Dunia kerja selalu menghadirkan beragam kisah baik suka maupun duka. Salah satunya adalah memiliki atasan yang overthinking terhadap bawahannya.Â
Alih-alih mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, overthinking atasan membuat suasana kerja penuh ketidaknyamanan, selalu ada kecurigaan dan bahkan memberikan tekanan tersendiri sebagai bawahan.Â
Pernahkah saya mengalaminya?Â
Saya jawab pernah dan cukup menyakitkan menerima pemikiran negatif dari atasan. Suatu ketika Top Management mengonfirmasi terkait ada pemberian diskon khusus kepada distributor.Â
Dirinya mencurigai jangan-jangan saya ada main dengan pemberian diskon tersebut. Saya jelaskan bahwa pemberian diskon tersebut telah dilakukan oleh manager sebelum saya dan saya sebagai manager pengganti hanya melanjutkan saja. Jika tidak percaya, silakan di audit.Â
Saya pun diaudit oleh tim pusat dan nyatanya kasus pemberian diskon tidak terjadi penyimpangan. Bahkan pemilik distributor tersebut mengatakan sejarah adanya pemberian diskon tersebut sebagai rewards dari direktur utama perusahaan saya saat ada kunjungan ke cabang. Meskipun pemberian diskon ini tidak tertulis namun telah berjalan bertahun-tahun.Â
Dari sini saya belajar bahwa atasan memiliki pemikiran tersendiri tentang kinerja kita dan bisa jadi pemikiran tersebut bersifat overthinking.Â
Kok harganya mahal, jangan-jangan kamu mark up ya?Â
Pertanyaan ini sering terjadi khususnya di bagian purchasing atau pembelian di sebuah perusahaan. Ketika disodorkan pengajuan pembelian kepada atasan seringkali muncul overthinking atasan seperti pertanyaan diatas.Â
Apa yang harus saya lakukan?Â