Cara pandang ini akan membuat atmosfer team menjadi positif dan memberikan kesempatan bagi Amir untuk menunjukkan performanya dalam team. Manajemen pasti sudah memiliki pertimbangan sendiri mengapa menunjuk Amir di posisi tersebut. Tugas kita adalah menghargai keputusan tersebut dan mengikuti instruksi yang diberikan Amir selalu atasan kita.
2. Jangan Jadikan Usia Sebagai Perusak Profesionalitas Kerja
Seperti yang saya utarakan sebelumnya bahwa di budaya kita masih tertanam kuat bahwa yang tua harus disegani dan muda wajib menghormati yang tua. Nyatanya jika hal ini dibawa dalam ranah kerja, sisi profesionalitas akan luntur seiring waktu.Â
Di kantor atau instansi ada hukum yang berlaku dimana bawahan patuh kepada atasan tanpa memandang usia, status sosial, atau latar pendidikan.Â
Kasus Amir mungkin mirip dengan Nadiem Makarim yang ditunjuk oleh Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Usia Nadiem masih 35 tahun saat menjabat posisi tersebut. Nadiem bahkan menjadi salah satu menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju.Â
Memimpin 1 kementerian bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi dirinya menjadi nahkoda yang mengepalai banyak bawahan yang dari sisi usia banyak yang lebih tua, dari pengalaman lebih senior dan dari background pendidikan pun banyak yang berlatar Profesor dan Doktor.Â
Meskipun Pak Nadiem dianggap sebagai Menteri muda namun sebagai bentuk profesionalitas dunia kerja. Para pakar pendidikan sekelas Doktor dan Profesor akan banyak memberikan masukan dan pertimbangan bagi Pak Nadiem dalam membuat keputusan. Saya rasa Pak Nadiem tidak butuh waktu lama untuk menghilangkan rasa canggung mengingat dirinya sudah lama tinggal di Amerika Serikat yang menjunjung tinggi sifat profesionalitas dibandingkan terlalu sungkan kepada mereka yang lebih tua.Â
Ketika bawahan yang usia lebih tua berusaha ingin tetap dihargai oleh atasan yang muda. Situasi ini akan membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman. Saya pernah melihat sendiri di tempat kerja dimana ada seorang atasan muda yang seakan tidak dihargai oleh bawahannya. Bawahannya mengganggap dirinya lebih senior dan banyak pengalaman dibandingkan atasannya.Â
Alhasil si atasan kesal dan tidak memberikan perhatian kepada bawahan baik dari tugas, tanggungjawab maupun penyesuaian gaji kinerja. Yang rugi tentu saja bawahan karena dirinya bisa terancam kena sanksi atau bahkan tidak digunakan di perusahaan.Â
3. Jangan Terlalu Bersikap Sebagai Orang Tua dan Guru
Situasi ini sering terjadi ketika karyawan jauh lebih tua dibandingkan atasan atau bahkan usia atasannya setara dengan anaknya. Alhasil muncul naluri orang tua yang terkesan menggurui si atasan.Â