana yang besar. Mengingat konter pulsa bukanlah usaha skala besar, tidak banyak supplier barang yang menerapkan sistem konsinyasi atau menitipkan barang jualan. 

Mau tidak mau si pemilik konter harus mengeluarkan budget khusus untuk membeli kebutuhan atau tambahan usaha tersebut. 

Permasalahan muncul ketika perkembangan gadget sangat cepat dan selalu update. Tidak jarang aksesoris gadget seperti screen guard (pelindung layar), dompet handphone, kabel charger, softcase handphone, hardcase handphone, dan sebagainya justru tidak laku terjual karena perkembangan gadget yang cepat. 

Munculnya berbagai brand dan tipe gadget di pasaran pun menjadi dilema karena pemilik konter tidak bisa menerka aksesoris mana yang akan dicari oleh konsumen. 

Tidak jarang mereka pun membuat stok aksesoris dari berbagai merk dan tipe gadget yang berpotensi munculnya kerugian dari aksesoris yang tidak bisa dijual. 

Contoh si pemilik konter menjual hardcase dan pelindung layar untuk iPhone 8 namun ternyata saat ini sudah muncul iPhone 9 series, iPhone X series, iPhone 11 series hingga iPhone 12 series. Alhasil ukuran handphone yang semakin besar dan berbeda membuat aksesoris yang sudah terbeli menjadi susah dijual. 

Ketika terlalu banyak membeli aksesoris handphone yang tidak laku tentu membuat perputaran uang menjadi tidak bagus. Alhasil tidak jarang konter pulsa menjual obral aksesoris yang sudah jarang pembeli dengan harapan mengurangi kerugian finansial. 

***

Usaha Konter Pulsa Yang Sepi. Sumber HiNyong.com
Usaha Konter Pulsa Yang Sepi. Sumber HiNyong.com

Bisnis konter pulsa memang sempat mengalami masa kejayaan dimana konsumen berbondong-bondong membeli pulsa, paket internet, kartu perdana hingga aksesoris ke konter pulsa terdekat. 

Namun seiring perkembangan teknologi dan zaman, pembeli pulsa yang langsung ke konter mengalami penurunan. Ini karena mulai tersedianya berbagai alternatif selain harus membeli di konter. 

E-commerce, m-banking dan transaksi digital menjadi faktor utama beralihnya minat konsumen dari konvensional ke transaksi digital. Tidak heran jika kini para pelaku usaha konter pulsa pusing dan merasa usahanya ada di persimpangan jalan. Memilih tetap lanjut dengan kondisi pasar seperti ini atau memilih menutup usaha dan beralih ke usaha lain. 

Semoga ada terobosan lain yang dilakukan oleh pemilik konter agar usaha ini bisa tetap. Eksis hingga jangka waktu panjang. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun