Budi Adi Putro dan Arie Putra, sosok di balik podcast Total Politik, menarik perhatian publik berkat diskusi politiknya yang cerdas dan tajam. Budi memiliki pengetahuan mendalam tentang tokoh-tokoh politik era Orde Baru, yang membuatnya fasih berbicara dengan narasumber senior. Di sisi lain, Arie dikenal dengan kemampuan analisis sosiologi politiknya, yang setara dengan para pakar. Publik kini mulai mengenalnya sebagai seorang sosiolog yang mampu mengulas persoalan sosial-politik secara akademis.
Keberhasilan Total Politik dalam membahas isu-isu politik secara santai dan menghibur telah menginspirasi podcast lain. Tokoh-tokoh seperti Zulfan Lindan dan Qodari, misalnya, mulai membuat konten serupa, menunjukkan daya tarik format diskusi yang jujur dan mendalam bagi kaum milenial yang ingin mengetahui seluk-beluk kekuasaan.
Budi juga dikenal karena hafal di luar kepala sejarah politik Orde Baru, yang memudahkannya berinteraksi dengan narasumber senior. Hal ini membuat obrolannya dengan mereka menjadi menarik karena Budi bisa membandingkan pengalaman lama dengan kondisi politik sekarang.
Di sisi lain, Arie memiliki pendekatan sosiologis yang khas dalam membahas politik. Ia sering mengaitkan teori sosiologi dengan situasi politik masa kini, menambah nilai lebih pada podcast mereka. Blunder terkait pendapatnya soal Asian values sempat menjadi sorotan publik, namun hal ini justru membuat Arie makin dikenal dan lebih sering diundang untuk berbicara soal pandangannya.
Budi dan Arie juga punya latar belakang berbeda yang memperkaya pandangan mereka. Budi pernah terlibat dalam peliputan politik saat Jokowi mencalonkan diri sebagai gubernur, memberi Budi akses langsung ke lingkaran politik. Arie sendiri memiliki pengalaman bekerja dengan Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo, yang dianggap berhasil menjalankan berbagai inovasi pelayanan publik. Kedekatan mereka dengan tokoh-tokoh politik menambah wawasan dan memungkinkan mereka untuk mendalami seluk-beluk kekuasaan.
Namun, kedekatan mereka dengan lingkar kekuasaan kerap memunculkan pertanyaan tentang independensi Total Politik. Beberapa pihak bahkan menduga ada pengaruh tokoh-tokoh senior seperti Yusuf Wanandi di balik sikap politik mereka. Meski begitu, Budi dan Arie tetap menunjukkan pandangan yang kuat dan independen, walau memilih "berteduh" dalam kedekatan kekuasaan untuk sementara.
Budi dan Arie juga memiliki gaya yang berbeda dalam menyampaikan pandangan politik mereka. Budi dikenal dengan caranya yang akomodatif, berusaha mengakomodasi berbagai sudut pandang, menjadikannya cocok sebagai sosok yang melayani kekuasaan. Sebaliknya, Arie selalu bersemangat dan meluap-luap dengan ide-idenya, yang kadang membuat mereka terlihat kontras namun juga memperkuat dinamika Total Politik.
Sebagai generasi milenial, mereka memiliki peluang besar untuk terjun lebih dalam ke politik di masa depan, bahkan mungkin lebih besar dari beberapa tokoh seperti Gibran Rakabuming, Putri Tanjung, Faldo Maldini, Edhie Baskoro Yudhoyono, Tsamara Amany, Prananda Surya Paloh, dan Ahmad Sahroni. Mengingat wawasan dan jaringan yang mereka miliki, Budi dan Arie berpotensi menjadi pemimpin politik serius di masa depan. Tak heran jika suatu hari mereka muncul sebagai anggota DPR atau bahkan calon kepala daerah.
Pada akhirnya, apakah mereka akan menjadi bagian dari kekuasaan atau justru membawa perubahan besar, hanya waktu yang akan menjawab. Yang jelas, jika mereka tidak maju ke dunia politik, mungkin mereka akan membuka kelas "Belajar Membuat Podcast Politik".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H