Pengalaman saya selama mengikuti jobfair khususnya dari lembaga swasta. Ada banyak lowongan fiktif yang sengaja dibuat agar menarik pelamar. Ini karena untuk mengikuti jobfair, ada biaya masuk atau HTM yang harus dibayarkan peserta.
Tidak heran kini jobfairs seakan menjadi cara bisnis dengan memanfaatkan tingginya pengangguran dan para pencari kerja. Saya pun pernah membuat ulasan tentang ini di salah satu artikel.Â
Artikel referensi : Jobseeker Jangan Tertipu Job Fair Abal-Abal, Data Diri Perlu Dilindungi
Kecurigaan saya pada jobfair abal-abal karena saat mengikuti jobfair yang diadakan oleh lembaga tersebut beberapa kali. Stand perusahaan justru tidak dijaga oleh perwakilan perusahaan. Hanya ada petugas saja yang menerima lamaran namun tidak tahu detail terkait lamaran yang dibutuhkan atau proses seleksi.Â
Alhasil amplop kosong yang sudah disiapkan akan terbuang percuma karena stand tersebut terindikasi "fiktif" hanya untuk menarik minat pelamar datang saja.Â
***
Di jaman saat ini banyak orang yang memang berjuang mendapatkan pekerjaan karena situasi pandemi tetap membutuhkan biaya hidup padahal mereka kini berstatus pengangguran.Â
Alangkah baiknya pencari kerja mulai selektif dan menyaring informasi dari berbagai sumber untuk memastikan kebenaran lowongan yang disediakan. Jangan sampai berakhir tragis dimana lowongan ternyata Hoax atau yang lebih mengenaskan menjadi korban penipuan oleh oknum nakal.Â
4 Hal yang saya jabarkan mungkin bisa jadi pegangan bagi pencari kerja sebelum memutuskan melamar kerja di suatu perusahaan. Meskipun memang tengah berjuang mencari pekerjaan tapi kita harus tetap menjadi sosok cerdas agar tidak tertipu.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H