"Terus si anak nurut?" Tanya saya penasaran
"Yaudah, ayah aja yang jelasin ke kakak. Kenapa Jerapah masuk hewan buas?" Ujar rekan saya menirukan celetuk si anak seketika
Sang ayah yang semula ingin menenangkan akhirnya memilih masuk kembali ke kamar karena pusing cara menjawab pertanyaan si anak.Â
Saya tertawa terpingkal-pingkal karena orangtua justru bingung menghadapi rasa ingin tahu dan kekritisan anak.Â
Momen ini sangat sering terjadi di sekitar saya dimana si anak mengajukan pertanyaan tak terduga seperti:
- Kenapa mobil bisa jalan?Â
- Kenapa ban bentuknya bulat?Â
- Dari mana si anak dilahirkan?Â
- Kenapa si anak tercipta? Dan pertanyaan lainnya
Saya teringat dulu sempat menanyakan sesuatu yang membuat guru agama saya gelagapan mencari jawaban.Â
Pertanyaan simpel, Jika manusia diciptakan oleh Tuhan lalu siapa yang menciptakan Tuhan?Â
Saya ingat respon guru saya yang tampak bingung, padahal niat saya hanya murni bertanya karena rasa ingin tahu. Apalagi saat itu saya masih duduk di kelas 1 SD jadi tidak ada niat memberikan pertanyaan menjebak.Â
Mengapa Anak Bersikap Kritis dan Terlalu Ingin Tahu?Â
Menguntip dari jurnal psikolog, kemampuan kritis anak khususnya saat balita sangatlah wajar. Ini karena mereka memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal di sekitarnya serta berkembangnya kemampuan otak seiring dengan keterampilan berbicara.Â
Bagi saya kekritisan anak ini justru menandakan anak peka terhadap kondisi sekitar, syarat otak berkembang baik dan cikal anak bertipe cerdas jika dibarengi pola asuh tepat.Â