Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Pembicara Seminar [Meski Hanya di Rumah] Saat Pandemi, Siapa Takut

11 Juli 2020   11:10 Diperbarui: 11 Juli 2020   11:29 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pandemi Covid19 memang telah membatasi ruang gerak masyarakat dunia. Guna mengurangi penyebaran, mulai banyak pemberlakuan sistem work from home ataupun study from home dimana segala aktivitas dilakukan di rumah. Meskipun hanya di rumah bukan berarti kita tidak bisa melakukan hal yang produktif.

Saya memiliki WhatsApp Group (WAG) bernama Connecting BARIS yang merupakan organisasi Badan Riset di FISIP Universitas Brawijaya. Anggota WAG memiliki inisiatif untuk membuat Webinar rutin yang bertujuan untuk menjaga silahturahmi para alumni, mendekatkan dengan anggota junior serta menjadi wadah berbagi informasi dan pengalaman kepada anggota dan juga masyarakat umum.

Akhirnya tercetuslah ide pembuatan Webinar MABAR (Moment Alumni BARis) bekerja sama dengan Pemimpin Indonesia sebagai penyedia media daring serta Ikatan Alumni FISIP UB. Kegiatan MABAR ditujukan untuk sharing informasi yang diadakan 1-2 minggu sekali.

Tanggal 13 Juni 2020 kemarin saya diminta oleh  di anggota WAG Connecting BARIS untuk menjadi pembicara pada Mabar#2 terkait topik pengembangan karir. Sebelumnya pada Mabar#1, topik yang diangkat seputar pengalaman dan informasi beasiswa keluar negeri. Setelah itu diadakan voting topik untuk Mabar#2 dan topik pengembangan karir menjadi pilihan terbanyak.

Saya awalnya bingung kenapa saya yang ditunjuk sebagai pembicara namun panitia Webinar menginfokan bahwa pertimbangan background pekerjaan serta pengalaman saya saat ini sebagai bagian dari manajerial perusahaan dianggap dapat disharingkan kepada peserta.

Saya melihat acara ini memang bermanfaat serta mengisi aktivitas selama pandemi, akhirnya saya pun mengiyakan permintaan panitia dan mulai menyiapkan materi sesuai tema Webinar yang diminta yaitu Everyone Can Be A Manager.

Saya berusaha membuat materi sederhana seputar pengalaman saya bisa menapaki karir hingga menjadi manager dan apa saja yang perlu dipersiapkan oleh seseorang untuk bisa menjadi manager.

Materi sudah saya siapkan dalam bentuk powerpoint dan juga saya siapkan 2 souvenir sebagai giveaway bagi peserta yang aktif bertanya atau mau berbagi pengalaman juga. Harapannya Webinar ini tidak hanya 1 arah dari pembicara saja namun 2 arah sehingga suasana akan lebih aktif.

Hari yang ditentukan pun tiba. Saya menyiapkan smartphone, memastikan jaringan Tri (provide kartu yang saya pakai) agar tidak error di tengah serta buku catatan kecil terkait hal-hal yang perlu saya sampaikan dan juga untuk mencatat pertanyaan dari peserta.

Berikut adalah sedikit rangkuman dari materi yang saya sampaikan selama Webinar Mabar#2

Memiliki impian untuk menjadi manager bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Ada banyak posisi manager yang bisa kita capai seperti Branch Manager, HRGA Manager, Area Manager, Finance Manager, Area Manager, Brand Manager, Marketing Manager, Sales Manager, Operational Manager, dan masih banyak posisi manager lainnya. 

Menjadi manager bukanlah sesuatu yang instan sehingga butuh waktu dan proses untuk mencapai hal tersebut terkecuali itu merupakan perusahaan keluarga. Saya pun mengawali karir sebagai staff marketing.

Setahun kemudian naik jabatan menjadi asisten manager distribusi kemudian dipercaya untuk naik level menjadi area manager yang bertanggung jawab terhadap pengembangan cabang perusahaan di Jawa Timur dan Jawa Tengah serta menjalin kerjasama dengan distributor baik di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta hingga luar pulau.

Untuk menjadi manager, kita harus bisa menyiapkan mental. Ini karena kita ibarat nahkoda dalam suatu divisi yang mengarahkan anggota menyeberangi lautan dengan berbagai tantangan seperti arah angin, badai, ombak, ataupun serangan bajak laut hingga akhirnya bisa mencapai tujuan yang kita inginkan. Untuk itu menjadi manager juga harus memiliki beberapa keterampilan seperti :

  1. Leadership (kepemimpinan), manager harus bisa memimpin untuk bawahannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan
  2. Problem solving (pemecahan masalah), manager harus terbiasa mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi.
  3. Decision making (membuat keputusan), manager mampu membuat keputusan yang berkenaan dengan tanggungjawabnya untuk memajukan perusahaan serta bersedia bertanggungjawab terhadap keputusan yang dibuat.
  4. Good communicator and listener (pembicara dan pendengar yang baik), manager harus bisa memberikan instruksi atau arahan yang jelas agar dipahami oleh bawahannya serta dapat menjadi pendengar yang baik terhadap saran, masukan atau kendala dari bawahannya.

Ada pertanyaan menarik yang disampaikan oleh peserta, bagaimana memotivasi diri untuk bisa mencapai level manager di suatu perusahaan nanti?

Saya memberikan jawaban berdasarkan pengalaman. Dalam hidup, kita harus bisa memproyeksikan seperti apa karir kita 5-10 tahun ke depan. Sama seperti saya, bahkan saya saat masih kuliah sudah memproyeksikan setelah lulus kuliah bekerja di perusahaan swasta dan di usia 35 harus sudah di level manager.

Pola pikir seperti ini secara tidak langsung akan tertanam di alam bawah sadar dan menjadi motivasi kita saat berkarir. Saya bersyukur impian saya bisa terwujud sebelum berusia 30 tahun. Ini adalah rejeki dan pencapaian yang luar biasa dalam hidup saya.

Saya memberikan masukan setidaknya 2-3 tahun bekerja, kita perlu naik 1 level baik menjadi supervisor, kepala sub bagian, ataupun asisten manager.

Ini didasarkan selama masa tersebut kita sudah memahami pola bekerja, tugas, hingga tanggung jawab sehingga dianggap layak untuk membantu tugas manager atau kepala bagian. Ketika kita sudah memasuki usia 5 tahun keatas maka targetkan diri untuk naik di level lebih atas lagi yaitu manager. 

Mungkin ada karyawan yang bisa menunjukkan prestasi gemilang sehingga naik ke posisi ini lebih cepat namun rata-rata seorang pekerja bisa menapaki posisi manager di 5 tahun bekerja.

Jadi ketika seorang karyawan sudah bekerja lebih dari 10 tahun namun karir masih stagnan sebagai staff bisa saja tidak ada prestasi yang dilihat oleh manajemen perusahaan, tidak ada peluang kenaikan jabatan, ataupun dalam dirinya memang tidak berniat menjadi atasan.

Khusus pada tidak adanya peluang kenaikan jabatan, tidak ada salahnya bila kita mencoba melihat peluang di perusahaan lain untuk meningkatkan karir kita. Hal ini wajar dan lumrah terjadi mengingat ada posisi manager umumnya baru tersedia ketika ada perluasan usaha/divisi, manager sebelumnya pensiun/meninggal atau dimutasi. Sehingga tidak heran peluang untuk naik jabatan akan terasa lama.

Tidak terasa 2 jam acara Webinar berlangsung dengan lancar dan suasana pun sangat aktraktif. Saya melihat banyak peserta yang bersedia juga membagi pengalaman dirinya selama bekerja selama sesi tanya-jawab. Ini menunjukan bahwa tiap orang memiliki perjalanan karirnya sendiri di perusahaan yang berbeda.

Ada 3 hal positif yang saya ambil selama saya dipercaya menjadi pemateri di Webina Mabar#2.

Hal Positif Pertama, saya telah melakukan hal produktif selama pandemi. 

Biasanya tiap hari sabtu di siang hari, saya hanya menghabiskan waktu dengan youtube-an, main game, nonton tv ataupun sekedar tidur siang. Ini karena tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan selama pandemi sehingga hanya bisa melakukan rutinitas di rumah. 

Ketika saya ditunjuk sebagai pembicara, aktivitas saya menjadi produktif. Saya ada kegiatan membuat materi Webinar, membuat ulasan singkat dan memberikan informasi kepada orang lain. Pengalaman dan informasi yang saya bagikan mungkin dibutuhkan bagi orang lain yang saat ini tengah berusaha keras meniti karir dan bermimpi sama ingin menjadi manager kelak. 

Saya selalu menanamkan pikiran bahwa ilmu itu perlu dibagi, pengalaman perlu di-sharingkan. Kita tidak boleh pelit terhadap ilmu ataupun pengalaman karena sejak kecil pun kita selalu mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru di sekolah. Maka sepantasnya kita juga dapat memberikan ilmu yang kita punya untuk orang disekitar agar dapat berkembang bersama di masyarakat.

Hal Positif Kedua, Membangun Kedekatan dan #KalahkanJarak

Peserta Webinar MABAR. Hasil Olahan Penulis, dokumentasi Alumni BARIS
Peserta Webinar MABAR. Hasil Olahan Penulis, dokumentasi Alumni BARIS

Selepas sesi Webinar, panitia selalu melakukan review materi dan melakukan survey kepuasan materi. Saya bersyukur acara Webinar tersebut diikuto 20 orang yang berasal dari 10 kota berbeda seperti di Bandung, Denpasar, Pacitan, Prabumulih, Gresik, Jakarta, Malang, Manggarai di NTT dan kota lainnya. Ini menunjukkan bahwa jarak bukanlah hambatan. Justru kita dapat didekatkan melalui sebuah acara sederhana seperti Webinar MABAR.

Saya pun bisa berinteraksi dengan orang baru di dalam seminar tersebut dengan pengalaman yang mereka miliki masing-masing. Saya membayangkan betapa ruginya saya selama ini melakukan rutinitas seperti tidur ataupun main game selama pandemi.

Kegiatan Webinar seperti ini membuka pandangan bahwa masih banyak aktivitas produktif yang bisa dilakukan meski hanya sekedar di rumah. Buktinya saat itu, saya meski hanya di rumah namun bisa berbagi informasi kepada banyak orang.

Hal Positif Ketiga, Kuota Internet Saya Digunakan untuk Hal Berguna

Seperti yang saya infokan sebelumnya, kuota internet saya selama masa pandemi sering dihabiskan untuk menonton youtube, main game dan melalukan aktivitas di sosial media. Saya memang pengguna kartu Tri sejak masa kuliah. Ini karena selain murah, Jaringan 3 Indonesia  juga sudah mendukung hingga 4.5 G artinya lebih cepat daripada jaringan 4G. 

Sesuai taglinenya di kartu perdana terbaru yaitu produk AlwaysOn, pengguna seperti saya tidak perlu khawatir sisa kuota hangus ketika lupa membeli isi ulang data. Sehingga saya masih tetap bebas berinternet ria termasuk bersosial media selama nomor saya masih dalam masa aktif.

Tidak heran untuk di daerah saya, jaringan lancar untuk melakukan aktivitas seperti nonton youtube atau bersosial media. Bahkan saat Webinar pun saya menggunakan smartphone dengan paketan Tri. Selama 2 jam tidak ada kendala jaringan error, suara putus-putus ataupun permasalahan lainnya. Materi bisa disampaikan dengan lancar hanya melalui media daring.

Apabila membutuhkan informasi lebih detail terkait produk maupun Jaringan 3 Indonesia dapat diakses di link website www.tri.co.id atau https://bit.ly/2XqKZMI . Serta akun sosial media @triindonesia untuk pengguna facebook, twitter maupun instagram. Pokoknya kita bisa #KalahkanJarak dengan menggunakan kartu Tri. Saya di rumah bisa produktif, sahabat kompasiana pun pasti bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun