Hey Diary,Â
Kesuksesan aplikasi ini menarik perusahaan lain ikut mengembangkan layanan serupa di tanah air. Ada yang berhasil dan banyak pula yang gigit jari. Layanan pun kian beragam tidak hanya ojek motor namun juga ada layanan mobil, pesan makanan, pijat, kirim barang, beli pulsa dan banyak fitur menarik lainnya.Â
Apa saya senang? Saya jawab pasti karena semakin banyak kompetitor akan ada banyak promo yang menguntungkan bagi kita sebagai konsumen. Saya ingat pernah memesan Ojol dari si kompetitor yang kini telah hengkang dari tanah air. Saya diantar ke lokasi tujuan dengan Rp. 0,-Â
Benarkah nominal yang tercantum hanya Rp. 0 atau kata lain gratis tanpa perlu membayar? Ya berkat kode promo khusus saya pernah merasakan naik ojek tanpa perlu membayar meskipun ada rasa tidak tega dan akhirnya tetap membayar seadanya.Â
Saya sampai bingung bagaimana bisa si sopir mendapat uang jika banyak pelanggan menggunakan kode promo. Harga bensin saja lebih mahal dibandingkan harga yang diberikan setelah ada promo. Pernah ada pengemudi Ojol curhat, dirinya kesal sudah mengantar keliling dengan jarak tempuh lumayan jauh. Ternyata si penumpang menggunakan kode promo dan hanya bayar 4ribu rupiah. Tanpa ada tambahan tips atau uang lelah.Â
Tapi kini mengapa layanan ini semakin mahal ya?Â
Saya mencoba berpikir dari berbagai sudut pandang. Mungkinkah ini karena banyaknya sopir atau pengemudi yang kesal dengan banyaknya promo yang diberikan serta yang didapat tidak sebanding dengan tenaga dan biaya bahan bakar yang dikeluarkan.Â
Mungkinkah ini karena mulai berkurangnya kompetitor di tanah air atau bisa juga kini penyedia layanan ini telah mendapatkan suntikan dana jumlah fantastis hingga jadi Unicorn, Decacorn atau apalah itu. Artinya suntikan dana yang masuk maka mau tidak mau harus ada tarif baru agar bisa mendapatkan cuan lebih besar.Â
Tahukah engkau Diary,Â
Kemarin sore saat iseng pesan makanan di aplikasi itu. Saya kaget harga antar lebih mahal dibandingkan harga makanan yang dipesan. Bahkan ada keterangan penambahan biaya pemesanan karena harga dibawah sekian puluh ribu. Saya bahkan pernah mengecek harga antar bisa 2-3 kali harga makanan yang dipesan meski jarak tidak sampe 2 kilometer.Â
Saya pun masih mengurungkan niat pesan jika harga di aplikasi tergolong mahal. Bukan karena pelit atau terlalu perhitungan. Namun saya masih bisa beli saat pulang kerja nanti.Â