Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pinjaman Online, Lingkaran Setan Penebar Aib, Patutkah Dipersalahkan?

13 Desember 2018   19:12 Diperbarui: 13 Desember 2018   19:31 3062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu Promo Aplikasi Pinjaman Online. Sumber ktabank.com

Ilustrasi Pinjaman. Sumber koperasimapan.com
Ilustrasi Pinjaman. Sumber koperasimapan.com
Analisa tingkat bunga yang dibebankan, peminjam begitu teriming-imingi nilai pinjaman fantastis yang ditawarkan Pinjol tanpa melihat tingkat bunga yang dibebankan. Saat saya bertanya pada seseorang kenapa mau pinjam di aplikasi Pinjol, jawaban kapan lagi bisa dapat pinjaman uang nominal jutaan dalam hitungan 1 hari. Terdengar wow memang, saat ini pinjam uang hanya cukup beberapa syarat, survey via telepon dan hitungan jam atau hari sudah bisa di-approve dan dicairkan. Bahkan ada iklan promosi Pinjol yang cukup verifikasi data hitungan menit langsung bisa diapprove dan dicairkan di bank. Tingkat bunga rata-rata Pinjol dikisaran 20-30 persen bahkan ada denda harian mulai dari Rp. 10.000/hari atau bahkan hitungan persen dari jumlah pinjaman. Suku bunga ini tergolong fantastis dan bahkan masuk dalam kategori suku bunga rentenir karena umumnya suku bunga yang diberlakukan di bank umum di Indonesia tidak melebihi 15 persen. 

Analisa finansial diri. Tingginya kasus si peminjam yang tidak mampu membayar karena mereka tidak melakukan analisa finansial diri. Artinya apakah cicilan tersebut mampu dibayar oleh dirinya untuk jangka waktu yang disepakati. Jujur tanpa mengurangi rasa empati saya tapi saya terbawa emosi dengan sikap beberapa orang yang meminjam pinjaman online melebihi kemampuan finansialnya. Contoh : Ibu Rumah Tangga (IRT) umumnya mengandalkan pemasukkan dari pendapatan suami (kesampingkan dulu kasus IRT yang memiliki usaha sampingan, kontrakan ada dimana-mana atau punya warisan dari orang tua karena konteks ini IRT pada umumnya). Artinya pemasukkan utama dari 1 pintu yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, keperluan anak serta pembayaran tagihan rutin. 

Ketika IRT mengandalkan pendapatan gaji suami yang besarnya tidak jauh berbeda dengan UMK maka ini akan menjadi bumerang sendiri. Contoh kasus Ibu Tuti memiliki suami berpenghasilan 3 juta. Beliau ternyata meminjam uang sebesar 5 juta di aplikasi Pinjol dengan masa pinjaman 6 bulan dan bunga 20 persen. Otomatis Ibu Tuti harus menyisihkan 1 juta setiap bulan untuk membayar tagihan tersebut padahal dirinya harus membayar sewa kontrak bulanan dan memiliki anak yang masih bersekolah. Sepertiga gaji suami justru digunakan untuk membayar tagihan. Ini namanya mencekik leher secara perlahan karena secara kemampuan finansial sudah tergolong memberatkan.

Analisa Resiko. Peminjam cenderung mengesampingkan hal ini saat awal proses peminjaman padahal resiko yang ditimbulkan dari proses pinjaman tersebut justru banyak dan akan menjadi bumerang yang mematikan bagi si peminjam. Kesalahan terbesar adalah ketika menginstal aplikasi dan mulai mengaktifkannya. Rata-rata peminjam perlu memasukkan data diri berupa slip, ktp, foto diri memegang ktp dan yang fatal adalah memberikan ijin bagi pengembang untuk mengakses data diri di smartphone.  Mengapa saya sampaikan ini menjadi bumerang yang mematikan. Ada 3 alasannya :

  1. Kemudahan akses data di Smartphone memungkin pengembang mengetahui kontak telepon, siapa yang sering peminjam hubungi hingga mengetahui galeri foto/video pribadi anda. Ketika peminjam tidak mampu melakukan pembayaran tepat waktu maka debt collector akan menggunakan data tersebut untuk menekan secara psikologis dan menyebarkan "aib" bahwa anda memiliki hutang yang tidak dibayarkan. Saya sempat membaca kisah di Kask*s (forum komunitas maya terbesar di Indonesia), debt collector tidak segan menghubungi semua orang terkait piutan anda ke semua salinan kontak telepon. Debt Collector bahkan merayu pihak pihak yang ada di kontak seperti keluarga besar, saudara, teman, hingga atasan anda bekerja untuk menginfokan namun bila lebih ekstrem meminta menagihkan atau yang paling ekstrem meminta untuk membayarkan tagihan piutang si peminjam. Resiko, secara sosial nama anda akan dicap tidak baik oleh orang yang mendapat dampak dari debt collector.
  2. Data Anda Digunakan Untuk Kepentingan Lain. Kini muncul kasus dimana data yang anda gunakan untuk meminjam di aplikasi Pinjol A maka ternyata data diri anda digunakan oleh Pinjol A untuk diajukan pinjaman ke Pinjol B dan seterusnya. Resiko yang terjadi adalah jika data anda digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab justru mereka akan mendapat keuntungan lebih besar dibanding anda. Kemungkinan terburuk adalah anda mengajukan pinjaman hanya di Aplikasi Pinjol A ternyata ada oknum memanfaatkan data anda untuk pinjaman di Pinjol B, C, D dan seterusnya dengan nominal yang jauh lebih besar. Bersiapkan anda akan dikejar debt collector tidak hanya dari 1 pengembang namun juga dari pengembang lainnya.
  3. Anda hobi menyimpan foto atau video yang sensitif dan bahkan hanya untuk kepentingan pribadi. Jangan kaget jika berkas pribadi yang anda berusaha simpan dengan nama folder beraneka rupa dan nama justru bisa diketahui oleh pihak pengembang Pinjol dan menjadikan itu sebagai senjata untuk menekan anda secara psikis.

Alasan dasar mengapa saya justru menyalahkan pihak peminjam dibandingkan pihak lain karena banyak kasus yang saya temui justru menggunakan Pinjol untuk memenuhi kebutuhan konsumtif dan gaya hidup. Apa reaksi pembaca jika memiliki teman atau kenalan yang menggunakan Pinjol untuk membeli handphone baru, sepeda motor baru, biaya malam minggu, untuk membeli barang yang tidak terlalu perlu. Saya justru kesal dan emosi sendiri karena ternyata uang digunakan bukan untuk kepentingan yang urgensi tinggi.

Baru-baru ini viral kisah seorang IRT yang semula meminjam uang ratusan ribu untuk modal usaha justru membengkak menjadi puluhan juta dan ternyata sudah berhutang lebih dari 10 aplikasi Pinjol. Tanpa mengurangi rasa empati pada kisah ibu itu tapi saya menilai ibu itu nekat mengulang kesalahan sama ketika tidak mampu membayar cicilan. Ketika ada pepatah Kancil tidak akan jatuh pada lubang yang sama, ku sampai tidak bisa berkomentar jika sampai terlilit di lebih dari 10 aplikasi Pinjol dan hutangnya berlipat setiap hari.

# Si Pengembang Aplikasi Pinjol Memiliki Adil Kesalahan 15 Persen

Wow, mengapa kecil sekali penilaian saya terhadap peran si pengembang aplikasi Pinjol dalam kasus ini. Saya menilai bahwa aplikasi Pinjol diciptakan sebagai bentuk karya dari sebuah ide serta gagasan yang tertuang dalam bentuk aplikasi berbasis online. Hal ini sudah tertuang jelas dalam UUD Pasal 28C poin 1 (Ayo buka lagi buku undang-undangnya ) serta adanya hak untuk berkarya, berkumpul dan berpendapat yang menjadi Hak Asasi Manusia (HAM).  Sebagai bagian dari sebuah karya maka aplikasi Pinjol tidak ada bedanya dengan aplikasi yang dihasilkan saat ini seperti Sosial Media (Sosmed), Ojek Online, permainan dsb.

Tantangan justru berasal dari sosok pribadi seseorang tersebut. Sebagus apapun aplikasi serta promosi yang begitu masif jikalau seorang pribadi mau berpikir sejenak tentang plus minum aplikasi tersebut serta melihat potensi resiko yang ditimbulkan tentu aplikasi sepi peminat. Contoh sederhana, saat ini banyak perbankan serta asuransi yang menawarkan produk kartu kredit ataupun asuransi kepada masyarakat. Begitu besar budget yang dikeluarkan untuk promosi serta kerasnya usaha marketing dalam memaparkan manfaat produk yang ditawarkan bahkan hingga berbusa-busa justru banyak masyarakat yang memberikan tanggapan, "maaf saya belum butuh" ketika ditawarkan. Ini membuktikan bahwa hitungan untung rugi masih digunakan ditengah masyarakat. Mengapa ketika ditawarkan pinjaman melalui Pinjol justru begitu bersemangat. Bahkan ketika satu aplikasi telah di-approve hasrat untuk mengajukan di Pinjol lainnya pun dilakukan. 

Sifat dasar manusia yaitu Hasrat tidak pernah puas. Bila dipikirkan justru kartu kredit lebih baik dibandingkan Pinjol karena ada promo cicilan bunga 0 persen, ada promo cashback hingga hadiah yang dapat ditukarkan dengan poin yang terkumpul atau asuransi yang menawarkan sistem investasi jangka panjang tapi kurang diminati masyarakat. Inilah alasan mengapa bagi saya, aplikasi Pinjol memiliki adil kesalahan yang kecil karena ia hanyalah produk yang diciptakan sebagai bentuk karya.

Ilustrasi Belenggu Hutang. Sumber kabarmakkah.com
Ilustrasi Belenggu Hutang. Sumber kabarmakkah.com
# Pemerintah memiliki Adil Kesalahan 35 Persen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun