Wuah entah kenapa pikiran ini sudah membayangkan makan bersama dengan menu yang komplit dan nikmat. Apalagi ada menu ikan bakar dan Jengkol Balado hasil racikan teman kerja yang sudah teruji nikmatnya.Â
Saya sebagai kaum pendatang melihat tradisi Cucurak ini kental dengan kehidupan lokal masyarakat Bogor yang memang suka kebersamaan dan terkenal dengan kuliner yang khas. Setidaknya acara Cucurak ini tersirat 3 makna mendalam yang saya rasakan.Â
Pertama, Sarana Silaturahmi
Menjelang puasa dianggap waktu tempat untuk memperkuat silahturahmi antar keluarga, tetangga maupun teman. Ini karena dengan adanya acara kebersamaan memberikan manfaat seperti hubungan yang mungkin sempat renggang bisa harmonis kembali, adanya momen kumpul bersama ditengah padatnya aktivitas sehari-hari, ajang saling kenal dengan orang sekitar serta membangun komunikasi dan kerjasama antar peserta.Â
Contoh acara Cucurak yang dilakukan dengan rekan kantor. Biasanya rekan kerja sibuk dengan tugas dan tanggungjawab selama di kantor bahkan untuk mengobrol saja jarang. Kini dengan meluangkan waktu ikut Cucurak, kita bisa makan, mengobrol dan bercanda ria melupakan sejenak urusan pekerjaan. Bahkan rekan kerja yang sempat berselisih paham justru dalam acara ini saling berbaur dan membantu merealisasikan acara ini.Â
Kedua, Pembuktian Keterampilan Masak
Meski acara ini dana dilakukan dengan sistem iuran namun untuk urusan masak ada yang dipercayakan pada beberapa orang. Seperti yang memasak nasi liwet dan ikan bakar dipercayakan pada si A, yang membuat ayam bakar dilakukan oleh si B, jengkol Balado oleh si C, es buah oleh si D, hingga sambal lalapan dilakukan oleh si E.Â
Setiap orang yang mendapat kepercayaan dianggap telah teruji kemampuan masaknya. Maka mereka pun senang diberikan kepercayaan untuk menyediakan lauk dan hal printilan lainnya untuk acara tersebut. Saya karena tidak jago masak akhirnya menyumbang Pie Susu khas Bali yang kebetulan sempat saya beli untuk menu pencuci mulut.Â
Tidak heran ketika menyantap menu masakan atau lauk yang dianggap mereka enak, peserta Cucurak tidak sungkan melontarkan pujian. Bahkan jika mungkin ada kekurangan seperti rasa keasinan, sambal kurang pedas atau ikan atau ayam masih terasa hambar. Ini akan menjadi masukan positif bagi yang menyediakan.Â
Jangan heran ketika ada peserta yang melontarkan pujian terhadap menu yang disajikan akan membuat kebanggaan tersendiri bagi yang membuat.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!