Mohon tunggu...
INDRA LESMANA
INDRA LESMANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

| Government science Student | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik | Bem Fisipol Dinas keagamaan 23/24 | Komap divisi DKI 23/25 | penulis |

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Musibah Terbesar Kita adalah ketika merasa lebih baik dari orang lain

4 Desember 2024   09:15 Diperbarui: 4 Desember 2024   10:36 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian." (HR. Muslim no. 2142). Hadist tersebut sudah menjelaskan bahwa merasa lebih baik dari orang lain bukanlah hal yang baik, bahkan sifat seperti ini salah satu bentuk kesombongan ataupun keangkuhan yang tidak disukai oleh Allah SWT dan bisa membawa diri kita ke lobang kehancuran di akhirat.

Hadist di atas sudah banyak membuktikan di zaman sekarang orang orang yang mempunyai sifat sombong atau merasa lebih baik dari orang lain, terlebih lagi Ketika orang tersebut mempunyai jabatan atau dekat dengan jabatan. Salah satu kejadian yang baru ini terjadi adalah seorang Ulama atau yang biasa di panggil dengan GUZ, Dimana omongan atau kata kata kasar yang dilontarkan untuk penjual es teh di acara pengajian tersebut adalah hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh tokoh ulama. Sikap yang di perlihatkan oleh GUZ Miftah adalah salah satu bentuk nyata alasan Allah menurunkan hadist tersebut.

tidaklah etis seorang ULAMA dan juga yang biasa di sebut (GUZ) merendahkan orang yang berjualan es teh demi keberlangsungan hidupnya, terlebih lagi melontarkan kata Go***k yang seharusnya tidak pantas keluar dari mulut seorang tokoh ulama, dan lebih mirisnya prara tokoh ulama yang ada diatas panggung pun ikut tertawa

Ucapan yang dilontarkan ini didengar oleh ribuan orang yang hadir di acara pengajian. Ketika orang-orang yang ingin hadir ke pengajian tersebut dengan niat untuk mendapatkan ilmu atau pemahaman baru tetapi yang di dapatkan adalah hal yang tidak wajar seperti kejadian Guz Miftah adalah hal yang memungkinkan untuk para hadirin mencontoh atau melakukan hal tersebut Ketika mereka keluar dari acara pengajian ini, kenapa seperti itu? Karena dominan orang-orang yang ada di Indonesia akan melakukan Ketika melihat panutan atau idola mereka melakukan hal-hal yang belum pernah ia lakukan, dan hal yang dilakukan oleh Guz Miftah baru baru ini ketika dinormalisasikan maka umat muslim di zaman sekarang sangatlah terancam.

Itulah betapa pentingnya Adab dahulu baru Ilmu, Ketika kita mempunyai ilmu yang begitu banyak tetapi tidak di didampingi oleh adab maka ilmu tersebut yang akan membawa kita ke lubang kehancuran. Didalam agama sendiri, adab merupakan bagian dari akhlak mulia yang menjadi landasan moral dalam bentuk karakter seseorang. Ketika tidak memakai adab atau tidak mempunyai adab, gimana cara untuk membentuk karater sesorang dengan baik yang berakhlak mulia.

Prilaku ataupun sikap yang dilakukan oleh Guz Miftah ini sangat tidak layak untuk ditiru, Dimana agama islam sendiri melarang kita untuk melakukan hal seperti ini. Allah SWT tidak pernah memandang sesorang dari fisik maupun pekerjan, dia maha melihat lagi maha adil. Sepertinya Guz Miftah sebegitu yakin bahwa Allah SWT lebih melirik Guz dibandingkan bapak-bapak jualan es teh yang Guz Hina di acara pengajian, apakah iya Guz sebegitu yakin bahwa Allah SWT lebih melirik orang jualan agama dibandingkan orang jualan es teh?, Wallahualam Bissawab. Hal seperti ini dijelaskan juga oleh hadist:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ». رواه مسلم

Artinya: Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Ia melihat hati dan amal kalian". HR. Muslim.

Dengan adanya hadist diatas kita tidak bisa begitu yakin bahwa kita lebih baik dari orang lain di hadapan Allah SWT, karena baik buruknya kita hanya bisa dinilai oleh Allah SWT itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun