Seorang Ojol pernah cerita harga layanan di aplikasi memang membuatnya senang karena cukup sebanding dengan tenaga dan biaya yang dirinya keluarkan selama mengantar. Namun disisi lain katanya justru jumlah penumpang kian menurun. Apalagi ditengah Covid ini. Seharian belum tentu bisa dapat 5 orderan per hari. Padahal dulu orderan bisa sampai belasan hingga puluhan per hari ketika ada promo-promo khusus.Â
Hey Diary,Â
Bohong rasanya jika saya tidak rindu dengan masa dulu dimana penumpang dimanjakan dengan berbagai promo dan harga khusus. Tapi saya juga tidak boleh egois karena sejatinya harga mereka masih lebih murah dibandingkan memesan taksi konvensional. Pengemudi juga butuh pemasukan yang layak. Tapi harga yang kian naik ini saya juga kasihan karena jumlah Ojol kian banyak harus bersaing ketat untuk mendapatkan orderan di tengah pandemi. Situasi yang sulit bagi kedua pihak.Â
Jangan berharap ada promo harga gila-gilaan lagi. Kini pakai jasa Ojol dengan jarak tidak sampai 2 km aja sudah menyentuh belasan ribu rupiah. Padahal ketika persaingan ketat di jaman banyak kompetitor bermunculan paling hanya 5-7 ribu rupiah saja. Tapi yasudahlah, jaman berlalu harga terbaru kian dihadirkan. Mau tidak mau kini konsumenlah yang harus manut.Â
Semoga ada kabar baik ya Diary kedepannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H