Sebenarnya saya bisa saja menunggu rute langsung ke Rangkasbitung saat di Tanah Abang tapi karena jadwal kereta masih lama dan tersedia rute lain. Saya memilih mencoba rute lebih dekat sekalian ingin menjelajah stasiun Parungpanjang dan Maja yang juga belum pernah saya singgahi.
Saat berada dalam KRL arah Maja tiba-tiba seorang ibu bertanya ke saya, "Mas, kalau ke Rangkasbitung berarti kita nunggu lagi ya di Maja?". Saat itu memang KRL yang kita naiki berakhir di Stasiun Maja.Â
Saya katakan, "Maaf bu, saya baru ini ke Rangkasbitung. Pengen jelajah aja tapi dari peta rute nanti kita nunggu lagi KRL rute ke Rangkasbitung saat sampai di Maja."
 "Wuah sama mas, saya ini ajak keluarga dari Bogor biar pernah ke Stasiun Rangkasbitung," katanya sambil menunjuk ke anak dan suaminya.
Saya berasa menemukan soulmate saat itu juga karena motivasi kami sama. Alhasil sepanjang menunggu KRL di Maja hingga Rangkasbitung, kami mengobrol banyak hal terutama tentang kesamaan minat kami sebagai station hunter.Â
Saya baru sadar bahwa hobi ini juga memiliki peminat lain selain saya seorang. Saya pun memberikan informasi terkait jadwal kereta terakhir agar tidak sampai ketinggalan karena otomatis bisa bahaya jika ketinggalan kereta terakhir mengingat jarak Rangkasbitung-Bogor sangat jauh.
Ada rasa kepuasan sendiri ketika menjelajahi tempat baru dengan menggunakan KRL, karena selain murah saya bisa mengetahui seperti stasiun terakhir KRL Jabodetabek. Aktivitas saya paling hanya sekadar ngopi, kulineran sekitar stasiun dan jika memungkinkan jalan-jalan menikmati pemandangan di sekitar stasiun.Â
Bagi orang lain mungkin hobi saya ini terkesan tidak ada kerjaan, tapi menurut saya setiap orang memiliki kepuasan batin berbeda. Menjadi station hunter telah memberikan kepuasan batin dan pengalaman tak terlupakan sekaligus tak bernilai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H