Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Karier Menghambat Impian, Haruskah Merelakan Impian Terkubur?

30 April 2021   19:19 Diperbarui: 5 Mei 2021   22:43 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustras merencanakan kuliah ke luar negeri (Sumber: zenius via edukasi.kompas.com)

Suasana Kuliah Diluar Negeri (Sumber Grid.Id)
Suasana Kuliah Diluar Negeri (Sumber Grid.Id)
Tersediakah Waktu Untuk Penyusunan Berkas dan Seleksi? 

Kesulitan saya lagi adalah ketersediaan waktu untuk penyusunan berkas dan seleksi. Sudah rahasia umum jika berkas beasiswa luar negeri sangat banyak. Seperti sertifikat IELTS, Surat rekomendasi dari kampus dan atasan kerja, penyusunan essay, translate ijazah dan transkrip nilai ke bahasa asing dan sebagainya. 

Posisi saya di kantor yang selalu padat bahkan untuk cuti saja terasa susah tentu menjadi hambatan tersendiri. Apalagi saya selalu kepikiran jika harus meninggalkan pekerjaan meski hanya 1 hari. 

Penyusunan berkas membutuhkan waktu yang cukup panjang dan harus maksimal khususnya dalam essay diri dan rencana penelitian. Bahkan seleksi beasiswa pun diharuskan hadir. Artinya bisa jadi ketika muncul jadwal seleksi ternyata saya tidak bisa ijin atau bahkan mengikuti via online karena pekerjaan saya ini. 

Entah kenapa saat ini pikiran saya masih menempatkan karir dan zona nyaman saya sebagai hambatan terbesar mewujudkan mimpi melanjutkan pendidikan keluar negeri. 

Teman bahkan beberapa kali membagikan info beasiswa yang tengah dibuka namun sekali lagi kondisi yang saya jabarkan di atas menggoyahkan keteguhan hati ini. 

Apakah saya harus mengubur impian saya ini? 

Meskipun saat ini ada kendala dari sisi karir, namun saya percaya saya masih bisa mewujudkan mimpi itu kelak. Ini karena beasiswa keluar negeri maksimal berusia 35 tahun sehingga saya masih ada kesempatan beberapa tahun ke depan untuk mendaftar. 

Cara lainnya mengumpulkan tabungan sebanyak mungkin dan mulai berinvestasi. Tujuannya jika kelak ada keberuntungan saya mendapat beasiswa keluar negeri. 

Saya masih bisa mendapatkan pemasukan dari investasi yang saya lakukan. Artinya saya masih bisa membantu orang tua dan membayar cicilan rumah yang hendak saya ambil. 

Saya mencoba menanamkan semangat ulang, jangan pernah menyerah. Ketika Tuhan menakdirkan mimpimu terwujud. Semua keraguan yang selama ini tersimpan akan sirna seketika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun