Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ternyata Saya pun Korban Situs SiapGrak

2 Agustus 2021   09:54 Diperbarui: 2 Agustus 2021   10:21 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi Plagiarism. Sumber Blog Fajar Ichwan

Linimasa Kompasiana tengah bergelora ketika beberapa penulis Kompasiana mengeluhkan tulisan disandur bahkan disalin oleh situs berita online selain Kompasiana. Berita ini semakin hangat ketika yang bersuara adalah para Kompasianer Senior salah satunya Pak Rudy Gunawan (tulisan beliau bisa dibaca disini). 

Saya pun iseng membuka situs berita SiapGrak yang tengah diperdebatkan para senior ini. Tampilan situs memang lebih sederhana bila dibandingkan situs blogging Kompasiana. 

Penulis Kompasiana gerah jika tulisan mereka disandur atau disalin tanpa seijin penulis dengan maksud tertentu. Tentu ini menjadi kejahatan literasi karena menggunakan karya tulisan tanpa seijin si empunya tulusan. 

Pagi ini saya kembali iseng, apa mungkin ada tulisan saya yang disandur atau disalin di situs tersebut. Saya merasa masih penulis amartir yang karyanya belum sebanyak Pak Katedrarajawen, Pak Tjiptadinata, Ibu Roselina Tjiptadinata ataupun Pak Irwan Rinaldy Sikumbang yang sudah punya ribuan tulisan dengan poin diatas puluhan hingga ratusan ribu.

Jikalau saya penulis dengan karya jiplakan, pasti saya akan mencari penulis dengan keterbacaan banyak seperti Kompasianer Steven Chaniago yang akhir-akhir ini karyanya merajai Tren Pekan Ini. 

Bahkan belum genap setahun, karyanya udah dibaca 1 juta pembaca dan bahkan reward yang diterima cukup untuk mentraktir bakso rusuk dengan juice alpukat untuk 1 divisi saya di kantor. 

Saya melakukan sampling tulisan dengan membuka satu tulisan saya bertitle Headline. Pikir saya mungkin tulisan saya yg AU ada yang di salin oleh penulis lain. 

Taaaraaaa, ternyata benar. Saya pun menjadi korban situs SiapGrak.com. Tulisan saya bahlan dicopy sepenuhnya dari awal hingga akhir. Bahkan gambar pun yang digunakan sama. Berikut salah satu tulisan yang disalin. 

Tulisan di Kompasiana berjudul Pentingnya Manajemen Ciptakan Suasana Kerja Ramah Ibu Hamil

Tulisan di SiapGrak.com berjudul Pentingnya Manajemen Ciptakan Suasana Kerja Ramah Ibu Hamil

Berkaca pad judul, tulisan saya tidak dirubah sedikit pun. Ketika membaca tulisannya pun semuanya tersalin dengan sempurna. Setidaknya SiapGrak.com tetap mencantumkan inisial nama saya sebagai penulis. 

Hal mencengangkan ternyata bukan 1 tulisan saja yang disalin ulang. Nyaris tulisan-tulisan terbaru saya pun di posting ulang. Bahkan artikel Senin Berpantun (Santun) yang merupakan pantun mingguan yang saya buat pun ikut terposting. 

Wuaduh, itu adalah respon saya. Wajar banyak Kompasianer yang geram. Si penyandur atau penyalin seakan tidak menghargai atau memahami etika penulisan berita. 

Berkaca pada diri saya sendiri, si penyalin dari SiapGrak.com tidak tahu bagaimana perjuangan saya mencari ide tulisan. Berangkat ke kantor sambil menyetir kendaraan pun otak masih berpikir, aku mau nulis topik apa ya hari ini. Sebelum tidur pun jika tiba-tiba muncul topik menarik, saya langsung simpan dalam draft agar tidak lupa. 

Si penyalin tidak merasakan berkutat depan gadget menulis di kala senggang. Saya yang notabanenya masih bekerja di perusahaan swasta harus pintar mencari waktu senggang untuk menulis. 

Si Penyalin tidak merasakan ketika asyik menulis tiba-tiba terganggu dengan jadwal meeting atau staff untuk koordinasi pekerjaan. Saya harus menyimpan tulisan dalam draft agar tidak hilang.

Saya ingat betul ketika sahabat saya dinyatakan tidak lulus saat hendak mempresentasikan Hasil Skripsinya. Saya garis bawahi, hendak presentasi artinya belum sempat melakukan presentasi Skripsi. 

Ini karena dosen penguji menemukan 1-2 paragraf tulisan yang disalin tanpa menyertakan sumber tulisan atau terindikasi plagiarisme. Tulisan skripsi yang ditulis berpuluh-puluh halaman harus gagal karena 1-2 paragraf plagiat. 

Dosen saya menerapkan standar begitu ketat. Tidak ada kata maaf bagi pelanggar kode etik penulisan khususnya plagiasi. Ini karena kita perlu menghargai karya orang lain dan tidak ingin mendidik mahasiswa bermental pencuri. Artinya plagiarisme dianggap sebagai pencurian dan kejahatan literasi.

Apa Respon Saya Terkait Tulisan Saya Diplagiasi SiapGrak.com? 

Jika dibuatkan standar penilaian maka 30% Kecewa, 70% Senang. 

Loh kok malah senang jika tulisan digunakan pihak lain? 

Kembali pada niat saya menulis adalah berharap tulisan saya bisa bermanfaat bagi orang lain. Inilah mengapa saat ini di akhir tulisan selalu saya semangatkan 2 kata mujarab "Semoga Bermanfaat".

Dulu saya pernah menghapus tulisan yang menurut saya hanya sedikit pembaca dan tidak mendapatkan label Pilihan oleh Admin Kompasiana. Kini saya menyadari apapun tulisan saya adalah karya yang harus dihargai. 

Meskipun hanya ada 1 pembaca namun jika dirinya mengganggap tulisan saya bermanfaat bagi dirinya tentu ini menjadi kepuasan bagi diri saya. Artinya tulisan saya dianggap bermanfaat bagi penulis SiapGrak.com sehingga merasa perlu disalin dan diposting ulang di situsnya.

Manfaat lain bisa jadi tulisan saya memberikan tambahan poin atau pundi penghasilan bagi si penyalin. Saya tentu merasa beruntung bisa membantu pihak lain tanpa "merasa membantu" secara langsung. 

Bisa jadi ada tulisan saya yang disandur atau disalin dan tidak menyertakan penulis awal. Mereka menjadikan tulisan saya sebagai murni karya mereka. 

Dalam hati saya sudah mengikhlaskan dan anggap ini mungkin bisa menjadi amal Jariah dimana tulisan diposting ulang oleh berbagai situs. Tentu gagasan saya makin banyak dibaca orang dan membuka peluang memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang diluar pembaca Kompasiana.

Tidak dipungkiri tetap ada rasa kecewa. Kecewa karena penyalin seakan menggunakan jalan pintas untuk memeriahkan tulisan di situs tersebut. 

Saya memiliki standar sendiri dalam menulis dimana berharap topik tulisan setidaknya memberikan manfaat khusus dan sebisa mungkin saya tulis detail dengan minimal 1.000 kata (terkecuali karya Prosa dan Pantun). 

Coba di konfirmasi ke Kompasiana yang memiliki pola menulis detail seperti Bu Patter yang berusaha berbagi kisah dirinya sebagai Hotelier dan Pak Tonny Syiariel yang membagikan kisah seputar wisata. 

Mereka nyaris langganan AU dengan tulisan yang rapih, detail dan tentu saja niat dalam menulis. Terbukti tulisan mereka diatas 1.000 kata. Pasti menulis sepanjang itu butuh waktu lebih dari 1 jam. 

Si penyalin mungkin butuh waktu sekitar 1-2 menit. Hanya perlu membuka berita yang ingin disandur atau disalin. Menekan tombol Ctrl+A (All) kemudian Ctrl + C (copy). Membuka situs baru dan kemudian tekan Ctrl + P (paste). Gambar pun tinggal download, Save As dan kemudian upload ulang di situs baru. Tidak perlu mikir dan pusing cari topik tulisan dan gambar pendukung. 

Kekecawaan kedua, saya yakin si penyalin mengenyam bangku pendidikan tinggi. Apakah dulu semasa sekolah tidak mempraktekan cara menyandur agar tidak terkesan asal mengcopy paste tulisan. 

Contoh sederhana tiba-tiba saya iseng membuat artikel berjudul, Pak Jokowi Menginfokan Penghentian PPKM pada 2 Agustus 2021 di Istana Presiden.

Sebagai penulis, berita tersebut mungkin menginspirasi dan ingin disandur. Kita bisa melakukan pengubahan dengan tema yang sama. Contoh ubahan seperti

Judul artikel contoh 1. "PPKM dihentikan oleh Jokowi di tanggal 2 Agustus 2021 di Istana Presiden".

Judul artikel contoh 2. Bertempat di Istana Presiden, Jokowi Menginfokan Penghentian PPKM pada tanggal 2 Agustus 2021.

Judul artikel contoh 3. Tanggal 2 Agustus 2021 menjadi Momen Penginfoan Penghentian PPKM oleh Pak Jokowi di Istana Presiden. 

Ada banyak sekali cara untuk menyandur tulisan namun tetap dikemas dengan gaya penulisan pribadi. Saya pun beberapa kali menggunakan suatu berita atau info untuk melengkapi tulisan saya. 

Namun saya tetap mengetik ulang dengan gaya penulisan saya pribadi dan sebagai upaya menghargai karya tetap saya lampirkan sumber meski berupa tautan berita. Setidaknya ini lebih bermartabat dibandingkan sekonyong-konyong menggunakan tulisan orang lain sebagai murni tulisan sendiri. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun