Hari ini saya tidak sengaja melihat status teman di WhatsApps dari anggota gereja yang juga merupakan suami dari teman saya di kantor tentang ucapan belasungkawa telah meninggal seorang biarawati yang juga berprofesi sebagai dokter karena terkonfirmasi Covid-19.Â
Suami teman saya ini bekerja di Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta sehingga seringkali membagikan informasi perkembangan Covid-19.
Teman saya cerita jika dirinya merasa was-was mengingat suaminya bekerja di instansi kesehatan mengingat memiliki resiko tinggi tertular Covid-19. Apalagi mereka memiliki seorang anak kecil yang imun tubuhnya belum terlalu kuat.Â
Seringkali teman saya ini bercerita jika tenaga kesehatan khususnya dokter dan perawat yang dirinya kenal ternyata menjadi bagian dari korban meninggal karena menangani wabah ini.
Memprihatinkan karena tenaga medis ini adalah aset bangsa mengingat yang menjadi korban memiliki Gelar profesor, Doktor hingga spesialis di bidang kesehatan. Mereka gugur ketika melaksanakan tugas mulia selama menangani pasien Covid-19.
Kabar baiknya kini sudah tersedia Vaksin Cov-2 hasil temuan ilmuwan dunia seperti AstraZeneca dari Inggris, Moderna dari Jerman, Sinovac dari China ataupun Pfizer asal Amerika Serikat yang bekerjasama dengan Perusahaan Jerman.Â
Pemerintah pun gencar menyosialisasikan penggunaan vaksin Cov-2 untuk menekan penyebaran virus korona. Ini dibuktikan dengan telah dicanangkan beberapa tahapan pemberian vaksin dengan mempertimbangkan skala prioritas si penerima. Berikut tahapan yang saya sandur dari beberapa sumber.Â
Tahap 1 (Januari-April 2021)
Tahap ini diprioritaskan untuk tenaga kesehatan,asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang hingga mahasiswa yang tengah menjalani profesi kedokteran. Mereka menjadi garda terdepan dan awal penerima vaksin mengingat resiko tinggi tertular Covid-19 dari pasien.Â
Bangsa kita sudah cukup kehilangan aset bangsa dengan banyaknya tenaga kesehatan yang berguguran karena tertular Covid-19 dari pasien. Beratnya tugas para tenaga kesehatan dalam melayani dan mengatasi penyebaran Covid-19 membuatnya energi dan pikiran yang dikeluarkan sehinga membuat imun mereka menjadi lemah sehingga beresiko tinggi jika tertular Covid-19.
Tahap 2 (Januari-April 2021)