Pelawak atau Komedian adalah profesi seseorang yang berusaha menghibur penonton atau orang lain agar mereka bisa tertawa atau bergembira dengan candaan atau lawak yang ditunjukan. Ada banyak pelawak favourite saya seperti Rowan Atkinson pemeran Mr Bean; Fitri Tropika dengan ekspresi kocaknya; Sule dan Andre dengan kekompakannya; hingga Nunung yang doyan ngompol diatas panggung.
Bagi saya, pelawak adalah profesi yang mulia dan banyak pahala. Ini karena mereka berusaha menghibur kita yang tengah dilanda kesedihan, beban pikiran yang berat melalui aksinya yang kocak dan menghibur. Padahal bisa jadi pelawak atau komedian tersebut juga tengah bersedih namun mereka mengutamakan kebahagian orang lain diatas kebahagian dirinya.
Kita sebagai masyarakat umum kadang memiliki pikiran bahwa pelawak adalah sosok yang tidak bisa sedih dan tampak selalu bahagia. Seakan tidak memiliki beban hidup. Nyatanya pikiran saya salah. Mereka juga hanyalah manusia biasa seperti kita yang juga memiliki emosi dan perasaan. Bedanya mereka cerdas menyembunyikan emosi yang dirasa di depan orang lain.
Ada beberapa pelawak yang mampu merubah hidupnya dari orang dari hidup sederhana menjadi bergelimang harta karena keberhasilannya menghibur orang lain. Sebut saja Olga Syahputra, Tukul, Sule hingga Denny Cagur. Saya sangat terngiang dengan tagline Tukul "Wajah Wong Ndeso, Rejeki Wong Kuto artinya wajah orang desa namun rejeki orang kota mengartikan bahwa profesi sebagai pelawak kini cukup menjanjikan dari sisi finansial.
Pernahkah kita bayangkan ada seorang pelawak yang berhasil membuat kita terpingkal-pingkal dan berpikir bahwa pelawak tersebut terlalu konyol dalam beraksi namun ternyata dirinya tengah berduka salah satu keluarga terkena musibah, diputuskan oleh pasangan, ditipu orang lain atau masalah lainnya yang tidak kita sadari sebelumnya.Â
Sebagian besar Kompasianer pasti mengenal sosok komedian Mpok Atiek. Selama ini saya mengganggap sosok Mpok Atiek adalah sosok yang lucu dan ceria ditambah sifat latahnya yang mampu membuat penonton terhibur. Siapa yang menyangka jika kisah Mpok Atiek sebahagia sifatnya. Berdasarkan kumpulan berita yang saya baca, Mpok Atiek harus menjadi tulang punggung keluarga hingga diusia senjanya. Mpok Atiek menceritakan jika mantan suaminya menipu dirinya dan menghabiskan banyak penghasilannya hingga nyaris jatuh miskin. Kini dirinya lebih memilih menjanda karena ada trauma terhadap pengalaman pernikahan di masa lalu. (Sumber Klik Disini).
Mpok Nori adalah salah satu komedian betawi yang memiliki suara khas melengking. Ketika saya hanya mendengar suaranya sudah langsung mampu menebak siapa pemilik suara tersebut. Nasib tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh Mpok Atiek dimana diusia senjanya pun masih harus bekerja menghibur penonton. Bahkan sebenarnya Mpok Nori memiliki riwayat asma yang sudah diderita sejak lama sehingga akan kumat jika dirinya merasa kelelahan. Kini Mpok Nori sudah meninggalkan kita untuk selama-lamanya namun karyanya tetap akan selalu dikenang sebagai komedian unggulan dari Betawi.
Selain itu masih ada sosok Miing yang merupakan salah satu pelawak yang populer di tahun 2000-an. Dirinya bersama dengan Didin dan Unang bersama-sama tergabung dalam grup lawak bernama Bagito sehingga masyarakat mengenalnya dengan sebutan Miing Bagito. Bila dulu mereka cukup dikenal karena sering menghiasi berbagai acara di TV Nasional kini kehadiran mereka hampir jarang terekspos. Miing bahkan sempat dikabarkan jatuh sakit operasi batu empedu. Kondisi membuat dirinya harus mengalami perawatan insentif di salah satu rumah sakit.
Ketiga kisah ini saya dapat mengambil hikmah bahwa komedian juga manusia yang memiliki kelemahan baik dari fisik, lingkungan sosial atau kisah hidup. Saya menyadari bahwa panggung hiburan tidak selamanya berpihak kepada komedian. Mungkin kini seorang komedian bersinar dan disukai oleh para penonton seiring waktu dan seiring bertambahnya usia bisa jadi tidak ada stasiun TV yang akan mengundangnya. Popularitas akan menurun dan tentu saja nama yang semula dikenal mulai dilupakan.
Tahukah kita bahwa sebenarnya mereka juga butuh dihibur. Adakalanya mereka pun akan berada pada posisi terpuruk. Mereka pintar memendam emosi atau permasalahan hidup karena terbiasa menunjukkan ekspresi ceria dan konyol namun ternyata hati mereka juga rapuh. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghibur mereka dalam kondisi ini.Â
Undanglah mereka meski sudah tidak sepopuler dulu
Seringkali kita mengadakan acara atau event misalkan acara ulang tahun kantor, acara pentas seni, atau sekedar hiburan rakyat yang perlu diisi oleh acara penghibur. Kecenderungan panitia akan memilih pengisi acara yang tengah naik daun atau masih dikenal masyarakat. Jika kita bertindak sebagai panitia acara cobalah untuk menjadikan komedian yang tengah meredup untuk menjadi pengisi acara.
Kita tahu bahwa panggung hiburan sudah mulai terbatas bagi mereka komedian yang sudah berusia senja. Ibarat seleksi alam, kehadiran mereka di panggung televisi akan dialihkan kepada komedian junior yang memiliki penampilan lebih menarik dan ciri khas tersendiri.
Ketika kita bersedia mengundang para komedian yang tengah meredup artinya kita memberikan penghasilan kepada mereka. Banyak komedian yang masih menjadi tulang punggung keluarga meskipun sudah berusia diatas 50 tahun. Mereka mengharapkan tawaran panggung untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
Dengan cara kita memberikan perhatian lebih dengan bersedia mengundang mereka sebagai pengisi acara tentu akan menghibur hati mereka setidaknya ada sedikit pemasukan saat ini. Meskipun bukan sebagai pengisi acara utama namun pasti sudah cukup memberikan kebahagian kepada mereka karena masih ada pihak yang mempercayakan sebuah kerjakan kepada komedian senior.
Berikan Apresiasi Layaknya Penggagum Rahasia
Pernahkah kita mengagumi seorang artis dan ketika tidak sengaja bertemu langsung merasa senang dan sebisa mungkin berfoto ria dengan artis idola? Cobalah untuk melakukan hal serupa untuk para komedian yang kita temui. Kadang ketika popularitas mereka menurun, orang mulai senggan untuk menyapa atau meminta foto dengan komedian tersebut meskipun kita bertemu dengan komedian di tempat umum.
Sikap kita yang masih antusias menyapa dan meminta foto akan membuat semangat mereka kembali muncul dan merasa bahwa masih banyak orang yang peduli dan sayang dengan dirinya meski sudah jarang muncul di layar televisi. Bisa jadi dalam hati para komedian khususnya yang sudah tidak populer merasa sedih dan tidak ada yang peduli lagi. Dengan adanya reaksi kita yang menyapa, meminta foto dan menunjukkan reaksi senang bertemu dengan si komedian membuat dirinya masih senang dan bangga masih ada penggagum setia selama ini.
Ucapkan Hal Positif Kepada Komedian
Banyak hal positif yang bisa kita lontarkan misalkan melihat postingan salah seorang komedian di akun sosial. Kita bisa memberikan komentar seperti :
- Wuah semoga sehat selalu ya
- Kangen nih lihat kelucuannya di TV
- Kepingin ketemu langsung nih, soalnya saya fans berat
- Setiap lihat postingan X (nama si komedian), saya kok selalu merasa terhibur
- Ini sosok komedian legend yang pernah saya lihat
Satu ungkapan positif bisa menciptakan hal positif pula bagi si komedian. Ketika kita membaca berita si komedian tertimpa musibah misalkan jatuh sakit, atau diceraikan pasangan. Satu dorongan positif seperti dorongan bahwa si komedian bisa melalui cobaan atau musibah tersebut maka bisa jadi penyemangat untuk melalui musibah atau cobaan yang tengah dihadapi.
Selama ini ketika ada artis muda tersandung musibah seperti tertangkap kasus narkoba. Ketika artis itu memiliki tampang memikat, dukungan berbondong-bondong muncul padahal kita tahu hal tersebut terjadi karena kesalahan dirinya. Namun ketika seorang komedian tertimpa musibah, seperti sakit justru dukungan hanya segelintir saja padahal musibah tersebut bukan hal yang negatif.
Itulah hal-hal sederhana yang bisa membuat para komedian dapat tetap semangat meskipun dirinya tengah terpuruk. Jika selama ini kita terhibur dengan aksi mereka kini saatnya kita menghibur mereka yang tengah terpuruk baik dari sisi karir, kesehatan, finansial ataupun dari sisi lainnya. Jangan sampai kita menjadi sosok yang kurang peka terhadap kondisi yang menimpa para komedian kesayangan kita selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H