Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Menakar Peluang Batik Indonesia sebagai Fesyen Dunia 2030

3 Juli 2021   21:56 Diperbarui: 3 Juli 2021   22:20 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh Batik, dulu Engkau diabaikan kini digemari"

Seperti itulah sekilas gambaran terkait perjalanan pakaian batik di tanah air. Saat saya masih kecil, pakaian batik masih diidentikan sebagai busana kuno yang cocok digunakan oleh para bapak. 

Motif monoton, terlihat kaku dan warna batik yang cenderung gelap seakan kurang menarik minat generasi muda untuk menjadikan batik sebagai pakaian sehari-hari. 

Kisah berubah ketika masyarakat "kebakaran jenggot" ketika Malaysia dan China mengklaim batik sebagai warisan negaranya. Kemarahan masyarakat Indonesia cukup beralasan mengingat batik telah digunakan masyarakat kita sejak lama, tersebar merata di tanah air bahkan ada beberapa daerah yang dikenal memiliki motif batik khas seperti Surakarta, Yogyakarta, Madura, Pekalongan, Banyumas, Cirebon dan lainnya. 

Kabar baik bagi Indonesia dimana tanggal 2 Oktober 2009,UNESCO menetapkan batik  sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Tidak hanya itu melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional (sumber info klik disini). 

Perlahan demi perlahan batik mulai memiliki tempat di hati masyarakat khususnya generasi muda. Ini terlihat mulai bermunculan batik motif modern yang banyak digunakan generasi muda. Apalagi kini batik mulai digunakan untuk pakaian sehari-hari, acara formal, pakaian saat kondangan ataupun menghiasi acara fashion show.

Ada rasa optimis dalam diri saya bahwa batik memiliki peluang menjadi fesyen dunia layaknya kain sari dari India, Kimono dari Jepang, Hanbok dari Korea Selatan atau Kostum ala Indian yang khas dari kawasan Amerika Utara.

Apa yang membuat rasa optimisme saya begitu tinggi? 

 1. Batik Telah Menjadi National Branding

Pemerintah seakan tidak mau kecolongan lagi oleh kelakuan negara tetangga. Sejak penetapan tanggal 3 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Pemerintah mulai memanfaatkan batik sebagai national branding. 

Ada beberapa cara yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut. 

Langkah pertama, ASN diwajibkan menggunakan batik pada hari Jumat sebagai upaya memperkenalkan dan memperkuat batik sebagai busana khas Indonesia. Cara ini pun banyak diikuti oleh instasi swasta dimana saya sering melihat pegawai bank ataupun perkantoran yang menggunakan batik di hari-hari tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun