Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Reshuffle Kabinet Terjadi, Tolong Kembalikan Ibu Susi

4 Juli 2020   12:12 Diperbarui: 4 Juli 2020   12:59 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini berita resuffle kabinet kian gencar diinformasikan oleh berbagai media nasional baik cetak maupun elektronik. Berita ini semakin panas dengan munculnya berita seputar nilai raport tiap menteri. Adanya "raport merah" yang ditujukan ke beberapa menteri semakin menginsyaratkan bahwa Bapak Jokowi tengah dihadapkan pada posisi yang sulit antara mempertahankan menteri dengan raport merah atau harus segera menggantinya.

Berita ini tentu tidak serta merta muncul. Kekuatan media nasional dalam mencari berita pasti didasarkan pada informasi dari orang yang valid dan bisa dipercaya. Sejak era SBY hingga Jokowi pada periode pertama juga sering muncul pemberitaan reshuffle kabinet dan nyatanya benar terjadi meskipun kandidat pengganti yang muncul masih ada perbedaan dengan realita.

Jika benar bahwa reshuffle tidak terelakan dan harus dilaksanakan. Saya berharap Ibu Susi dapat dipertimbangkan lagi untuk masuk sebagai bagian dari pemerintahan. Beberapa posisi dapat dipertimbangkan apabila Ibu Susi dipercaya kembali masuk pada Kabinet Indonesia Maju seperti Menteri Kelautan dan Perikanan; Menteri Sosial; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ataupun Menteri Pemuda dan Olahraga .

Jika menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan otomatis menggeser posisi Edhy Prabowo yang merupakan orang kepercayaan dari Bapak Prabowo Subianto yang kini juga menjadi bagian dari pemerintahan. Memang agak sulit apalagi jika Ibu Susi masih harus melakukan koordinasi dengan Bapak Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Bidang Kemaritiman. Peluang ini akan terasa kecil.

Menteri Sosial atau Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi juga dapat dipertimbangkan mengingat sosok Ibu Susi yang aktif berkunjung ke lapangan selama dulu menjadi sebagai Menteri. Cara pendekatan dirinya dengan struktur dibawah maupun masyarakat bisa menjadikan dirinya bisa memberikan kontribusi di salah satu pos kementerian ini. Pengalaman beliau memberdayakan para nelayan di Pangandaran ataupun peran beliau memajukan wilayah Pangandaran adalah pengalaman dan peran nyata dari sosok Ibu Susi yang patut dipertimbangkan.

Saya berharap jika Ibu Susi menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Sudah bukan rahasia umum lagi jika pengembangan olahraga tanah air masih stagnan. Pada kancah Olimpiade saja hanya sektor bulu tangkis dan angkat besi yang selalu memberikan prestasi terbaiknya. Untuk ranah sepak bola, prestasi Indonesia seakan naik turun ibarat bola bekel. Kadang naik dan memberikan euforia bagi masyarakat namun juga sering memberikan kekecawaan terhadap prestasi sepak bola di kancah internasional. Ajang sepak bola tanah air pun penuh kecarutmarutan.

Taufik Hidayat, pebulu tangkis andalan Indonesia bahkan secara terang-terangan mengatakan banyak "tikus" di Kemenpora. Pernyataannya cukup lantang yang mengatakan tikus ini lebih fokus korupsi dibandingkan pengembangan olahraga. Taufik sendiri berharap adanya perombakan di tubuh Kemenpora. Jika benar isu tersebut maka sosok tegas Ibu Susi sangat dibutuhkan disini.

Saya berharap besar agar Ibu Susi dapat mengobati kerinduan saya melihat kontribusi beliau di roda pemerintahan saat ini dan menjadi pertimbangan bila kelak memang terjadi reshuffle kabinet. Bapak Jokowi, jika bapak baca tulisan ini tolong kembalikan Ibu Susi. Kami rindu sosok Ibu Susi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun