Terlalu berat menjadi Presiden BEM, kita bisa belajar tata pemerintahan melalui struktur kabinet. Tidak jauh berbeda dengan pemerintahan kita, struktur kabinet di BEM umumnya terdiri dari tim sukses yang dipercaya untuk mengisi pos kementerian tertentu. Berkaca pada pengalaman dulu saat saya tergabung sebagai anggota BEM Universitas dan Fakultas.Â
Ada beberapa pos kementerian yang dibuat seperti Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kemen-PSDM), dan beberapa pos lainnya. Setiap kabinet bisa memiliki penamaan berbeda karena semua adalah hak prerogatif Presiden dan Wapres BEM terpilih.
Saya ingat dulu pernah menjadi anggota dari Kemenlu BEM Universitas dan Fakultas saat menjadi mahasiswa baru. Jiwa aktivis begitu menggelora saat itu sehingga mendaftar di dua organisasi berbeda dengan pos kementerian yang sama.Â
Saat menjadi anggota Kemenlu BEM Universitas, tugas saya adalah menjadi perwakilan universitas dan BEM saat ada pertemuan dengan BEM kampus lain. Bahkan ada moment pertemuan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), saya ikut mendampingi Presiden BEM.Â
Tidak jauh berbeda saat jadi anggota Kemenlu BEM Fakultas, saya juga bertugas melakukan aktivitas dengan pihak eksternal. Bedanya karena ini lingkup fakultas maka umumnya lebih melakukan koordinasi dengan BEM Fakultas lain.
Saya dan beberapa teman memiliki tujuan sama ingin tahu seperti apa tugas dan kegiatan dalam lembaga eksekutif di tingkat perguruan tinggi. Ini menjadi pembelajaran jika suatu saat dapat bekerja di salah satu kementerian atau bahkan menjadi menteri di suatu kabinet Indonesia kelak. Tidak ada yang mustahil.
Bahkan banyak teman yang saya selama menjadi anggota kabinet di BEM Fakultas maupun Universitas kini sudah berhasil menjadi ASN di salah satu kementerian RI. Ada rasa bangga dan salut bahkan teman saya bercerita pengalaman dirinya selama di BEM Fakultas dan Universitas sangat membantu.
Pada lembaga eksekutif seperti BEM, kita dilatih untuk bisa merancang Program Kerja (Proker) khususnya di pos kementerian yang sejalan dengan visi dan misi kabinet atau Presiden BEM.Â
Untuk menjalankan Proker sekaligus operasional kabinet tentu akan diberikan dana pagu dari universitas. Dana pagu tersebut pun nantinya akan dibagi kembali ke pos kementerian yang ada dengan disesuaikan dengan Proker yang akan dijalankan selama 1 tahun kedepan. Disinilah kita harus pintar mengolah dana Pagu untuk dapat menjalankan Proker yang sudah dirancang.
Ketika kita menjabat sebagai Presiden BEM, ataupun menteri sekalipun. Kita akan terbiasa dengan agenda meeting dengan anggota. Mirip dengan rapat kabinet ataupun rapat kementerian. Membahas progres kerja ataupun isu lain yang perlu diangkat pada meeting.Â
Pola kerja seperti ini sangat mirip dengan pola kerja di pemerintahan sehingga ketika kelak berada pada instansi pemerintahan tidak akan kaget lagi jika sewaktu-waktu diminta untuk diadakan meeting.