Banyak karyawan yang berpikir bahwa kenapa kariernya terasa stagnan. Telah bekerja bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun namun tidak mengalami perubahan posisi, gaji atau fasilitas di tempat kerja. Kondisi ini membuat si karyawan menjadi kurang bergairah dalam bekerja.Â
Di sisi lain ada karyawan yang berstatus junior namun sudah bisa menempati posisi strategis, gaji lebih tinggi bahkan mendapatkan fasilitas yang selama ini tidak didapatkan para senior di kantor.Â
Sudah hal biasa jika kondisi ini membuat kecemburuan dalam dunia kerja. Penilaian bahwa atasan pilih kasih, ada campur orang dalam, si karyawan pintar cari muka atau ada negosiasi khusus yang membuat seorang karyawan bisa memiliki karier yang cemerlang.Â
Bagi saya, karier stagnan bukanlah bersifat statis atau tetap. Bisa jadi ada beberapa hal yang tidak diketahui oleh karyawan terkait hal-hal yang bisa mengubah posisi karier saat ini.Â
Saya percaya bahwa karier stagnan yang dialami saat ini bisa berubah cemerlang dengan mengetahui beberapa trik .Â
Ini berdasarkan pengalaman pribadi, teman atau rekan kerja yang mampu mengubah karier stagnan menjadi lebih cemerlang dengan trik atau strategi sendiri. Apa saja itu?Â
1. Jadikan Tugas Tambahan Itu Peluang Emas
Banyak sekali di antara kita yang langsung mengeluh jika diberikan tugas tambahan apalagi tugas tidak sejalan dengan tugas utama kita di kantor. Misalkan profesi di divisi marketing, namun mendapatkan tugas tambahan untuk melakukan pembelian layaknya team purchasing.Â
"Duh, maaf pak saya tidak mengerti tugas itu"
"Maaf, saya melamar kerja bukan di posisi itu"
"Saya sepertinya keberatan diberikan tugas tambahan"
Ini adalah sekadar alasan yang sering dilontarkan karyawan jika diberikan tugas diluar jobdesc-nya. Tidaklah salah memang karena mereka berusaha bekerja secara profesional. Namun saya melihat ada peluang emas dimana tawaran yang diberikan oleh batasan sebagai jembatan mengubah karier kita yang stagnan.Â
Ini terjadi pada rekan kerja saya dimana dirinya diberikan tugas tambahan yang menyimpang daei profesinya. Dirinya berusaha mengerjakan tugas baik tugas utama maupun tugas tambahan dengan maksimal.Â
Atasan justru sangat bangga pada kinerjanya dan mengganggap rekan kerja saya ini sebagai aset yang penting. Alhasil setelah beberapa bulan menfapat tugas tambahan, dirinya mengalami tambahan gaji dan tunjangan tanpa harus diminta.Â
Ternyata ini menjadi cara bagi sebagian atasan untuk menilai dan mencari karyawan yang potensial. Bisa jadi tugas tambahan ini sebagai tes untuk mencari kandidat karyawan terbaik.Â
Ada atasan yang berpikir 2 kerjaan bisa dikerjakan secara maksimal oleh 1 orang maka lebih baik memberikan tunjangan dan kenaikan gaji 1-1, 5 juta daripada merekrut orang baru dengan gaji sebesar 4 juta.Â
Di satu sisi karyawan akan senang karena gaji mengalami peningkatan dan disisi lain perusahaan diuntungkan karena bisa efisiensi.Â
Tidak sedikit karyawan bisa melakukan kerjaan secara multitasking dan tidak keberatan selagi ada tunjangan dan fasilitas tambahan.Â
Mereka bisa mendapatkan gaji tambahan selama masih jam kerja daripada bekerja di sektor lain di luar jam kerja untuk mendapatkan pemasukan tambahan.
Misalkan pulang kerja nyambi sebagai sebagai ojek online, mungkin pemasukan akan bertambah tapi akan ada energi dan waktu yang terbuang esktra setelah jam kerja normal. Saya lebih senang diberi tugas tambahan selagi masih bisa dikerjakan selama jam kerja dan ada kenaikan gaji.Â
2. Tingkatkan Pendidikan
Adik saya beberapa waktu lalu sharing jika dirinya ingin melanjutkan pendidikan dari semula D3 menjadi S1. Alasannya cukup baik karena dirinya ingin meningkatkan karier karena ada beberapa posisi strategis di kantornya yang mensyaratkan minimal lulusan S1.Â
Ini adalah secuil realita dunia kerja karena pada posisi tertentu memang ada yang mensyaratkan status pendidikan tertentu.Â
Ada perusahaan yang mensyaratkan untuk level direktur haruslah memiliki latar pendidikan S2 serta manager minimal S1.
Mau tidak mau bagi yang masih memiliki background pendidikan dibawah itu harus meningkatkan status pendidikannya. Hal inilah yang dilakukan adik saya untuk meningkatkan kariernya di kantor.Â
Saya memiliki seorang teman lulusan D3 STAN dan diterima di Kementerian Keuangan demi mengejar karier di instansinya. Dirinya rela membagi waktu antara kerja dan kuliah S1. Bahkan ketika sudah memiliki gelar S1, dirinya semangat melanjutkan S2 melalui beasiswa di luar negeri.Â
Alhasil ketika lulus S2, kini dirinya dipercaya sebagai kepala bagian di Kemenkeu bahkan merangkap sebagai dosen kontrak di kampusnya dulu.Â
Memang perlu usaha dan dana ekstra karena harus bersusah payah melanjutkan pendidikan ke taraf yang lebih tinggi. Namun jadikan itu motivasi selain untuk meningkatkan wawasan, keterampilan dan jaringan tentu juga menjadi sarana meningkatkan karier di tempat kerja.Â
3. Perbanyak Training dan Keterampilan
Pengalaman berbeda dialami oleh teman saya yang mampu melakukan negosiasi gaji kepada manajemen. Dirinya memang melamar sebagai kasir di perusahaan namun karena memiliki sertifikat brevet pajak maka sertifikat ini menjadi nilai jual untuk negosiasi gaji.Â
Sertifikat brevet ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengurus penghitungan pajak dan sebagainya. Banyak aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pajak dan membutuhkan orang terampil salah satunya membutuhkan orang yang memiliki sertifikat brevet. Alhasil teman saya berhasil melakukan negosiasi gaji sesuai yang diinginkan.Â
Kita perlu meng-upgrade diri dengan berbagai macam pelatihan dan keterampilan untuk menjadi senjata melakukan peningkatan karier dan gaji. Contoh sertifikasi yang bisa diikuti seperti pelatihan ISO, Halal, SNI, Brevet, Bahasa Asing, Desain dan sebagainya. Ketika keterampilan kita dibutuhkan oleh perusahaan, disaat itulah karier kita akan ikut meningkat.Â
4. Menerapkan Sistem Kutu Loncat
Sistem kutu loncat atau berpindah kerjaan adalah hal lumrah dalam dunia kerja. Ada berbagai alasan mengapa seorang karyawan berpindah kerjaan salah satunya melihat peluang karier dan gaji di perusahaan lain.Â
Cara ini diterapkan oleh teman saya yang dulu bersamaan di rekrut oleh perusahaan. Melalui chat, dirinya curhat ingin pindah perushaan untuk ketiga kalinya. Padahal saat ini dirinya telah menjadi store manager di perusahaan ternama di tanah air.Â
Alasan simple, dirinya ingin meningkatkan karier dan gaji. Teman saya aktif mencari lowongan pekerjaan untuk posisi yang lebih tinggi dan berani memberikan gaji diatas yang diterima saat ini.Â
Ternyata menjadi kutu loncat bukanlah hal buruk. Ketika kita menyadari bahwa di perusahaan saat ini tidak memberikan peluang karier yang lebih baik serta gaji stagnan maka tidak ada salahnya untuk mencari peluang di perusahaan lain.Â
Peluang sangat terbuka lebar apabila kita sudah memiliki jam kerja yang tinggi ditambah jaringan yang luas. Tidak sedikit perusahaan kompetitor berani memberikan gaji, tunjangan dan posisi yang lebih tinggi pada seorang karyawan kompetitor untuk bekerja di perusahaannya.Â
***
Itulah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan karier, gaji dan fasilitas dalam dunia kerja. Adakalanya karier kita yang stagnan disebabkan kita kurang mampu mengembangkan diri serta kurang melihat peluang yang ada.Â
Informasi ini semoga dapat membuka gambaran para pembaca untuk mengubah karier stagnan menjadi cemerlang.Â
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H