Perayaan hari raya seperti Idul Fitri, Natal, Imlek ataupun Galungan akan identik dengan tradisi salam tempel. Ketika saya kecil, momen ini sangatlah ditunggu mengingat salam tempel umumnya diberikan dalam bentuk uang kepada anak-anak.Â
Saya ingat ketika usia SD dulu ketika lebaran idul fitri, saya senang bersilahturahmi kepada kerabat ataupun tetangga yang merayakan.Â
Selain untuk menjalin silahturahmi serta mencicipi menu khas lebaran, salam tempel menjadi acara puncak yang saya harapkan. Berkeliling dari tetangga satu ke tetangga lainnya untuk mengumpulkan amplop lebaran yang berisikan uang baru.Â
Ketika bos besar di kantor merayakan Imlek, kami pun sering diberikan salam tempel sebagai bagian dari ucapan rasa syukur masuk di tahun baru Chinese. Ada kesamaan yang saya rasakan setiap menerima salam tempel yaitu berupa amplop yang berisikan uang cetakan baru.
Sejak awal bulan Mei 2021, ada pemandangan yang tidak terbiasa. Banyak warga yang berbondong-bondong ke bank untuk menukarkan uang dengan pecahan lembaran baru. Kasir di kantor saya bahkan menerima titipan uang dari beberapa orang untuk ditukarkan ke pecahan baru sebagai salam tempel saat lebaran.Â
Saya mencoba memahami makna pemberian uang baru sebagai salam tempel yang menjadi tradisi di masyarakat kita. Ternyata ada beberapa manfaat positif yang tersirat. Apa saja itu?Â
1. Minim Bakteri dan Virus
Saya yakin banyak sobat Kompasiana yang sudah mengetahui bahwa bakteri dan virus terbanyak justru ditemukan pada selembaran uang yang telah mengalami peredaran cukup lama.Â
Mengutip pada hasil penelitian yang diterbitkan oleh New York University (NYU) Center for Genomics and Systems Biology, Amerika Serikat diketahui bahwa setidaknya terdapat 3.000 jenis organisme bakteri dalam uang pecahan satu dolar Amerika (Sumber klik disini).Â
Bahkan jumlah bakteri ini jauh lebih besar dibandingkan yang ditemukan pada toilet rumah, pegangan tangan di transportasi umum ataupun kursi yang sering diduduki oleh banyak orang.Â