Sebenarnya agak sayang melihat seorang wanita memiliki tingkat pendidikan tinggi seperti lulusan S1 atau bahkan S2 dan memutuskan untuk tidak bekerja atau menjadi IRT. Saya menyebut kasus ini sebagai penggangguran berpendidikan.Â
Ketika banyak wanita tidak mampu menempuh pendidikan tinggi dan susah mendapatkan pekerjaan yang ideal karena terganjal tingkat pendidikan justru ada yang sudah memiliki pendidikan tinggi namun memilih untuk tidak bekerja di sektor formal.
Ketika kita diberikan kesempatan untuk kuliah maka sejatinya ada keterampilan dan pemahaman yang lebih dibandingkan mereka yang hanya lulusan sekolah menengah. Ketika bekerja di sektor formal, tentu kita dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama sekolah/kuliah. Harapannya ilmu yang didapat selama ini berguna dan semakin terasah selama bekerja.
Ketika seorang wanita memilih menjadi IRT memang ilmu tidak langsung menghilang. Dia masih mengingat ilmu yang didapat tapi pastinya akan tidak sekuat mereka yang mampu mengaplikasikan dalam dunia kerja. Karena ilmu pun butuh praktek.
Bekerja bukan berarti harus selalu di sektor formal seperti bekerja di kantor atau instansi tertentu. Masih banyak pilihan kerja yang tetap bisa memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga namun tugas sebagai istri ataupun ibu bagi anak tetap terlaksanakan.
Pekerjaan seperti membuka warung, membuka usaha catering, menjahit, dropshipper, menjual kue kering, ataupun guru bimbel adalah sebagian pekerjaan yang dapat ditekuni tanpa harus meninggalkan keluarga. Intinya sebisa mungkin wanita dapat mandiri dan menghasilkan uang yang nantinya selain untuk menambah pemasukan keluarga juga untuk antisipasi apabila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H