Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Salahkah Jika Balikan dengan Mantan?

6 Oktober 2021   18:45 Diperbarui: 6 Oktober 2021   18:59 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasangan yang Tengah Bertengkar | Sumber Situs HerStory

Kisah cinta memang tidak selamanya berjalan mulus. Layaknya jalan kadang akan menemukan jalan yang berlubang, berliku-liku, naikan dan turunan tajam hingga jalan yang putus karena longsor atau bencana alam. 

Begitupun hubungan asmara, ada juga yang mulus berakhir pada jenjang pernikahan, ada yang stagnan, ada yang harus rela kandas atau kini tengah galau ingin balikan dengan si mantan. 

Ada pertanyaan sederhana dalam diri, apakah salah jika ingin balikan dengan mantan? 

Mencoba mengulang kembali hubungan dan rasa yang sempat terkikis atau hilang dengan harapan hubungan kembali terjalin mesra seperti sediakala. Apalagi si mantan adalah sosok yang tidak terlupakan dan masih ada rasa cinta di hati. 

Namun tidak jarang rencana balikan dengan mantan justru mendapat pertentangan dari sahabat, keluarga atau bahkan pikiran diri sendiri. 

Kondisi seperti ini tentu tidak enak dan mengganjal di hati. Ibarat pikiran kita ada di persimpangan jalan. Apakah mengambil rute kiri untuk balikan dengan mantan atau mengambil rute kanan untuk mencoba melupakan dan mencari kekasih lain. 

Apakah ada pertimbangan khusus untuk balikan dengan mantan? 

Saya sempat melakukan beberapa riset sederhana kepada teman atau kerabat tentang bisakah kita balikan dengan mantan? 

Ada banyak jawaban yang menarik dan bisa dijadikan pertimbangan khusus. Saya mencoba menuliskan dengan membuat skor peluang keputusan. 

# Kondisi Putus Karena LDR

Tidak jarang hubungan cinta putus karena masalah Long Distance Relationship (LDR) atau hubungan jarak jauh. Ada yang beda kota, beda provinsi, beda negara atau bahkan beda benua. 

Bagi saya selagi belum beda dunia, peluang balikan masih dimungkinkan terjadi. 

Ini terjadi dengan teman saya yang sempat putus karena hubungan mereka beda negara. Si cewek di Indonesia dan si cowok tinggal di Amerika Serikat. 

Sempat timbul ketidakpercayaan karena hubungan jarak jauh. Bahkan untuk ketemu pun belum tentu setahun sekali. 

Sempat putus namun ternyata mereka bisa balikan kembali dan kini sudah menikah serta memiliki anak. 

Hal yang menarik adalah peluang balikan dengan si mantan yang sempat putus dengan alasan LDR-an memiliki peluang besar terjadi. Ini semakin kuat jika ada salah satu pihak membuktikan cintanya dengan rela berkorban memilih tinggal di daerah si pasangan. 

Memang masalah kepercayaan harus bisa ditingkatkan kembali. Namun teman saya mengatakan seiring bertambahnya usia, cara pandang, menahan ego serta ingin berkomitmen semakin kuat. 

Modal hanya pengorbanan dan pembuktian saja. Kita bisa melihat kisah cinta artis Titi Kamal dam Christian Sugiono yang sempat mengalami kisah LDR-an. 

Kini mereka bisa bersama karena Christian Sugiono memilih balik ke Indonesia dan mengejar karir di negara yang sama dengan Titi Kamal. 

Bagi saya peluang untuk balikan bisa dipertimbangan untuk kasus ini. Potensi skor balik versi saya sekitar 60-90 persen. 

# Kondisi Putus Karena Beda Agama

Tuhan memang satu, kita yang tak sama. Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

Sepenggal lirik lagu Peri Cintaku yang dinyanyikan Marcel Siahaan memang menggambarkan realita banyak cinta yang kandas karena perbedaan agama. 

Ilustrasi Cinta Beda Agama | Sumber: Beautynesia
Ilustrasi Cinta Beda Agama | Sumber: Beautynesia

Pasangan kekasih pasti berharap bisa menjalin hubungan hingga membangun rumah tangga dengan keimanan yang sama. Sejatinya diluar sana terhalang agama masih menjadi momok bagi sebagian pasangan. 

Namun memang dilematis dimana kita tinggal di masyarakat yang kuat dalam agama. Ketika salah satu pihak tidak mau berkorban maka butuh toleransi dan saling menguatkan. 

Potensi balikan jika mantan berbeda agama masih memungkinkan meskipun banyak kendala khususnya ketika ingin melanjutkan ke proses pernikahan. 

Berkaca pada banyak orang di sekitar sata serta publik figur yang bisa membuktikan bahwa perbedaan agama bukanlah halangan terhadap cinta mereka bisa menjadi inspirasi. 

Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen bisa menjadi kisah inspirasi dimana sempat putus namun ketika Nia berstatus janda karena suami meninggal. Mereka mencoba merajut kembali cinta lama dan kini bisa menikah meski berbeda agama. 

Sampai sekarang hubungan harmonis seakan perbedaan agama bukan lagi halangan cinta mereka.

Bagi saya jika ada salah satu pasangan yang berkorban mengikuti keyakinan pasangan maka peluang balikan akan semakin besar.

Jikalau masih ingin berpegang pada keyakinan masing-masing. Selagi mereka saling toleransi dan sudah membahas masalah ini secara personal. Peluang balikan pun bukan pilihan yang buruk. 

Versi saya skor balikan jika alasan putus karena beda agama sekitar 50-75 persen. 

Masih tergolong tinggi karena semua agama baik, pasangan sudah saling menerima dan sudah dibahas secara personal. 

# Putus Karena Restu Orang Tua

Urusan cinta kadang tidak bisa lepas dari restu orang tua. Kadang orang tua memiliki penilaian tersendiri terhadap pasangan kita.

Ilustrasi Pasangan Ditolak Orang Tua | Sumber Situs Guebanget.com
Ilustrasi Pasangan Ditolak Orang Tua | Sumber Situs Guebanget.com

Hal tragis ketika orang tua tidak merestui pasangan kita dengan berbagai pertimbangan seperti agama, status sosial, ekonomi, pendidikan, karakter atau hal lainnya.

Seorang kenalan saya sempat cerita sempat putus dengan pasangan karena orang tua si pasangan tidak memberikan restu. Alasan cukup klasik dimana si cowok belum memiliki pekerjaan yang dianggap layak.

Alhasil dirinya berusaha membuktikan bahwa dirinya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan akhirnya membuktikan kepada orang tua pasangan. 

Mereka pun akhirnya bisa mendapatkan restu dan bisa kembali menjalin hubungan.

Namun tidak dipungkiri orang tua juga menggunakan insting sebagai orang dewasa. Kadang insting orang tua juga tidak salah sepenuhnya. 

Pernah ada kisah dimana orang tua mengganggap bahwa pasangan anaknya memiliki karakter yang tidak baik. Restu pun tidak diberikan sehingga anaknya putus dengan si pacar.

Ternyata si anak beruntung bahwa insting orang tua dirasa tepat. Pacarnya ternyata memiliki karakter suka mabuk, main perempuan dan bahkan menghamili wanita lain.

Peluang baikan dengan kasus ini masih besar namun dengan berbagai pertimbangan. Jika restu terhalang karena urusan agama, ekonomi dan latar sosial maka ini masih bisa dibuktikan oleh si pasangan.

Namun jika restu terhalang karena karakter pasangan alangkah baiknya perlu dijadikan pertimbangan. Ini karena anak muda kerapkali mengabaikan urusan ini karena terbuai cinta. 

Ketika hubungan yang berujung pernikahan bisa jadi justru berujung penyesalan karena karakter sangat susah diubah.

Bagi saya, poin skor untuk balikan karena sempat terhalang restu orang tua sekitar 40-65 persen. Peluang semakin besar jika si pasangan bisa meyakinkan orang tua pacar terkait pertimbangan restu yang tidak kunjung diberikan.

# Putus Karena Karakter Pasangan

Jika sebelumnya penilaian karakter dilakukan oleh orang tua, untuk kasus ini penilaian karakter justru diberikan langsung oleh kita terhadap pasangan.

Ilustrasi Pasangan yang Tengah Bertengkar | Sumber Situs HerStory
Ilustrasi Pasangan yang Tengah Bertengkar | Sumber Situs HerStory

Misalkan pasangan bersifat tempramen, suka melakukan kekerasan fisik meski urusan sepele, terlalu posesif yang berujung pada overprotektif, suka menghalangi kita untuk berkembang dan sebagainya.

Saran saya pertimbangan dengan masak jika ingin balikan. Ini karena ketika kita sudah sadar ada karakter pasangan yang buruk dan akan membawa masalah pada kehidupan kita kedepannya. 

Sebaiknya opsi balikan dipikirkan kembali. Seperti yang saya sampaikan, karakter sangat susah dirubah. Ketika pasangan meminta balikan dengan janji akan berubah, butuh usaha dan keajaiban besar.

Saya anggap menjalin hubungan dengan pasangan yang menjadi toxic dalam hidup sangatlah tidak baik bagi kesehatan mental jangka panjang. 

Bisa jadi ketika kita berusaha menerima karakter pasangan dan telah berstatus menikah. Kekhawatiran penyesalan dan tekanan bathin akan sangat terasa.

Skor balikan untuk kasus ini sekitar 40-55 persen. Semakin kecil jika karakter ini ibarat toxic yang membuat kita tidak nyaman jika bersama dengan pasangan.

# Putus Karena Perselingkuhan

Saya tertarik dengan pernyataan rekan kerja saya yang mengatakan,

Perselingkuhan adalah kejahatan keji dalam suatu hubungan percintaan

Ketika pasangan berselingkuh artinya dirinya masih mencari sosok lain yang tidak didapatkan pada pasangannya. 

Ilustrasi Hubungan Perselingkuhan | Sumber SehatQ
Ilustrasi Hubungan Perselingkuhan | Sumber SehatQ

Jika perselingkuhan terjadi berulang kali maka tandanya sudah tertanam bibit buaya darat pada diri pasangan yang merasa tidak puas jika menjalin komitmen pada 1 orang.

Teman saya bahkan secara tegas menolak balikan jika putus karena masalah perselingkuhan. Ketika masih berstatus pacaran saja sudah berani selingkuh, maka ketika menikah pun peluang terjadinya perselingkuhan tetap ada.

Bahkan akan sangat menyakitkan jika perselingkuhan terjadi ketika sudah berumah tangga. Pasangan bisa ditinggalkan begitu saja karena lebih memilih selingkuhannya yang dianggap lebih nyaman atau lebih baik dari si pasangan.

Skor balikan untuk kasus ini 30-50 persen. Selingkuh menandakan bahwa pasangan tidak menghargai komitmen dan perasaan pasangannya. 

Berusaha balikan dengan mantan yang suka selingkuh maka harus meyiapkan hati besar untuk dikecewakan kembali.

***

Balikan dengan mantan bukanlah sebuah kejahatan. Artinya peluang untuk balikan masih bisa terjadi.

Penilaian skor yang saya tulis hanyalah hasil saya berdiskusi dengan orang-orang terdekat yang mengalami putus nyambung dengan mantan ataupun pandangan mereka jika diajak balikan oleh mantan. 

Setiap orang memiliki penilaian masing-masing sehingga segala keputusan tetap dimiliki oleh tiap individu. Tulisan saya bisa jadi pertimbangan seandainya ada Sobat Kompasiana yang bingung dan tengah berada di persimpangan antara balikan atau membuka hati untuk orang lain. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun