Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Tragedi Sriwijaya Air SJ182, Mungkinkah Menciptakan Aerophobia di Masyarakat Indonesia?

10 Januari 2021   10:22 Diperbarui: 9 Januari 2022   00:38 3032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Pengalaman yang buruk saat penerbangan

Ini menurut saya menjadi faktor lainnya yang ikut menciptakan Aerophobia di tengah masyarakat. Ketika seseorang pernah menjadi penumpang pesawat dan mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan seperti pesawat jatuh, tergelincir, pendaratan tidak mulus, atau mengalami turbulensi yang parah dapat menciptakan trauma sendiri pada diri si penumpang. 

Saya memiliki teman yang cerita mengalami turbulensi yang parah. Dirinya sempat mengalami ketakutan karena pesawat yang seakan naik turun diatas langit. Dirinya semakin panik mendengar jeritan penumpang lainnya. Tidak perlu panjang lebar, dirinya langsung berdoa untuk dilancarkan penerbangan. Bahkan dirinya sudah pasrah jika terjadi sesuatu dengan pesawat yang dinaiki. 

Alhasil meskipun pesawat landing dengan aman dan tidak terjadi hal yang dipikirkan. Kejadian itu cukup menakutkan bagi teman saya. Dirinya pun menolak naik pesawat lagu untuk bepergian. Lebih baik memilih modal transportasi lain yang waktunya lebih lama namun tidak memunculkan rasa trauma saat ada di pesawat. 

Saya mulai membayangkan betapa mencekam nya kondisi di dalam pesawat yang tengah berjuang menghadapi resiko yang tidak terpikirkan. Jerit tangis hingga sikap pasrah akan ada di situasi tersebut. 

Jika pun penumpang berhasil selamat dalam tragedi yang parah seperti pesawat jatuh, mendarat di tempat yang tidak semestinya ataut ergelincir pasti menimbulkan sisi trauma pada penumpang. Inilah yang akhirnya memunculkan Aerophobia. 

3. Adanya riwayat Akrofobia dan Sakit Jantung

Kondisi ini saya nilai sebagai faktor tambahan. Akrofobia adalah rasa takut berlebihan terhadap ketinggian. Mereka akan cemas, panik, stress hingga badan terasa lemas jika berada di suatu ketinggian tertentu. 

Kondisi ini akan membuat dirinya semakin enggan untuk menaiki pesawat karena ketakutan terasa berlipat ganda. Bahkan jika dirinya terpaksa harus menaiki pesawat, pasti akan menghindari duduk disamping jendela. 

Orang yang memiliki jantung lemah juga berpotensi memunculkan Aerophobia. Ini bila terjadi turbulensi yang parah di dalam pesawat. Dirinya akan langsung lemas apalagi jika situasi di sekitarnya juga tidak kondusif seperti menangis atau menjerit. 

Namun ada juga karena goncangan kecil seperti pesawat yang menembus awan tebal pasti akan ada sedikit goncangan. Kondisi ini bisa membuat seseorang yang memiliki jantung lemah menjadi cemas berlebihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun