Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudah Menikah Namun Pakai Dating App, Apakah Salah?

25 Agustus 2020   18:43 Diperbarui: 24 Maret 2022   01:26 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengguna Aplikasi Kencan yang Saling Cocok. Sumber Grid.id

Jika dulu ada pepatah, Jodoh itu Ditangan Tuhan tapi kini mulai berubah menjadi Jodoh Diatur Aplikasi

Bagi kaula muda akan sangat familiar dengan berbagai dating app atau aplikasi kencan seperti Tinder, Badoo, Meetme, atau Tantan. 

Sudah banyak kaum jomblowan dan jomblowati menemukan tambatan hati melalui aplikasi ini. Wajar mengingat aplikasi ini memang diperuntukan bagi mereka yang ingin mencari jodoh.

Saya ingat dulu di era 1990-an ada kolom kotak jodoh di media koran. Ada informasi tentang seseorang yang mencari jodoh dan mencantumkan kriteria pasangan yang dicari. 

Tidak hanya itu ditahun 2000-an pun sempat ada reality show seperti Kontak Jodoh yang berusaha membantu klien menemukan cinta sejatinya. Ada pula reality show seperty Take me out yang populer di beberapa negara termasuk Indonesia.

Saya ingat betul acara Take me out Indonesia yang sempat disiarkan di salah satu TV Nasional. Disini peserta cowok memperkenalkan 30 single ladies. Ketika para gadis merasa peserta bukan kriterianya maka lampu akan dipadamkan secara sendiri. 

Jika pada akhir sesi masih banyak lampu tersisa maka peserta cowok akan tetap mempertahankan 2 lampu yang menyala dan mematikan lampu yang masih tersisa. Jika kurang beruntung, lampu 30 single ladies mati semua artinya si peserta cowok belum menemukan jodoh saat itu juga.

Acara ini sempat populer hingga muncul versi lain seperti Take Him Out Indonesia ataupun Take me out Celebrity. Meskipun muncul selentingan bahwa seiring waktu acara tersebut terkesan setingan namun setidaknya cukup memberikan hiburan bagi para penonton di rumah.

Kini zaman sudah berubah dimana kita dapat menemukan jodoh hanya melalui aplikasi di gadget. Cukup menginstal dating apps yang diminati kemudian mengisi data diri dan tinggal memilih sosok yang kita inginkan. 

Bagi sosok yang kurang disukai cukup geserkan tangan ke kiri, jika tertarik maka cukup usap gadget ke kanan. Apabila saling cocok maka akan ada notifikasi dan bisa mulai saling mengenal satu dengan lainnya melalui fitur chat.

Masih ingatkah dengan kisah cinta Pablo Benua dan Rey Utami. Pasangan ini ternyata saling bertemu melalui salah satu dating apps. Bahkan dalam waktu singkat kedua sejoli ini saling jatuh cinta dan menikah. 

Hal menarik selama masa berpacaran yang singkat, Pablo tidak ragu memberikan Rey hadiah mewah mulai dari mobil hingga jam tangan mewah. Kisah cinta mereka bahkan viral pada saat itu.

Aplikasi kencan tidaklah salah bagi mereka yang berstatus single ataupun duda/janda. Namun bagaimana bagi mereka yang berstatus sudah memiliki pasangan (suami/istri) atau pacar?

Alasan klasik yang akan terlontar dari mereka yang berstatus sudah punya pasangan adalah untuk mencari relasi atau teman. Ini juga pernah diutarakan oleh salah seorang teman yang sudah memiliki istri namun memiliki akun di aplikasi kencan. 

Entah mengapa 95 persen hati saya mengatakan alasan sekedar mencari teman terdengar meragukan. Ini karena dari cerita teman saya yang sudah menikah namun aktif menggunakan dating apps. 

Dirinya mengaku awalnya mencoba salah satu aplikasi kencan karena penasaran setelah melihat iklannya di media elektronik. Setelah mencoba ternyata ada kenalan yang matches (saling tertarik). 

Berawal dari mengobrol di aplikasi kemudian beralih ke WhatsApp. Muncul rasa penasaran untuk bertemu langsung. Ternyata kesetian pada pasangan teruji saat bertemu. Merasa klik di hati. Teman saya menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi.

Kisah seperti ini umum terjadi di dating apps. Banyak orang yang menggunakan aplikasi ini tidak hanya untuk mencari jodoh atau teman namun dengan tujuan lain.

Diceritakan pula ada yang sekedar mencari teman cerita, having fun hingga tidak yang terkelam ada yang menawarkan jasa plus-plus. Tak hanyal kini aplikasi kencan ini telah memiliki banyak fungsi.

Kembali pada topik awal, saya merasa seseorang yang  sudah memiliki pasangan namun tetap rajin berselancar di aplikasi kencan justru dapat berdampak pada hubungan internal. 

Perselingkuhan menjadi hal yang lumrah terjadi. Ini karena pengguna aplikasi bisa mencapai jutaan orang sehingga menemukan orang yang sesuai kriteria bisa saja terjadi.

Misalkan selama ini kita menilai pasangan saat ini adalah yang sempurna. Namun ketika mencoba aplikasi kencan ternyata menemukan sosok yang jauh lebih menarik dari sisi penampilan, karir hingga finansial. Godaan pasti akan muncul.

Ibarat kata pepatah, rumput tetangga terlihat lebih hijau

Potensi munculnya benih-benih cinta pada orang lain yang bukan pasangan kita sangat besar terjadi. Alhasil dari awal hanya iseng bisa jadi jembatan untuk selingkuh dan yang parahnya lagi bisa kecanduan untuk bertemu dengan orang lain diluar pasangan kita hanya untuk mencari kenikmatan sesaat.

Apabila Kompasianer memiliki pasangan yang masih hobi bermain aplikasi kencan, lebih baik dibicarakan dengan baik-baik agar hal yang negatif tidak terjadi.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun