Risiko memiliki usaha di lapak pinggir jalan umum akan banyak preman atau ormas yang meminta pungutan liar atas demi keamanan dan kelancaran usaha.Â
Pungutan mulai nominal ribuan rupiah hingga puluhan ribu tentu memberatkan si pemilik usaha. Namun jika tidak diberikan, tidak jarang ancaman hingga perusakan tempat usaha harus siap ditanggung oleh si pemilik konter.Â
Saya pernah melihat sendiri ketika si pemilik konter dengan berat hati memberikan lembaran uang kepada preman yang datang ke tempat usahanya.Â
Padahal si pemilik konter pun harus memeras otak untuk mengumpulkan uang membayar sewa lapak, gaji karyawan, operasional usaha, dan sebagainya. Adanya pungutan liar ikut membebani keuangan usaha ini.Â
3. Bayang-Bayang Utang Pembeli
Hiroshima hancur karena Bom, usaha hancur karena Bon.
Ini adalah gambaran kecil lika-liku sebuah usaha dimana banyak pemilik usaha dipusingkan dengan bon atau utang dari pembeli.Â
Dulu semasa SMA dan kuliah, banyak teman yang berbisnis jualan pulsa keliling. Mengandalkan teman yang kepepet pulsa sebagai konsumennya. Namun satu per satu usaha teman saya ini tumbang karena terlalu banyak pembeli justru berutang dan lupa dengan utangnya.Â
Hubungan persahabatan terganggu dan bisnis pun gulung tikar karena tidak ada lagi modal usaha karena terlalu banyak dibebani hutang konsumen.Â
Kondisi ini juga dialami oleh pelaku usaha konter pulsa. Ada saja alasan konsumen untuk berutang seperti lupa bawa uang, tidak ada uang kecil, berutang karena status pertemanan dan sebagainya.Â
Untung jualan pulsa sebenarnya anggap seribu rupiah per pengisian. Namun utang konsumen bisa melebihi itu. Apalagi jika jumlah nominal saldo hingga puluhan dan ratusan ribu. Bisa jadi keuntungan hari itu masih belum bisa menutupi saldo utang si konsumen.Â
Modal Konter Pulsa Tidak Sedikit