Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Poros New Normal Pilgub Sumbar

4 Agustus 2020   05:00 Diperbarui: 4 Agustus 2020   05:29 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasrul Abit lahir di Air Haji, Pesisir Selatan, 24 Desember 1954, adalah sarjana Universitas Lampung. Ali Mukhni, kelahiran Kampung Pauah, Padang Pariaman, 16 September 1956, adalah sarjana Universitas Negeri Padang.

Indra Catri, kelahiran Bukittinggi 4 April 1961, adalah sarjana Institut Teknologi Bandung. Mulyadi, kelahiran Bukittinggi 13 Maret 1963, adalah sarjana Universitas Trisakti.

Mahyeldi Ansharullah yang menjadi salah satu yang diperkirakan dapat tiket, kelahiran Bukittinggi, 25 Desember 1966, adalah sarjana Universitas Andalas.

Dalam "teori berdasarkan pengalaman" yang penulis dapatkan, pertarungan dalam perebutan kursi gubernur dan wakil gubernur pada dasarnya adalah perebutan pengaruh antara dua perguruan tinggi negeri yang berada di provinsi tersebut. Yakni antara kampus keilmuan versus kampus keguruan. Sementara untuk pemilihan bupati atau walikota, perebutan pengaruh terjadi antara alumni SMA 1 versus SMA 2.

Untuk kasus Sumbar, persaingan kursi Pilgub tenjadi antara Universitas Andalas versus Universitas Negeri Padang. Jadi, mohon maaf, jika dari yang sudah mendapatkan tiket, baru Ali Mukhni yang punya "partai" pendukung yang kuat, yakni jejaring alumni Universitas Negeri Padang plus Piaman Laweh. Sehingga, jika Mahyeldi jadi maju, pertempuran sengit bakal terjadi lagi antara "partai" Unand versus "partai" UNP. Namun di tempat silang nan bapangka, karajo nan bapokok, Mahyeldi bersihoyak dengan Indra Catri dan Mulyadi yang sama-sama asal Bukittinggi.

Di luar Mahyeldi, terdapat nama Fakhrizal yang kelahiran Bukittinggi, 26 April 1963. Walau tidak berhasil memenuhi syarat calon perseorangan, Fakhrizal merupakan calon unggulan yang bisa masuk dalam koalisi PKS. Tapi ada persoalan mendasar, Mahyeldi dan Fakhrizal sama-sama rang Bukik, koto rang Agam, sebagaimana juga Mulyadi dan Indra Catri. Dalam rentang usia, ceruk pemilih yang diwakili juga kecil. Fakhrizal masuk generasi baby boomers dan Mahyeldi yang lahir tahun 1966 berada dalam generasi X.

Pilihan yang tersedia bagi Fakhrizal adalah ber-tungkus lumus dengan koalisi Golkar-Nasdem-PKB. Koalisi kuning-biru-hijau ini menjadi terminal terakhir bagi Fakhrizal untuk ikut atau tidak. To be or not to be.

Di luar nama Fakhrizal, penulis hanya punya dua nama, yakni Suherman TRD (34 tahun) dan Faldo Maldini (30 tahun). Suherman dan Faldo bisa menjadi pilihan calon wakil gubernur bagi Fakhrizal. Angin politik membawa keberpihakan kepada Suherman dan Faldo. Mereka berdua adalah wajah generasi milenial alias lahir tahun 1981-1994, berkucindan dengan internet. Bukan karena saya kenal keduanya dengan baik, tapi googling saja.

Suherman dan Faldo paling banyak muncul di media sosial, dibandingkan dengan nama-nama lain. Selain itu, pilkada raya 2020 adalah pilkada yang 100% menerapkan protokol COVID 19. Keseluruhan proses dan tahapan berlangsung di media, baik media cetak, elektronik, hingga online. Sama sekali tidak ada pengerahan massa semacam kampanye terbuka berhiaskan dangdut.

Diluar Faldo dan Suherman? Jangan lupa, Pilgub Sumbar penuh dengan kejutan. Dalam bayangan imajinatif saya, terdapat "kejadian" ajaib ini, yakni Fakhrizal berpasangan dengan Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Sutan Riska adalah Bupati Dharmasraya kelahiran Solok, 21 Mei 1989. Masih 31 tahun. Pun berada dalam Generasi Milenial. PDI Perjuangan dan PPP bisa jadi bergabung. Lima partai politik nasional yang pada tahun lalu berada di satu kubu.

Dimana Genius Umar (48)? Tentu bisa tetap mendampingi Fakhrizal, apabila Suherman dan Faldo "dilewati". Cuma, saya pribadi lebih berharap sahabat sebangku saya, Genius, melanjutkan kerja keras guna membangun water front city Pariaman. Tapi, kalau memang jodoh, bisa juga Genius adalah paket yang dikawal koalisi kuning-biru-hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun