Tentu saja dosen selalu tenaga pendidik juga memiliki andil sebesar guru yang mengajar di sekolah. Bahkan dosen saya anggap satu tingkat diatas guru karena selain mengajar, dosen juga memiliki kontribusi lain seperti menjadi peneliti, praktisi, staff ahli, hingga pembuat kebijakan (decision maker) dalam ranah khusus.Â
Saya yakin sebagai orang terpelajar, dosen pun paham betul dan update tentang perkembangan wabah COVID-19 serta upaya preventif pencegahan seperti 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak sebagai bagian dari protokol kesehatan.Â
Nyatanya para dosen ini tetap terpapar virus COVID-19 karena satu atau dua hal diluar dugaan mereka. Contoh sederhana seperti yang menimpa dosen yang juga dokter spesialis penyakit dalam di salah satu kampus ternama.Â
Beliau saya yakin adalah sosok yang cerdas dan berpengalaman karena beliau adalah dosen di kampus ternama dan juga seorang dokter spesialis penyakit dalam yang artinya sangat paham tentang penyakit menular. Kenapa tetap bisa terjangkit?Â
Saya yakin faktor eksternal yang membuat beliau terjangkit COVID-19. Saya ingat bahwa di awal pandemi, dokter spesialis khususnya penyakit dalam menjadi garda terdepan dalam membantu dan melayani pasien yang terindikasi terkena COVID-19. Pada awal pandemi, sangat banyak masyarakat yang kurang peduli dan tidak terbuka tentang riwayat penyakit dan aktivitas dirinya.Â
Ironisnya banyak pasien yang sebenarnya ada indikasi terpapar virus namun memilih berbohong saat berobat ke rumah sakit atau konsultasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Alhasil tanpa si pasien sadari, dirinya ternyata sudah menularkan COVID-19 kepada orang sekitarnya seperti tenaga kesehatan yang ditemui.Â
Kasus seperti ini yang membuat tenaga kesehatan yang juga seorang dosen berjuang 2 kali lipat yaitu berjuang membantu menyembuhkan pasien dan juga berjuang untuk dirinya sendiri agar tidak terjangkit. Jikapun ternyata sudah terjangkit, dirinya harus berjuang juga untuk sembuh.Â
Hal yang menyedihkan kebanyakan tenaga kesehatan sekaligus dosen profesional ini berusia lanjut sehingga daya tahan tubuh sudah melemah sehingga menjadi korban yang meninggal.Â
Ini juga yang terjadi pada dosen saya. Terjangkit virus COVID-19 diindikasi karena aktivitas akademik.Â
Tapi kan selama pandemi COVID-19, aktivitas perkuliahan dialihkan secara virtual?Â
Memang benar namun banyak aktivitas pendukung akademis yang tetap membutuhkan peran dosen. Contohnya untuk akreditasi kampus dan jurusan, bimbingan skripsi mahasiswa, hingga terlibat dalam pengabdian masyarakat sebagai bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi.Â