Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pahami 5 Risiko Buruk Menjadi "Social Climber" di Media Sosial

6 Mei 2021   00:44 Diperbarui: 6 Mei 2021   20:03 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Respon Ketika Mendengar Cerita Fiktif. Sumber Shutterstock dreamstime.com

3. Resiko Jadi Incaran Pihak Tertentu

Ketika kita terlalu sibuk menciptakan citra sebagai orang kaya dengan postingan menggunakan mobil supercar, menggunakan berlian harta ratusan juta, barang branded yang nilainya fantastis maka kita perlu bersiap menjadi obyek yang diincar oleh pihak tertentu. 

Postingan si social climber memang akan menunjukan rasa kagum dan iri bagi sebagian orang yang melihat. Kondisi ini bisa berbahaya jika akhirnya dirinya diincar oleh pelaku kejahatan. Banyak kasus dimana pelaku kejahatan sudah mengincar korbannya melalui sosial media. 

Belajar pada kasus yang menimpa Kim Kardashian seorang selebritis dunia yang suka memposting dirinya dengan berbagai barang mewah. Aktivitas dirinya di sosial media memicu aksi perampokan yang dilakukan 2 orang di apartemennya. Perampok dan berhasil menggasak perhiasan dan barang lainnya yang harganya jutaan dollar (sumber klik disini). 

Jika pada kasus Kim Kardashian, dirinya telah diincar oleh perampok karena melihat postingan dirinya menggunakan barang mewah maka untuk kasus si Climber Social bisa jadi segala aktivitas pamernya di sosial media juga akan memicu kasus kriminal yang sama namun juga bisa menjadi obyek incaran dari dinas pajak. 

Saya pernah membaca sebuah berita online dimana ada seorang Social Climber hobi memposting dirinya menggunakan mobil mewah yang harganya milyaran rupiah. Postingan dirinya seakan-akan mobil tersebut miliknya. Alhasil dirinya didatangi pihak pegawai pajak untuk mengecek apakah dirinya sudah membayar pajak terhadap kepemilikan mobil mewah tersebut. Ternyata si social climber ini mengaku bahwa mobil tersebut hanya pinjaman semata demi sebuah postingan di sosial media. 

Kasus seperti ini seharusnya menjadi pembelajaran bahwa postingan yang mengarah pada sisi pamer kekayaan justru akan memicu perhatian orang lain untuk melakukan tindakan kriminal atau sekedar melakukan pengecekan. Inilah mengapa banyak orang yang memang kaya justru menghindari melakukan postingan berlebih terkait kekayaan yang dimiliki. Tujuannya agar dirinya terhindari dari incaran pihak-pihak yang tidak diinginkan. 

4. Resiko Depresi dan Dikucilkan

Apa yang akan sobat lakukan jika mengetahui bahwa postingan si social climber hanyalah palsu atau fake semata? Tidak jarang akan muncul bullying serta dikucilkan di tengah masyarakat karena terbukti melakukan kebohongan. 

Saya teringat seorang artis yang sering berkoar-koar bahwa dirinya memiliki harta berlimpah, berasal dari keluarga ningrat dan kekayaannya seakan tidak habis untuk 7 keturunan. Sebuah kejadian tidak terduga terjadi ketika dirinya terjerat kasus narkoba, semua fakta tentang dirinya perlahan terkuak. 

Mulai dari mobil yang sering digunakan adalah milik temannya, kehidupan keluarga berbeda dari yang dikisahkan dan beberapa kebohongan lainnya. Dampak dari kejadian tersebut, banyak netijen yang membully dirinya bahkan keluarganya pun ikut terkena dampaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun