Pas pemilu 2014, penulis masih rajin masuk kampung keluar kampung, sehabis kalah dan tidak dipecat Mahkamah Partai Golkar akibat maju pilwako Pariaman dari jalur perseorangan. Penulis ikut menghadiri sejumlah kampanye akbar pemilu legislatif, tentu bersama pasukan tempur yang terlatih. Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman naik dari sisi perolehan suara dan kursi, dibanding pemilu 2009.
Tahun 2019 kemaren?
Penulis sepenuhnya absen pulang ke ranah. Hanya sempat pulang kampung untuk merayakan aqiqah keponakan yang "sarat politisi". Kesibukan membentuk jejaring Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara di seluruh Indonesia dalam prototipe Sang Gerilyawan Jokowi, telah menyita waktu penulis sejak 27 Juli 2018. Itupun atas seizin dan sepengetahuan Airlangga Hartarto, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, HR Agung Laksono, serta sahabat karib Duta Besar RI di Kyiev, Ukranina, Prof Dr Yuddy Chrisnandi.
Tak disangka, tak dinyana. Setelah akhir tahun lalu sempat sibuk mencangkul enam buah kolam ikan dan menebang kayu-kayu yang menghutani kebun milih keluarga sejak tamat SMA 2 Pariaman, dikarantina oleh Covid 19, kini satu tugas diberikan kepada penulis: memenangkan (kembali) Partai Golkar di Sumatera Barat dalam pemilu 2024.Â
Tugas yang maha dahsyat beratnya. Rintisan menjadi pebisnis belum kesampaian. Tentu dengan protap yang ketat. Tak lagi sebagai gerilyawan the lone ranger ketika usia menapak 40 tahun. Lebih ke tugas Purna Karya Gerilyawan, sebut saja begitu. Tidak lagi bersenjata bambu runcing.
Darimana memulai?
Tentu ada. Tunggu saja....
Jakarta, 10 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H