Tanpa disadari saya telah diincar segerombolan pencopet. Mereka berusaha mendekati saya dan menabrakan tubuh saya. Seketika handphone di saku hilang seketika. Kejadian ini mirip dengan adegan pencopetan di sinetron, berlangsung cepat tanpa saya sadari.Â
Ketika sadar pun saya tidak bisa berkutik karena mereka bergerombol dan orang disekitar saya tampak cuek. Kejadian ini mengajarkan saya bahwa jangan lengah sedikit pun dari kondisi sekitar.Â
Ada beragam modus kejahatan di Jakarta. Mulai menawarkan makanan/minuman yang ternyata berisi obat tidur, mengaku petugas PLN yang ingin mengecek listrik ternyata maling, aksi begal di tengah jalan hingga pencopetan di tempat umum seperti yang saya alami.Â
Para perantau awal seperti saya adalah sasaran empuk karena bertindak ceroboh, polos, tidak paham situasi serta mudah percaya dengan orang baru.Â
Kenali setiap modus yang kerapkali terjadi untuk menambah wawasan dan upaya preventif saat merantau. Kita bisa rajin membaca berita online ataupun dari media elektronik.Â
Saran: Ketika di Jakarta, jangan pernah bepergian seorang diri apalagi di malam hari dengan membawa barang berharga. Bepergian dengan beberapa orang akan mampu meminimalisir tindakan kriminal di sekitar kita.Â
2. Pahami Area Bencana Alam dan Sosial
Sebagai perantau khususnya dari daerah kecil tentu akan berusaha untuk berhemat sebisa mungkin. Mereka akan memilih tinggal di daerah yang murah, padat penduduk, dan gampang akses.Â
Ironisnya mereka minim informasi bahwa Jakarta masih ada PR yang perlu diperhatikan yaitu penanganan musibah banjir tahunan hingga tawuran masyarakat sebagai bencana sosial.Â
Adik saya memiliki kisah tersendiri. Demi menghemat biaya hidup. Ia memilih mengontrak di rumah dekat aliran sungai di Jakarta Barat. Harga kontrakan sangat murah dan lingkungan ramai.Â