Saya teringat dengan seorang staff senior dimana sebelumnya kurang tertarik menggunakan smartphone karena dianggap rumit. Namun karena adanya koordinasi yang harus dilakukan melalui grup sosial media seperti WhatsApp group serta meeting melalui Zoom meeting maka kini dirinya mulai belajar menggunakan aplikasi tersebut.Â
Kini beliau sudah terbiasa dengan teknologi yang dulu dianggap rumit dan kurang cocok untuk orang diusianya. Padahal teknologi yang berkembang saat ini tidak susah dipraktekan selagi kita mau belajar.Â
Berbagai institusi pun mulai beradaptasi terhadap perkembangan teknologi. Kampus sebagai institusi pendidikan juga sudah melakukan Webinar untuk menggantikan seminar konvensional karena ada pembatasan acara yang menghadirkan banyak massa.
3. Hobi dan Keterampilan Meningkat
Saya merasakan sendiri pandemi justru membuat hobi dan keterampilan menulis saya meningkat tajam. Saya baru sadar jika sudah bergabung di Kompasiana sejak Juli 2015.
Sebelum ada pandemi, saya hanya menulis sedikit artikel karena lebih tertarik menulis ketika ada event lomba semata. Tidakheran jumlah tulisan saya selama 4 tahun bergabung tidak sampai 20 tulisan.Â
Semangat saya menulis justru ketika ada aturan PSBB tahun 2020. Saya pun mulai mengurangi intensitas keluar kantor mengingat mulai tingginya kasus Covid19. Alhasil mayoritas waktu dihabiskan di ruang kantor.Â
Suntuk melanda, saya pun mulai mengeluti lagi dunia literasi di Kompasiana. Mencoba aktif kembali untuk menghilangkan rasa bosan di kantor. Alhasil jumlah tulisan saya meningkat tajam selama Pandemi dan keterampilan menulis pun kian terasah.Â
Hal mirip juga dialami suami dari rekan kerja saya. Tuntutan WFH membuat si suami merasa bosan. Namun dirinya justru bisa menekuni hobi melukis dan berkebun selama WFH. Ketersediaan waktu senggang selama pandemi membuat dirinya giat menjalankan hobi.Â
4. Peran Sebagai Orang Tua Kian Kuat
Sebelum pandemi, banyak anak yang kurang mendapatkan waktu kebersamaan dengan orang tua. Ini karena kedua orang tua terlalu sibuk bekerja. Dampaknya anak kurang mendapatkan perhatian, lebih dekat dengan Asisten Rumah Tangga (ART) serta merasa kesepian.Â