Kondisi ini tentu memprihatinkan karena ketika kebohongan sosial media terbongkar justru hujatan dan bullyian dari orang sekitar yang akan diterima.
Seandainya saya di posisi tersebut tentu akan merasa malu dan depresi karena masyarakat akan mengganggap saya sebagai pembohong dan manusia yang suka berhalusinasi demi sebuah popularitas.Â
5. Terjerat Hutang Demi Bisa Populer
Si social climber tentu akan melakukan berbagai cara agar bisa terlihat layaknya orang kaya dan ekslusif. Salah satu caranya adalah membeli barang mewah dan branded dimana sejatinya barang tersebut tergolong mahal bagi dirinya.Â
Demi memiliki barang tersebut seringkali harus dengan berhutang kepada berbagai pihak. Seringkali muncul kasus seseorang terlilit hutang kartu kredit dalam jumlah besar karena terlalu suka beli barang mewah atau dikejar debt collector karena tagihan dan hutang sudah menumpuk.Â
Hanya sebuah pengakuan diri di sosial media, banyak orang berpikir sempit dengan memilih berhutang agar bisa mewujudkan citra dirinya. Padahal kemampuan finansialnya masih ada dilevel bawah untuk memiliki barang tersebut.Â
***
Bagi saya upaya melakukan social climber di sosial media ibarat sebuah bumerang. Adakalanya bumerang akan melambung tinggi seperti yang kita harapkan namun tanpa disadari bumerang akan balik menghantam kita.Â
Seperti itulah kehidupan si social climber yang akan bangga dan senang ketika ada orang lain yang memberikan suatu penilaian sesuai yang diharapkan. Namun ketika kenyataan terbongkar bahwa dirinya hanyalah social climber justru dampak negatif akan mulai menyerang balik.Â
Ada harapan bahwa pengguna sosial media lebih bijak dalam melakukan postingan mengingat netijen kian cerdas untuk menyaring dan mencari kebenaran informasi dari postingan kita di sosial media. Jangan sampai niat ingin dikagumi justru berbuah rasa malu karena postingan berbeda dengan kenyataan.Â
Semoga Bermanfaat