Cash on Delivery (COD) merupakan sistem pembayaran yang saat ini tengah populer di masyarakat khususnya dalam kegiatan jual-beli. Hal ini dikarenakan pembeli dapat melakukan pembayaran setelah barang yang dibeli/dipesan diterima.
Sistem pembayaran ini memungkinkan pembeli tidak perlu takut ditipu atau barang tidak sampai sesuai yang diinginkan. Seiring waktu istilah COD semakin meluas dimana saat ini istilah COD digunakan untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam suatu tempat dan waktu tertentu sehingga memungkinkan kedua pihak melakukan kesepakatan jual-beli.
Penerapan sistem COD memang diharapkan mengantisipasi resiko seperti penipuan transaksi, barang tidak sesuai, barang tidak diterima hingga resiko lainnya. Kenyataannya penerapan COD juga tidak luput dari resiko kejahatan yang dapat menimpa pembeli, penjual atau bahkan keduanya.
Begitu banyak pemberitaan kejahatan dengan latar belakang sistem COD yang menghiasi media elektronik maupun media online. Untuk itu, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum sobat berencana melakukan COD. Jangan sampai niat hati ingin mendapatkan barang yang diinginkan justru mendatangkan petaka. Apa saja itu?
1. Bijaklah dalam Menentukan Waktu COD
Waktu yang tepat untuk melakukan COD adalah diantara jam 10.00-20.00 waktu setempat. Ini waktu yang baik karena merupakan jam aktivitas sehingga akan ada banyak kegiatan terjadi dalam waktu ini.
Jangalah memilih waktu terlalu pagi atau terlalu malam mengingat semakin sedikit aktivitas terjadi di sekitar kita maka potensi kejahatan dalam COD akan tinggi. Banyak kasus yang terjadi dimana saat penjual dan pembeli sepakat melakukan COD di waktu yang tidak tepat justru menjadi korban dan oknum yang semula memanfaatkan moment COD ini.
Kasus seorang pemuda yang melakukan COD pukul 01.00 dinihari di Mojokerto. Awalnya pemuda ini bermaksud menjual handphonenya dan naas dirinya justru dirampok dan dibunuh oleh oknum yang tidak bertanggungjawab (berita detail klik disini).
Melalui kasus ini kita dapat menarik pelajaran bahwa kita harus bijak dalam menentukan waktu saat melakukan transaksi COD. Waktu yang tepat disini tidak hanya aman bagi kedua pihak namun juga nyaman karena waktu yang disepakati harus sesuai dengan keinginan kedua pihak. Jangan sampai karena hasrat disalah satu pihak untuk janjian di waktu tertentu membuat pihak lain merasa tidak nyaman, terburu-buru atau bahkan membatalkan agenda COD.
2. Jangan Biarkan COD Seorang Diri
Saran ini lebih difokuskan bagi kaum wanita yang ingin melakukan COD dan nekat untuk bertransaksi seorang diri tanpa ada yang mendampingi. Â Bagi kaum pria pun sebaiknya juga perlu didampingi saat melakukan COD karena dapat meningkatkan rasa pengawasan diri.
Fungsi adanya pendamping dalam COD selain untuk memberikan masukan namun mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi. Kasus yang menimpa Mabrur di Kebumen yang bermaksud menjual motor Kawasaki Ninja justru bernasib apes karena motornya dibawa kabur oleh komplotan bermodus pembeli (berita lengkap baca disini).
3. Pilihlah Tempat yang Aman dan Nyaman untuk Transaksi.
Penentuan tempat transaksi sangatlah penting karena umumnya transaksi jual-beli melalui COD akan membutuhkan durasi waktu yang panjang. Biasanya pembeli akan mengecek kondisi dan kualitas barang yang akan dibeli. Pilihlah tempat yang tepat seperti warung kopi, kantin, restoran, tempat kerja ataupun rumah sobat sendiri. Hindari tempat yang sepi, gelap dan terpencil karena resiko yang besar.
Apabila sobat ditawari untuk bertransaksi di tempat yang sepi, gelap dan terpencil maka saran terbaik urungkan niat tersebut. Ajaklah bertemu di area publik karena akan banyak orang yang mengawasi anda dan siap membantu anda jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Hafalkan nomor polisi kendaraan yang digunakan oleh pembeli/penjual atau jika memungkinkan fotolah orang tersebut secara sembunyi-sembunyi. Jikalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sobat memiliki cara untuk melacak atau mencari orang tersebut.
4. Lakukan Share "Live Location" Menghindari Oknum PHP
Mengantisipasi hal tersebut, manfaatkan lah kemajuan teknologi melalui sosial media yang memberikan fasilitas share live location. Melalui cara ini, kedua pihak dapat memantau aktivitas dan sudah sejauh mana pihak lain menuju lokasi yang disepakati. Jangan sampai kita sudah sampai dilokasi ternyata pihak lain justru belum berangkat dari lokasinya.
5. Ingatkan untuk Membawa Uang Sesuai yang Disepakati
Kedua belah pihak sebaiknya saling terbuka dengan sistem pembayaran yang disepakati apakah cash atau transfer. Jika memungkinkan pastikan uang yang dibawa pas sesuai dengan kesepakatan atau setidaknya si penjual telah menyiapkan uang kembalian sebelumnya. Ini penting karena ada beberapa kondisi yang justru merugikan salah satu pihak.
Misalnya, pembeli yang awalnya sepakat membayar langsung ternyata saat sudah dilokasi ternyata beralasan lupa membawa uang cash dan berjanji akan mentransfer setelah barang diterima. Ujung-ujungnya anda tertipu karena setelah barang diterima, uang tidak kunjung ditransfer.
Kasus lainnya, pembeli beralasan ingin mengambil uang di ATM dan barang memang masih dipegang oleh penjual. Ternyata ini adalah modus karena si pembeli merasa kurang tertarik dan butuh alasan untuk meninggalkan anda yang intinya tidak menjadi membeli secara sepihak. Banyak modus yang terjadi karena tidak adanya komunikasi terkait kesepakatan pembayaran.
6. Lakukan Riset terhadap Barang yang akan Dibeli
Tidak sedikit pembeli justru mengalami hal yang tidak mengenakan setelah membeli barang melalui COD. Misalkan ia ingin membeli handphone atau kamera bekas. Ternyata pembeli kurang memahami cara mengecek barang tersebut apakah dalam kondisi baik atau rusak. Alhasil ketika transaksi selesai dilakukan, sobat baru menyadari ada sesuatu yang bermasalah dengan barang yang anda beli. Siapa yang patut dipersalahkan? Apakah penjual yang tidak jujur saat menawarkan barang?Â
Motivasi penjual adalah bagaimana agar barang ini terjual secepat mungkin. Sobat sendirilah yang harusnya melakukan pengecekan atau setidaknya riset awal bagaimana barang tersebut beroperasi. Jika sobat memang tidak paham, lakukan riset dengan membaca atau melihat petunjuk di Youtube cara mengecek barang second yang baik atau paham mana barang asli atau palsu.
Cara termudah adalah mengajak seseorang yang paham betul tentang cara pengecekan barang untuk membantu anda. Saran saya jadilah pembeli yang pintar jangan mudah teriming-imingi harga murah.
7. Pahami Karakter Pembeli/Penjual
Jika sobat bertemu dengan seseorang penjual yang memiliki karakter yang terkesan terburu-buru saat menjual barang bahkan tidak memberikan peluang sobat untuk melakukan pengecekan barang secara detail. Biasanya muncul ucapan, Duh saya buru-buru, Ceknya nanti saja saat dirumah | Barang ini No Minus, percaya deh sama saya | Wah baterainya habis, ga bisa dicek sekarang |
Ketika  sobat berada disituasi seperti itu, lebih baik atur kembali jadwal transaksi atau menunggu barang tersebut bisa dioperasionalkan. Resiko terberat adalah penjual berusaha menutupi kekurangan dari barang tersebut dan berharap pembeli tidak menyadarinya. Kerugian terbesar adalah terjadi dari sisi pembeli.
Masih banyak cara untuk mengantipasi kejahatan/kecurangan yang terjadi selama proses COD. Bagi sobat pembaca yang memiliki pengalaman atau saran tambahan dapat menyampaikan melalui komentar dibawah. Sedikit informasi dari kita mungkin berharga bagi banyak orang. Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H