Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Rindu Lomba 17 Agustusan, Tahun Ini Jangan Dihilangkan

17 Agustus 2020   17:15 Diperbarui: 17 Agustus 2020   17:16 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid oh Covid kapan dirimu menghilang. Aku rindu kehidupanku yang dulu

17 Agustus umumnya diselenggarakan meriah dan penuh kenangan. Mengapa tidak, hampir di seluruh penjuru tanah air sering dilakukan perlombaan untuk memeriahkan HUT RI.

Kini menjelang HUT 75 RI, saya merasakan kehilangan momen spesial yang biasanya sering ditemukan di pelosok daerah. 1 Minggu menjelang HUT RI, warga di kampung sibuk mempersiapkan acara hingga perlombaan.

Bahkan beberapa hari menjelang 17 Agustus sudah diumumkan acara dan lomba apa saja yang akan diadakan. Tidak heran anak-anak hingga orang dewasa mempersiapkan strategi untuk tampil dalam acara dan perlombaan tersebut.

Lomba yang umum diadakan seperti makan kerupuk, tarik tambang, menangkap dan memindahkan belut, balap kelereng, balap karung, panjat pinang hingga lomba nyanyi. 

Permasalahan social distancing hingga aturan protokol kesehatan pencegahan Covid 18 seakan membatasi aktivitas seperti ini. 

Disatu sisi ada harapan untuk tetap mengadakan perlombaan karena disaat inilah seluruh masyarakat berkumpul. Kita dapat tertawa bersama, bekerja sama untuk menang hingga saling bercengkrama.

Belum tentu setiap Minggu atau bulan bisa melakukan acara yang penuh kekeluargaan seperti ini.

Disisi lain, kita harus mematuhi aturan pemerintah untuk membatasi aktivitas yang mengundang kerumunan massa. Ini karena hingga saat ini pandemi Covid19 belum menunjukkan penurunan.

Dikhawatirkan acara dan lomba 17 Agustus justru menjadi cluster penyebaran terbaru. Secara personal memang kita tetap perlu waspada jangan sampai karena aktivitas 1 hari berakibat dikarantina selama 2 Minggu atau bahkan berujung lebih tragis.

Beberapa alasan kenapa acara lomba dikhawatirkan menjadi kegiatan yang berpotensi penularan virus Covid19 antara lain :

1. Lomba panjat pinang 

Panjat pinang menjadi acara yang paling ditunggu oleh banyak orang saat HUT RI. Berbagai hadiah dipajang pada sebuah batang pinang atau batang pohon tinggi seperti baju, sepatu, makanan, sandal dan hadiah menarik lainnya.

Untuk mendapatkan hadiah menarik tersebut butuh kerjasama tim karena batang pohon akan dilumuri oli atau minyak yang membuat orang susah untuk naik ke atas.

Bayangkan acara panjat pinang yang sarat kontak fisik tidak memungkinkan untuk diadakan. Ini karena peserta pasti akan saling pegang dan bersentuhan. Padahal kita tahu bahwa dilarang melakukan kontak fisik secara langsung selama masa pandemi ini.

2. Lomba Tarik Tambang

Tidak jauh berbeda dengan panjat pinang, lomba tarik tambang juga umumnya dilakukan secara berkelompok dan sarat sentuhan fisik.

Meskipun antara anggota kelompok Memnag diberikan jarak namun tetap saja jaraknya tidak sesuai dengan protokol kesehatan minimal 1 meter. 

Bayangkan jika anggota kelompok terdiri dari 5 meter maka setidaknya perlu tambang 10 meter (2 kelompok) ditambah 2 meter untuk pemisah kelompok. Total minimal 12 meter.

Jikapun syarat ini bisa dipenuhi oleh panitia tapi bayangkan saat proses lomba. Untuk menang, anggota kelompok akan berusaha menarik tambang sekuat mungkin. Biasanya kelompok yang kalah tidak mampu menahan kuatnya tarikan tambang lawan hingga terkadang mereka terjatuh bersama.

Tidak mungkin kita bisa mengontrol saat kondisi jatuh agar tetap dalam jarak yang ditetapkan. Mayoritas mereka jatuh saling bertabrakan satu dengan yang lainnya. 

Tidak hanya itu karena lomba ini mengandalkan fisik pasti peserta akan berkeringat. Kita sudah paham bahwa keringat bisa menjadi media penularan virus khususnya Covid19. 

3. Lomba Pindah Tempat

Lomba ini tergolong seru karena peserta harus berpindah tempat atau menempati tempat yang disediakan misalkan kursi namun jumlah kursi dikurangi 1 dari jumlah peserta.

Biasanya peserta diminta berjoged diiringi musik. Ketika musik berhenti, mereka harus duduk di kursi yang disediakan atau menempati posisi tertentu. Yang tidak kebagian tempat maka akan gugur hingga nanti tersisa 1 orang yang berhasil kebagian tempat sebagai juara.

Permainan pindah tempat ini juga terancam tidak bisa dimainkan karena kursi akan diduduki secara bergantian. Info yang didapat, virus bisa menempel pada benda mati dan ditularkan kepada orang lain yang tidak sengaja menyentuh benda tersebut.

Selain dari sisi permainan, kekhawatiran lainnya dari penonton yang hadir. Kita sudah paham bahwa acara ini sangat menarik. Banyak warga yang berbondong-bondong menonton atau sekedar memberi semangat. Tidak akan seru jika menonton dalam kondisi tenang.

Biasanya mereka beregombol mendekat dan mengeluarkan suara penuh semangat. Artinya penonton tidak memusingkan jarak antar warga lain. Bahkan semakin desak-desakan memberi semangat justru semakin meriah.

Sayangnya hal ini akan sulit mengingat anjuran pemerintah untuk menjaga jarak. Bahkan sebisa mungkin tidak ada sentuhan fisik.

Sekali lagi suasana masa pandemi sungguh membuatku tersiksa. Ada kerinduan mendalam terhadap hal-hal yang dulu bisa dilakukan bersama-sama serta berkumpul dengan warga lain dalam momen spesial.

Mungkin lomba yang bisa diadakan selama pandemi ini seperti lomba makan kerupuk, balap kelereng ataupun memindahkan belut. Tapi dengan syarat peserta membawa sendiri alat dan bahan.

Saya membayangkan ikut lomba makan kerupuk, peserta membawa sendiri kerupuk dan tali. Ikut lomba balap kelereng, peserta bawa sendiri sendok dan kelerengnya bahkan jika ikut tangkap belut berarti belut dibawa sendiri. 

Sedikit kocak memang tapi apa daya jika aturan protokol kesehatan jika harus tetap ditegakkan.

Berharap kemeriahan HUT 75 RI tetap bisa dilaksanakan dengan cara berbeda. Meskipun tahun ini suasana sedikit berbeda namun bukan berarti tidak bisa menciptakan kesendirian sendiri di tengah masyarakat.

Dirgahayu RI yang ke-75, semoga pandemi ini juga cepat berlalu. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun