Oknum ini hanya memanfaatkan uang pelamar namun tidak menyediakan lowongan secara benar. Yang ada calon pelamar yang sudah berekspetasi mendapat kerjaan justru makin mengelus dada karena mengeluarkan uang untuk oknum penipu.Â
Kita bisa menyiasati dengan meminta pembayaran administrasi atau keperluan kerja setelah mendapatkan gaji pertama. Seandainya oknum HRD menolak dan tetap ingin dibayarkan diawal. Lebih baik ditolak saja karena sudah banyak orang yang menjadi korban oknum HRD nakal seperti ini.Â
3. Hindari Lamaran Meminta Pesanan Akomodasi Khusus
Kejadian ini sering terjadi dan menjebak para pelamar kerja yang minim informasi. Sayapun pernah mengalami lamaran abal-abal ini.Â
Mendapatkan surat undangan seleksi via email dari perusahaan Pertamina tentu menjadi sebuah kebanggaan. Namun dalam email tersebut ada sesuatu yang mengganjal.Â
Pelamar datang ke lokasi seleksi yang diadakan di Pekanbaru. Padahal setahu saya biasanya seleksi skala perusahaan besar pasti di kantor pusat atau Jakarta. Hal aneh lainnya pelamar wajib memesan akomodasi seperti tiket pesawat dan hotel ke agen travel yang ditunjuk.Â
Infonya pemesanan akan diganti oleh perusahaan setelah selesai tahap selekai. Untungnya saya cepat menyadari bahwa ini seleksi abal-abal dan tidak menjadi korban. Namun ternyata ada beberapa orang yang justru percaya dan merasakan kerugian karena terlanjur memesan dan mentrasnfer uang pemesanan akomodasi tersebut.
Upaya bijak, pelamar bisa menghubungi nomor telepon resmi perusahaan untuk memastikan kembali kebenaran informasi lowongan dan proses seleksi. Ini untuk menghindari kita mengeluarkan dana besar demi sesuatu yang fiktif.Â
4. Lowongan Melalui Jobfair Abal-Abal
Pencari kerja banyak yang memanfaatkan sarana jobfair yang diadakan oleh instansi pemerintah, kampus hingga lembaga swasta.Â