Kita akan berpendapat bahwa keluarga adalah lingkungan teraman. Setiap anggota keluarga akan saling menjaga satu dengan lainnya. Saya pun berharap seperti itu namun kita janganlah berpikir terlalu naif.
Masih ada kisah dimana keluarga justru menjadi lingkungan yang menakutkan khususnya bagi mereka yang pernah atau sedang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakoni oleh anggota keluarganya.
Saya akan mengambil 2 kisah yang dapat kita jadikan pembelajaran.Â
Kisah pertama, kasus pemerkosaan ayah terhadap anaknya di Blitar. Diberitakan bahwa sang ayah tinggal bersama anak gadisnya pasca bercerai dengan istrinya.Â
Sang ayah tidak dapat menahan hawa nafsunya karena sudah lama ditinggalkan istri. Kondisi ini akhirnya membuat dirinya tega memperkosa anak gadisnya sejak anaknya duduk di kelas 6 SD dan telah berlangsung selama 3 tahun. Bahkan ayah tidak segan memukul anak jika menolak ajakan berhubungan badan. Berita lengkap klik disini.
Kisah kedua, seorang ibu tega menjual anak gadisnya yang masih SMP kepada pria hidung belang. Kejadian ini juga terjadi di Blitar, Jawa Timur. Sang ibu menawarkan anaknya kepada pria hidung belang seharga seratus ribu rupiah.
Kejadian ini terungkap setelah warga merasa kasihan mendengar kisah sang anak dan akhirnya kasus ini dilaporkan ke pihak berwajib. Berita lengkap klik disini.
2 kisah ini saya angkat sebagai gambaran bahwa orang terdekat dalam keluarga bisa menjadi sosok yang menakutkan. Ayah yang bertugas melindungi bisa tega melecehkan anak; ibu yang harusnya menyayangi justru tega memperdayai anak; ataupun kakak yang seharusnya memberi contoh yang baik justru sebaliknya mencontohkan hal buruk.
Pada 2 kasus diatas saya belajar bahwa ada banyak faktor mengapa kasus pelecehan anak banyak terjadi di lingkungan keluarga.Â
Pada kasus pertama, pelecehan terjadi karena faktor seksualitas ayah yang tidak terpenuhi. Suami yang berpisah dengan istri pasti akan merasa kesepian.Â