Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangan Malu, Sales dan Marketing Justru Profesi yang Paling Menjanjikan

27 Juni 2020   12:17 Diperbarui: 28 Juni 2020   06:24 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sales sedang bertemu dengann clients (Sumber: www.shutterstock.com)

Banyak orang atau bahkan lulusan baru yang menghindari profesi sebagai sales ataupun marketing. Sales dan marketing merupakan yang terkesan mirip namun berbeda. 

Merunjuk pada berbagai literatur, sales merupakan kegiatan pemasaran barang atau jasa baik secara langsung ataupun tidak yang akhirnya berujung pada penjualan. 

Beberapa profesi sales seperti Sales Promotion Girl (SPG), Sales Promotion Boy (SPB), Sales Take Order (TO), Sales Canvas, Sales Counter dan sebagainya.

Marketing lebih bertugas melakukan promosi untuk meningkatkan minat konsumen untuk membeli barang atau jasa. Tidak heran divisi marketing lebih banyak akan menganalisa pasar, melakukan promosi, menjaga hubungan dengan konsumen atau mengadakan kegiatan yang bertujuan peningkatan pemasaran. 

Sales dan marketing memang menjadi bagian yang tidak terpisahkan karena sales membutuhkan team marketing untuk membantu membuat konsep yang menarik dan memudahnya dirinya berjualan ke konsumen, sebaliknya marketing membutuhkan sales untuk mengaplikasian segala konsep dan ide di lapangan untuk menjual produk atau jasa.

Tidak dipungkiri masih banyak perusahaan menempatkan posisi sales dan marketing sebagai hal yang sama karena dua profesi ini memiliki tujuan sama yaitu pemasaran. 

Berbagai faktor dijadikan alasan bagi para pencari kerja untuk tidak menjadikan posisi sales atau marketing dalam daftar prioritas mereka.

Faktor malu atau canggung bertemu dengan orang baru
Seseorang dengan karakter introvert pasti akan menghindari posisi sebagai sales ataupun marketing mengingat kedua profesi sangat erat untuk bertemu dengan orang baru. Jangankan menawarkan produk/jasa, bertemu dan mengobrol dengan orang disekitar aja takut dan malu. 

Bagi orang dengan karakter introvert, bertemu atau berkomunikasi dengan orang baru dapat menyebabkan dirinya terasa berkeringat dingin, kata susah terucap, bertingkah aneh, gemetar atau bahkan yang ekstrim bisa menangis di depan orang tersebut.

Di sisi lain ada kekhawatiran bahwa ketika hendak menawarkan produk atau jasa kepada calon konsumen justru calon konsumen tersebut menangkap sikap dirinya yang masih canggung dan malu yang akhirnya tidak tertarik membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Ketakutan inilah yang tertanam dalam pikiran seorang introvert.

Faktor tidak percaya diri dan menanggap dirinya kurang memiliki daya tarik
Ketika membahas tentang profesi sales atau marketing pasti muncul karakter sales yang ideal adalan penampilan yang menarik, tinggi, badan ideal, berkulit putih, wajah bersih atau yang cenderung mengarah ke sosok model. Pandangan ini muncul karena kondisi di lingkungan sekitar atau pengalaman yang pernah ia rasakan. 

Sales dan Marketing sebagai Profesi yang saling Mendukung (Sumber: www.steemit.com)
Sales dan Marketing sebagai Profesi yang saling Mendukung (Sumber: www.steemit.com)

Misalkan ketika membaca surat lowongan pekerjaan sebagai sales/marketing pasti akan muncul persyaratan seperti itu atau setidaknya berpenampilan menarik dan memiliki tubuh proporsional. 

Begitu seringnya menemukan persyaratan fisik dalam sebuah lowongan sales/marketing menunjukan stigma bahwa penampilan fisik adalah prioritas. 

Ini semakin ditunjang dengan pengalaman melihat perusahaan rokok atau pameran mobil dan properti pasti menggunakan jasa sales wanita dengan tubuh yang tinggi, langsung dan berkulit putih untuk mempromosikan dan menjual produk mereka.

Bagi mereka yang sadar tidak memenuhi kriteria tersebut akhirnya memilih mundur sejak awal dibandingkan kecewa saat gagal seleksi penerimaan karyawan. Padahal tidak semua perusahaan mensyaratkan hal tersebut contoh saja posisi telemarketing atau sales online yang tidak terlalu memerlukan fisik yang menawan dikarenakan tidak bertemu langsung dengan konsumen.

Faktor stigma bahwa sales menjual produk dengan sistem door to door
Hal lumrah karena seringkali masyarakat melihat seorang sales menawarkan produk dari pintu satu ke pintu lainnya dengan berjalan kaki atau mengendari kendaraan bermotor. Bahkan ketika mendengar kata sales langsung tertuju kepada sales panci, sales kartu kredit, sales rokok sales motor yang banyak melakukan aktivitas di lapangan dengan sistem door to door atau menyebarkan brosur di pinggir jalan.

Masyarakat perlu tahu bahwa sales tidak selamanya melakukan sistem door to door, contohnya sales counter, SPG ataupun SPB yang memasarkan produk atau jasa di dalam ruangan yang umumnya nyaman. Mereka hanya menunggu konsumen datang ke lokasi mereka dan sales hanya mendampingi konsumen menemukan apa yang mereka inginkan.

Faktor sales atau marketing bukan profesi yang menjanjikan
Pandangan bahwa sales atau marketing memiliki gaji yang kecil dan terasa kurang prestige dibandingkan mereka yang kerja secara kantoran. Ini merupakan pemikiran yang salah. 

Sales dan marketing merupakan profesi yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Bahkan marketing menjadi pondasi utama bagi perusahaan karena tanpa ada sales ataupun marketing maka produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan tidak ada yang membantu menjualkan. Otomatis tidak ada pemasukan yang menyebabkan perusahaan tidak bisa membiayai operasionalnya.

Mungkin ada perusahaan yang memberikan gaji sales lebih kecil dibandingkan staff di kantor namun pasti ada pemberlakuan insentif bagi sales. 

Insentif ini justru bisa lebih besar dibandingkan gaji tetap yang diterima bahkan besaran insentif ini bisa menyalip gaji staff seperti posisi admin di sebuah perusahaan.

Peningkatan Taraf Kehidupan (Sumber Situs BUMN)
Peningkatan Taraf Kehidupan (Sumber Situs BUMN)

Jangan kaget jika seorang sales bahkan mampu membeli kebutuhan sehari-hari, barang bermerk, mobil, hingga rumah sekalipun dengan mengandalkan insentif yang diterima. 

Saya sempat ngobrol dengan salah satu sales pameran mobil. Infonya jika ada 1 mobil yang berhasil terjual insentif yang diterima bahkan bisa di atas 5 juta. 

Apalagi jika yang terjual kategori mobil premium yang harganya diatas 1 milyar dan customer tersebut loyal bahkan sales bisa menerima insentif diangka puluhan juta setiap transaksi.

Beberapa perusahaan seperti otomotif, asuransi, perbankan bankan memberikan fasilitas liburan keluar negeri bagi sales atau marketing yang menunjukan performa luar biasa. Jadi bila masih ada anggapan bahwa profesi sales/marketing kurang menjanjikan. Coba dipikirkan ulang.

Saya pun pernah melalui di posisi bekerja sebagai SPB di counter Hp dan menjadi marketing executive di perusahaan saat ini. Ada berbagai pengalaman menarik yang dijadikan pembelajaran bagi teman-teman pencari kerja (job seeker) untuk melihat peluang sales dikemudian hari.

Saya dulu pernah bekerja sebagai SPB di salah satu counter HP terbesar di Denpasar, Bali. Karena counter HP tersebut sudah memiliki nama dan reputasi yang baik. Sudah pasti toko menjadi referensi utama bagi customer yang ingin membeli Hp atau aksesorisnya. 

Kami para SPG dan SPB hanya tinggal duduk manis, customer sendiri yang datang ke toko. Ketika mereka datang barulah tugas kita mendampingi mereka mencari yang dibutuhkan atau mengarahkan konsumen ke suatu produk yang kita ingin perkenalkan.

Ada kepuasan sendiri ketika konsumen tertarik membeli produk yang kita tawarkan bahkan ketika mendengar pujian customer terhadap pelayanan kita seakan menjadi kepuasan bathin sendiri. 

Saya tidak munafik bahwa ada beberapa customer yang senang dengan cara kita melayani mereka justru memberikan kita uang tip meskipun sempat saya tolak namun mereka bilang ini sebagai bentuk terimakasih karena sudah dilayani. Alhasil saya sering menerima tip dari konsumen sebagai rejeki tidak terduga.

Insentif yang saya terima pun cukup besar. Bahkan bila ditambah dengan gaji pokok yang saya terima tiap bulan, penghasilan saya bisa melebihi UMK sehingga bisa dibilang penghasilan cukup karena waktu itu saya hanya lulusan SMA.

Ingatlah pintu rejeki lain dapat terbuka darimana pun

Ini terjadi dengan salah satu teman saya. Dia merupakan SPG senior di tempat saya bekerja saat itu bahkan bisa dianggap dia adalah salah satu sales terbaik. 

Sebagai sales tentu kita akan bertemu dengan banyak konsumen dengan sifat dan latar belakang ekonomi yang berbeda. Peluang ini memungkinkan kita untuk memiliki teman dan relasi yang luas. 

Suatu ketika senior saya ini mendapatkan tawaran dari konsumen untuk menjdadi sales di toko berlian miliknya. Tentu tawaran ini muncul karena konsumen tersebut ternyata pemilik toko berlian dan suka dengan pelayanan dari senior saya. Akhirnya tawaran tersebut pun diterima oleh senior saya mengingat gaji dan fasilitas yang diberikan lebih baik. Kita ini hanyalah manusia biasa dan tentu harus berpikir serealitis mungkin. Ketika ada tawaran yang lebih menarik, wajar jika kita ingin menerimanya.

Pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran bahwa meski saat ini hanya bisa bekerja sebagai sales tapi tidak menutup kemungkinan akan ada tawran pekerjaan lain yang lebih menjanjikan karena konsumen yang kita layani atau jaringan yang terbentuk selama kita menjadi sales. Jangan kaget jika bertemu dengan seseorang yang dahulu kita tahu dirinya bekerja sebagai sales keliling namun kini bekerja di kantoran sebagai asisten manager karena link yang dimiliki.

Sales atau marketing merupakan posisi dengan jenjang karir yang menurut saya paling baik dan cepat. Ketika saya dulu bekerja sebagai SPB, sebenarnya saya sudah diproyeksikan naik jabatan sebagai team leader karena dulu beberapa kali mendapat predikat sales terbaik bulanan. namun karena saya harus melanjutkan kuliah diluar kota sehingga harus resign. 

Kini pun saya bisa di level manager karena sebelumnya juga memiliki pengalaman sebagai marketing executive. Pengalaman sebagai sales dan marketing menjadi nilai jual saya sehingga perusahaan mempercayakan posisi branch manager kepada saya karena dianggap pengalaman saya dapat membantu peningkatan pengembangan cabang.

Posisi sales dan marketing menurut saya sangat menjanjikan baik dari sisi gaji dan karir. Teman saya yang berprofesi sebagai sales di industri kayu bahkan gaji pokoknya diangka belasan juta dan jika ditambah dengan insentif penjualan sudah tembus diatas 20 juta/bulan. 

Kini ia tinggal di apartemen yang nyaman dan sudah memiliki mobil diusianya yang belum menyentuh 30. Suatu prestasi yang membanggakan.

Di sisi lain dari sisi karir pun seorang sales atau marketing memiliki potensi peningkatan karir yang cepat seperti menjadi sales leader, marketing manager, sales manager, area manager, bahkan bisa menjadi direktur pemasaran. Ini semua tergantung prestasi yang bisa diberikan kepada perusahaan. 

Intinya jangan lagi memandang rendah profesi sales maupu marketing justru kejarlah profesi ini karena begitu banyak manfaat yang didapat dari profesi ini.

Salam hangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun