Sebenarnya kita harusnya malu jika dibandingkan dengan yang dialami Nabi Ayub. Cobaan kita mungkin salah satu saja tapi Nabi Ayub mengalami cobaan bertubi-tubi hingga akhirnya dianggap lulus dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Tuhan.Â
Jangalah menganggap cobaan kita paling berat di dunia jika sebenarnya cobaanmu masih belum ada apa-apanya dibandingkan ujian Nabi Ayub
Bila ada komentar, Nabi Ayub kan orang pilihan pasti bisa melalui ujian yang berat. Ok, mari kita ambil contoh lain yang sederhana. Bayangkan kisah saudara-saudara kita yang harus hidup di panti asuhan, orang tua yang terabaikan di panti jompo, teman-teman kita yang harus berjuang hidup di medan perang. Mereka memiliki beban hidup masing-masing namun tetap semangat menjalani hidup.
Anak panti asuhan yang dari kecil tidak mengenal ayah-ibunya bahkan ada yang dibuang sejak lahir. Orang tua yang setelah tua justru diabaikan dan dianggap beban oleh anak-anaknya atau mereka yang hidup penuh ketakutan di sekitar medan perang. Mereka masih tetap berjuang untuk tetap hidup.Â
Masih banyak orang yang mengasihimu. Pikirkan hal ini sebelum memutuskan bunuh diri. Jika kamu adalah orang tua yang memiliki anak, bayangkan perasaan anak yang ditinggalkan karena keegoisanmu. Bagaimana anak tersebut tumbuh tanpa didampingi orang tuanya.Â
Jika kamu seorang anak, bayangkan perasaan orang tuamu. Orang tua yang susah payah melahirkan dan membesarkan mu hingga besar namun dirimu memilih bunuh diri karena masalah percintaan. Begitu sakitnya pasti perasaan orang tua.
Tanpa kamu sadari masih ada banyak orang yang mengasihimu dan merasa kehilanganmu jika dirimu hendak bunuh diri. Akan ada orang tua, anak, sahabat atau pacar sekalipun.Â
Coba selalu tanamkan pikiran, aku ingin tetap hidup untuk orang tuaku, aku ingin tetap hidup untuk anakku, aku ingin tetap hidup untuk orang terdekatku. Selalu tanamkan pikiran ini maka niscaya niat untuk mengakhiri hidup akan hilang seketika.
Berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi orang lain yang tengah berputus asa sehingga niatan buruk seperti ingin bunuh diri dapat dihilangkan. Apapun ujiannya kita harus siap menghadapinya. Ibarat kenaikan kelas pasti akan ada ujian yang harus dilalui terlebih dulu begitu pula dengan kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H