Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Asyiknya Cucurak, Tradisi Santap Bersama Sebelum Puasa

10 April 2021   15:04 Diperbarui: 10 April 2021   21:28 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak, sabtu ini kita mau adakan Cucurak. Mau ikut gak? 

Dialog sederhana ini diutarakan oleh rekan kerja pada saya ketika sedang mengobrol di ruangan kantor. Dalam hati saya bertanya, apaan itu Cucurak? Istilah yang baru ini saya dengar. 

Saya pun diberitahu bahwa Cucurak adalah tradisi makan bersama menjelang bulan Ramadhan yang banyak dilakukan oleh warga disekitar Bogor. Tradisi ini sudah turun menurun dan seakan menjadi kegiatan yang wajib dilakukan untuk meningkatkan keakraban baik sesama anggota keluarga, tetangga ataupun teman. 

Cucurak ternyata mirip dengan Megibung yang dilakukan oleh masyarakat Bali, Ngeliwet atau Bancakan bagi masyarakat Sunda yang tinggal di Banten maupun Jawa Barat . Makan bersama dengan alas daun pisang atau tempat khusus. Umumnya lauk dan nasi akan ditempatkan pada alas yang sama sehingga peserta makan bersama dalam alas daun atau wadah yang sama.

Wuah tentu ini menjadi acara yang menarik apalagi saya yang notabanenya Non-muslim dan perantau dari luar Bogor. Alhasil saya pun mengiyakan dan antusias untuk ikut. 

Untuk menunya seperti apa? Tanyaku penasaran

Tenang pak. Nanti kita iuran tiap orang sekian puluh ribu. Khusus untuk kepala divisi harus lebih besar. Begitulah tanggapan rekan kerja saya. Saya pun hanya menggangguk tanda setuju meski penasaran menu apa yang disajikan dalam tradisi Cucurak. 

H-1 rekan kerja mulai mengumpulkan uang kepada peserta yang ikut. Lumayan ada 20 orang yang tertarik gabung. Tim panitia kecil mulai menyusun menu, lokasi acara dan susunan kegiatan yang diadakan pada Sabtu ini. 

Menu Cucurak Olahan Pribadi. Sumber Dokumentasi Pribadi
Menu Cucurak Olahan Pribadi. Sumber Dokumentasi Pribadi

Rasa penasaran saya semakin besar apalagi setelah melihat liat makanan yang akan disajikan. 

  • Nasi liwet dengan campuran ikan teri
  • Ikan bawal bakar
  • Ayam bakar
  • Tempe dan Tahu Bacem
  • Jengkol balado
  • Kerupuk
  • Es Buah

Wuah entah kenapa pikiran ini sudah membayangkan makan bersama dengan menu yang komplit dan nikmat. Apalagi ada menu ikan bakar dan Jengkol Balado hasil racikan teman kerja yang sudah teruji nikmatnya. 

Menu Ikan Bawal Bakar, Menu Andalan Cucurak. Sumber Dokumentasi Pribadi
Menu Ikan Bawal Bakar, Menu Andalan Cucurak. Sumber Dokumentasi Pribadi

Saya sebagai kaum pendatang melihat tradisi Cucurak ini kental dengan kehidupan lokal masyarakat Bogor yang memang suka kebersamaan dan terkenal dengan kuliner yang khas. Setidaknya acara Cucurak ini tersirat 3 makna mendalam yang saya rasakan. 

Pertama, Sarana Silaturahmi

Menjelang puasa dianggap waktu tempat untuk memperkuat silahturahmi antar keluarga, tetangga maupun teman. Ini karena dengan adanya acara kebersamaan memberikan manfaat seperti hubungan yang mungkin sempat renggang bisa harmonis kembali, adanya momen kumpul bersama ditengah padatnya aktivitas sehari-hari, ajang saling kenal dengan orang sekitar serta membangun komunikasi dan kerjasama antar peserta. 

Contoh acara Cucurak yang dilakukan dengan rekan kantor. Biasanya rekan kerja sibuk dengan tugas dan tanggungjawab selama di kantor bahkan untuk mengobrol saja jarang. Kini dengan meluangkan waktu ikut Cucurak, kita bisa makan, mengobrol dan bercanda ria melupakan sejenak urusan pekerjaan. Bahkan rekan kerja yang sempat berselisih paham justru dalam acara ini saling berbaur dan membantu merealisasikan acara ini. 

Kedua, Pembuktian Keterampilan Masak

Meski acara ini dana dilakukan dengan sistem iuran namun untuk urusan masak ada yang dipercayakan pada beberapa orang. Seperti yang memasak nasi liwet dan ikan bakar dipercayakan pada si A, yang membuat ayam bakar dilakukan oleh si B, jengkol Balado oleh si C, es buah oleh si D, hingga sambal lalapan dilakukan oleh si E. 

Setiap orang yang mendapat kepercayaan dianggap telah teruji kemampuan masaknya. Maka mereka pun senang diberikan kepercayaan untuk menyediakan lauk dan hal printilan lainnya untuk acara tersebut. Saya karena tidak jago masak akhirnya menyumbang Pie Susu khas Bali yang kebetulan sempat saya beli untuk menu pencuci mulut. 

Tidak heran ketika menyantap menu masakan atau lauk yang dianggap mereka enak, peserta Cucurak tidak sungkan melontarkan pujian. Bahkan jika mungkin ada kekurangan seperti rasa keasinan, sambal kurang pedas atau ikan atau ayam masih terasa hambar. Ini akan menjadi masukan positif bagi yang menyediakan. 

Jangan heran ketika ada peserta yang melontarkan pujian terhadap menu yang disajikan akan membuat kebanggaan tersendiri bagi yang membuat. 

Kesamarataan Antar Peserta

Pada acara Cucurak yang diadakan oleh rekan kantor memberikan nilai positif yaitu tercipatanya kesamarataan antar peserta. Ini karena yang ikut bergabung dengan latar posisi yang berbeda, ada yang posisi driver, helper, staff bengkel, staff admin, leader hingga manager. 

Jika di kantor mungkin ada istilah atasan dan bawahan namun pada acara ini kita semua berbaur jadi satu. Kami menyebutkan acara kumpul keluarga besar perusahaan. Momen yang berharga dan tidak sering terjadi. Kita bisa bicara banyak hal diselamg kegiatan makan bersama seperti hobi, keluarga, aktivitas sehari-hari bahkan curhatan hati juga disampaikan dalam kegiatan ini. 

Apakah Cucurak Higienis dan Aman di Tengah Isu Covid? 

Terkait higienis, kami tentu mengharuskan peserta untuk cuci tangan dulu sebelum makan dan memastikan alas daun dan peralatan makan seperti gelas untuk minum, tempat wadah sambal dan sebagainya bersih. 

Standar ini kami rasa cukup karena mayoritas peserta tidak terlalu mematok standar higienis terlalu tinggi. Bahkan ada celetukan, kuman di tangan itu justru membuat rasa makanan semakin enak. Hehe bercanda

Untuk keamanan selama covid, kami pun berusaha menerapkan protokol kesehatan sebisa kami seperti menjaga jarak antar peserta, menggunakan handsanitizer jika ingin menyentuh langsung benda, serta memastikan peserta dalam kondisi sehat atau tidak ada tanda tengah sakit. 

***

Itulah sepenggal keseruan saya sebagai pendatang di Bogor merasakan momen Cucurak makan bersama persiapan menjalani ibadah puasa. Makanan yang mungkin tampak sederhana dan biasa namun ketika makan secara bersama-sama dalam tempat dan wadah yang sama justru makanan terasa lebih nikmat dan berkesan. Apalagi ketika ada momen rebutan lauk yang disuka justru terkesan lucu dan makin membuat rasa makanan semakin nikmat. 

Semoga bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun