Siang setelah jam istirahat, saya dan beberapa orang diminta berkumpul di ruang meeting. Kami pun bertanya-tanya agenda apa sehingga kami diminta berkumpul saat itu.Â
Direktur pun datang memimpin meeting. Ternyata beliau mendapatkan laporan terkait salah seorang staff terkait performa kinerja. Habislah staff yang dilaporkan tersebut terkena omelan dari direktur disaksikan banyak orang.Â
Sangat disayangkan memang, senior saya di kantor ini lebih mengadukan masalah ini ke direktur yang harusnya masih bisa diselesaikan internal. Apalagi yang dilaporkan adalah staff junior yang belum genap 4 bulan bekerja.Â
Namun inilah lika-liku dalam dunia kerja. Permasalahan tidak hanya muncul karena urusan kerja namun juga hubungan dengan sesama rekan kerja.Â
Saling menjatuhkan, cari muka, hingga senioritas adalah hal yang harus siap kita temukan di tempat kerja.Â
Saya pun pernah mengalami hal serupa saat dulu pertama kali bekerja dan berstatus staff magang. Dikerjai habis-habisan oleh senior membuat saya marah dan kesal namun tidak bisa bersikap apa-apa karena status junior-senior masih terasa.
Dampak yang mungkin terjadi adalah kesehatan mental terganggu. Ini terlihat di mana junior yang sempat dimarahi oleh direktur menjadi murung, tertekan, tidak seceria dulu hingga menyimpan rasa stres jika berhadapan dengan seniornya tersebut.Â
Bisa jadi hal ini banyak terjadi atau tengah dirasakan oleh sahabat Kompasiana. Ada perubahan psikis di mana muncul ketidaknyamanan, perubahan emosi yang terlalu sering, depresi atau hal lain yang merubah mood kita di kantor. Ini tanda bahwa ada gangguan dalam kesehatah mental kita.Â
Apakah ada cara untuk menguatkan serta mengembalikan kesehatan mental kita seperti sediakala?
1. Ekspresikan Keceriaan Dengan Rekan Kerja