Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Rezeki Lebaran Tidak Hanya Seputar THR

7 Mei 2021   21:46 Diperbarui: 7 Mei 2021   21:49 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpul Bersama Keluarga Saat Lebaran. Sumber Kumparan.com

Hari raya atau lebaran dalam istilah masyarakat kita selalu identik dengan penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR). Tunjangan ini umumnya dalam bentuk tambahan uang yang biasanya digunakan untuk membeli baju baru, membuat atau membeli kue lebaran, Jalan-jalan atau kebutuhan mudik. 

Nyatanya tidak semua pekerja beruntung bisa mendapatkan THR sebagai penghasilan tambahan. Pekerja lepas, pedagang kecil, nelayan atau petani hampir tidak merasakan nikmatnya mendapat THR. Saya melihat bahwa rejeki lebaran tidak hanya berkutat dengan THR. Masih ada rejeki lain yang bisa disyukuri. Apa saja itu? 

1. Bisa Lebaran Bersama Keluarga Besar

Di tengah situasi pandemi ini pemerintah telah membuat anjuran larangan mudik bagi masyarakat. Tujuannya agar penyebaran virus COVID-19 tidak semakin meluas dan membahayakan anggota keluarga di kampung halaman. Salah satu kebijakan pemerintah adalah membatasi pergerakan masyarakat yang hendak mudik di berbagai daerah. 

Artinya bagi mereka para perantau yang tidak bisa mudik maka harus menyiapkan mental untuk merayakan lebaran tidak bersama keluarga besar di kampung. Tentu ini pengalaman yang kurang menyenangkan bagi perantau yang rindu sanak saudara di kampung. 

Bersyukurlah ketika ada sebagian orang meski tidak mendapatkan THR namun masih bisa merayakan lebaran dengan orang tua, istri atau anak secara lengkap sebagai keluarga besar. Mereka bisa bersilahturahmi dengan tetangga, kerabat atau teman semasa kecil. 

Suasana seperti ini adalah rejeki yang tidak ternilai bagi orang yang cinta terhadap keluarga dan rindu kampung halaman. 

2. Diberikan Kesehatan Prima Saat Lebaran

Saya membayangkan bagaimana sedihnya ketika merayakan lebaran dalam kondisi tidak sehat atau bahkan harus terisolasi karena terjangkit penyakit seperti COVID-19. 

Tinggal seorang diri dalam ruangan yang terisolir. Tidak bisa berkumpul dengan keluarga ataupun keluarga tercinta karena larangan untuk berinteraksi secara langsung tentu akan menjadi momen berat. Apalagi dalam kondisi tidak prima tentu melakukan kewajiban berpuasa akan sangat susah. Padahal banyak orang merindukan bulan Ramadhan dan kita tidak bisa menerka apakah bisa bertemu dengan Ramadhan di tahun berikutnya. 

Diberi kesehatan dan kondisi prima tentu menjadi rejeki tersendiri. Meskipun mendapatkan THR namun jika kondisi tubuh sakit dan harus berbaring seharian pasti terasa sedih dan kehilangan momen keseruan lebaran. 

3. Dikelilingi Orang Sekitar Yang Baik

Saya teringat tahun lalu, supervisor saya tidak bisa mudik karena awal pandemi dan ada anjuran untuk tidak mudik mengingat meningkatnya kasus penderita COVID-19. Supervisor saya khawatir jika nekat mudik akan mengancam kesehatan ibunya karena dia tidak bisa menjamin selama perjalanan tidak terpapar virus. 

Hal tidak terduga terjadi, rekan-rekan di kantor terlihat baik pada dirinya. Ada yang memberikan kue kering khas lebaran, ada yang mengantarkan ketupat dan lauk-pauk bahkan mereka menjadi teman curhat yang baik agar si supervisor tidak rindu keluarga di kampung. 

Seiring bertambahnya usia kadangkala akan semakin susah menemukan orang yang baik dan tulus pada kita. Ada yang baik di depan namun menjelekkan di belakang atau ada yang tampik baik karena ada maksud tertentu. 

Ketika kita dikelilingi oleh orang yang baik serta mau peduli pada kesusahan atau kesedihan yang dirasa. Itu adalah rejeki yang patut disyukuri seakan Tuhan menempatkan kita di tempat yang tepat. 

4. Hidup Dengan Situasi Aman

Kita coba bayangkan hidup di situasi di lingkungan yang tidak aman dan penuh konflik seperti beberapa daerah yang tengah berperang maka hidup akan terasa was-was dan ketakutan. Sangat sedih rasanya melihat saudara-saudara kita yang akan merayakan lebaran namun justru dalam dirinya takut untuk melakukan apa-apa. 

Padahal kita berharap bisa merayakan lebaran dengan suka cita namun justru berada di situasi sebaliknya. Untuk sholat Ied saja ada ketakutan maka tentu ini bagus bagi pikiran, mental dan jiwa kita. 

Bersyukurlah kita tinggal di daerah yang aman dimana kita bisa bebas keluar tanpa ada ada kekhawatiran, tidak mendengar rentetan peluru dan bom yang mengancam keselamatan jiwa kita. Ada video di youtube yang bisa menggambarkan  begitu mengerikannya hidup di daerah penuh konflik

Menonton video diatas membuat hati terenyuh. Bagaimana tidak, seorang anak yang semula tampak bahagia tanpa ada ketakutan namun seketika berubah ketika di tempatnya menjadi area konflik. Dirinya penuh rasa ketakutan dan cemas karena mendengar suara tembakan dan bom. Bahkan situasi ini mempengaruhi psikisnya hingga membuat dia susah tersenyum karena hari-hari dilalui dengan ketakutan. 

Ini mengapa saya mengganggap hidup dengan aman dan tentram juga menjadi bagian yang patut disyukuri menjelang lebaran. Kita masih bisa sahur dan berbuka dengan mencari kuliner terenak di sekitar tempat tinggal, masih bisa bercanda ria dengan teman atau sekedar silahturahmi dengan tetangga.

***

Berkaca pada hal ini saya belajar bahwa THR memang adalah rejeki yang menyenangkan. Namun sejatinya THR hanyalah sebagian kecil rejeki yang patut kita syukuri menjelang lebaran ini. Mungkin ada sebagian dari kita tidak merasakan THR namun bukan berarti tidak ada rejeki lain yang bisa kita syukuri. 

Beberapa hal yang saya tuliskan diatas bisa menjadi cara kita menciptakan rasa syukur dari sisi yang berbeda. Bisa jadi ada yang menerima THR namun dirinya harus berpisah dengan keluarga, tengah sakit atau bahkan menggunakan THR untuk membeli barang yang disukai tidak bisa karena tinggal di daerah yang rawan konflik.  Harapannya kita bisa tetap bersyukur selama bulan yang baik ini. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun